"Kubilang berhenti menangis.. sudahlah rosa. Air matamu tidak akan bisa mengembalikan selaput daramu." Ucap Joel kesal.
Merasa lebih dekat dengan Rosa, Joel memutuskan menggunakan "aku dan kamu."
Dari subuh tadi ia berusaha membujuk rosa dengan berbagai cara. mulai dari kata dan tindakan yang manis tapi tidak mempan. Joel juga memberinya sedikit gertakan tapi rosa masih diam juga dan terus menangis. Hari sudah pukul 9 pagi. Joel bahkan sudah selesai sarapan dan mandi pagi. Ia merasa sangat fit dan segar, tidurnya juga sangat nyenyak. Harusnya Rosa juga seperti itu. Tahukah dia berapa banyak wanita yang mengantri untuk menghangatkan ranjang Joel Romeo Hadiprana sang Tuan Muda tampan dan kaya raya. Ia merupakan pewaris tunggal keluarga Hadiprana. Cucu laki-laki dan satu-satunya kebanggaan keluarga Hadiprana yang merupakan konglomerat ternama.
"Kenapa baru sekarang kamu menangis. Semalam kamu menyerahkan dirimu dengan sukarela bahkan meminta tambahan beberapa ronde dan kita-
"Stop!" Rosa menutup telinganya tak mau dengar. Itu betul. Samar-samar ia ingat bagaimana dia menggoda Tuan Muda Hadiprana itu.
Tolong remas saya..
mau lebih..
Masuki aku joe..
Ya Rosa mengingatnya dengan jelas. Alkohol sialan itu sepertinya membuat ia tak bisa mengendalikan diri. Ia selalu menolak minuman keras karena tau ia tidak bisa mabuk. Harusnya ia tidak meminum satu gelas sampai tandas. Sekarang ia hanya bisa meratapi nasibnya kehilangan mahkota yang dijaganya selama bertahun-tahun hanya dalam satu malam.
"Kamu harus sarapan. Ingat nanti malam kita ada acara penting." Joel kembali menghampiri Rosa dan duduk di tepi ranjang.
"Saya tidak mau pergi." Rosa kembali mengucapkan kalimat formal, seakan lupa bahwa semalam mereka saling memanggil aku dan kamu.
"Kamu disini untuk bekerja. Aku tidak bisa menghadiri acara tersebut tanpa sekretarisku."
Bagi Joel Rosa bukan hanya sekretaris biasa tapi juga tangan kanannya. Tidak hanya cekatan rosa juga mengerti seluk beluk dunia bisnis meski belum menyelesaikan pendidikan S1 nya lewat kuliah online.
Rosa selalu mencari tau latar belakang, kelemahan dan kelebihan dari setiap rekan bisnis atau saingan dari perusahaan milik Joel. Ia tidak hanya mendampingi tapi juga seringkali memperingati Joel tentang orang-orang yang mereka temui. Bagi Joel, pergi ke acara bisnis menemui orang-orang penting tanpa Rosa ibarat jendral yang pergi ke medan perang hanya dengan membawa senjata tanpa strategi.
"Jangan menangis lagi. Aku akan menuruti semua keinginanmu. Akan aku penuhi apa yang kamu minta." Bujuk Joel.
Ia pikir tak apa melunak pada Rosa. Rosa adalah SDM handal anggap saja ia sedang berinvestasi.
"Aku minta-
Belum selesai berbicara. Ponsel di tangan Joel berbunyi. Ia segera mengangkat panggilan dari kontaknya yang bernama Lovely Wony.
"Halo my dear.. Ah ya. Mas sekarang masih di Thailand, mau oleh-oleh apa?"
"No. Gak ngerepotin sama sekali, anything for my princess." Joel mengeluarkan ekspresi gemas mendengar suara Wony meski mereka tak bertatap muka.
"Baik.. Mas bakal pilih kain sutra terbaik, iya harus disulam gajah Thailand kan? alright.. i know.. i know.." Joel menutup teleponnya setelah tersenyum lebar.
"Sebelum pulang nanti, ingatkan aku untuk mencari oleh-oleh untuk Wony." Ucap Joel dengan nada seperti biasanya. Ia bahkan lupa dengan permintaan Rosa yang belum sempat terucap tadi.
Rosa menggigit bibirnya getir. Jangankan untuk bertanggung jawab. Joel bahkan tidak meminta maaf dan tanpa sungkan menelpon wanitanya tepat dihadapan gadis yang semalam ia tiduri. Masalahnya Rosa adalah gadis baik-baik. Dia bukan wanita panggilan. Apakah Joel lupa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lust and Love
ФанфикNamaku Rosaline. Sama seperti tokoh yang ditulis oleh William Shakespeare, mungkin aku tidak ditakdirkan untukmu. Rosaline adalah tokoh figuran yang terlupakan bahkan namanya nyaris tak pernah disebut sebagai cinta pertama Romeo, karena seluruh duni...