"what's!?", tanyaku agak panik karena wajah sahabatku ini kurang dikondisikan.
Haikal tertawa kecil, "keluyuran yok raa", ucapnya sambil menaik-turunkan kedua alisnya omes."kemana?, nggak ah, bunda ngasih izin ke Ara cuma sampai Maghrib", jawabku mengelak dan selanjutnya minta diantar pulang,
"ikal keringatan banyak, pasti badannya bau... ayok pulang dan buruan mandi sana","siapa bilang?", Haikal membulatkan matanya, "halahh.. biasanya ikal keringetan juga ara betah-betah saja nempel sama ikal seharian?",
Aku terdiam skakmatt,
benar juga sih tapi kan...Kubalas tatapan pemuda itu sama bulatnya dan memajukan bibirku, "akh... pokoknya nggak, nanti bundanya ara marah lagi, terus~",
Disaat yang sama Haikal tampak berbalik membelakangi ku, ah?, apa yang sedang dia lakukan?, aku pun terdiam tak jadi melanjutkan ucapanku sebelumnya.
Tuuuttt~~~ Tuuuuttt~~
...
"...?, halo?, bunda?","Iya haikal?, ada apa?",
Suara bunda terdengar jelas, ternyata pemuda itu tengah menghubungi bundaku.WTF!?, batinku terkejut dan langsung melangkah mendekat kearah haikal.
Haikal tertawa kecil saat melirikku yang sedang berwajah cemberut, "ikal mau izin ngajak main ara... nggak sampai malam banget kok bunda, Ara jangan dimarahin ya?",
"oh... iya, boleh", jawab bunda kemudian. Haikal mendorong tubuhku pelan dengan cepat sebelum aku membuka mulut mendekat kearah ponsel ditangannya, "kalau begitu, sudah ya bunda, Hee~ papay, salam terimakasih dari Ara katanya atas kebaikan hati bunda sudah mau mengizinkan",
Diujung percakapan haikal segera mengucapkan salam karena terburu-buru sebelum aku berhasil mengambil ponselnya.Dan panggilan telefon pun resmi berhenti sebelum aku berhasil meraih ponsel hitam haikal. Pemuda itu menoleh kearahku penuh dengan senyum kemenangan.
"tuh, ikal udah ngizinin ke bunda, so... tenang aja ara nggak akan dimarahin", ia menjulurkan lidahnya kearahku.
"yok berangkat, ara dah nggak bisa nolak lagi sekarang", Ucap Mr. paimen sembari mengeluarkan sebuah helm lagi dari dalam jok motornya lantas memakaikannya ke kepalaku.Hmm.. sudah kuduga kalau dia memang sudah merencanakan makar ini kepadaku sebelumnya...
"kita mau kemana?", tanyaku saat kami sudah siap dan menaiki motor gelap milik pemuda itu.
Haikal tampak masih fokus dengan jalanan di depannya, binar mataku masih belum lepas dari pantulan kaca spion mengamatinya hingga pemuda itu mau memberikan apa jawabannya.Namun hingga motor yang kami tumpangi berbelok ke jalan raya besar pun haikal belum memperlihatkan tanda-tanda bahwa ia akan membuka mulutnya.
Beberapa menit berlalu sudah dan sampai sejauh ini kecepatan motor pemuda itu masih dalam radar amanku."serius amat merhatiinnya?, ikal jadi grogi nih kalau terus menerus ara tatap intens seperti itu...", ucap haikal tiba-tiba dan menatapku balik dari kaca spion.
"!?, ah... anu~", aku langsung memejamkan mata mendapati tatapan mata kami saling beradu sebelumnya, "ha~ habis ikal ditungguin jawabannya nggak ngomong ngomong..!", jawabku cepat.
"jawaban apa?", tanya pemuda itu datar.
"mau kemana?", ucapku mengulangi pertanyaan sebelumnya.
Haikal melirik kearah timer lampu lalu lintas yang beberapa detik lagi akan berubah warna, ia pun menarik kecepatan sepeda motornya sebelum lampu berubah.
"kemana ya?, coba ara tebak...", ucapnya khas peserta tebak-tebakan dan aku sudah malas kalau sudah begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Ghost
HumorKetika sahabatmu terlalu laknat dan minta dibunuh.. .. Merupakan cerita kehidupan harian seorang gadis biasa bernama zeara, murid SMA yang memiliki seorang sahabat bernama haikal. Mereka yang tumbuh bersama dan saling berbagi suka duka. Kada...