Calvin x Kinan
Vote sebelum membaca.
💓💓
.
.
.Happy Reading🥰
Rennata terlihat sedang menunggu seseorang di salah satu restauran bintang di pusat ibu kota, wanita paruh baya itu menyeringai puas dengan benda yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.
Tidak menunggu lama hingga seseorang yang wanita yang ia tunggu itu datang, seorang gadis cantik dengan tatapan sombong telah berjalan dengan anggun menuju ke arah Rennata.
"Chintya, aku tidak pernah berfikir jika kau setuju dengan apa yang sedang aku tawarkan padamu!"
Gadis itu mencebik bibir, "apa yang Tante inginkan dariku? aku lelah Calvin selalu mengabaikanku!" eluhnya, "Calvin tidak akan pernah melihatku Tan, aku tidak mau lagi!" Lanjutnya kemudian.
Wanita paruh baya itu tertawa mendengar ocehan gadis muda dihadapannya, Rennata sebenarnya juga jengah dengan Chintya, tapi wanita itu membutuhkan bantuan gadis bodoh dihadapannya untuk menjatuhkan sang ponakan.
Rennata ingin menghancurkan Calvin lewat gadis itu,
sebuah benda berbungkus plastik kecil ia ulurkan pada
tangan Chintya membuat gadis itu mengernyit bingung tapi tetap menerimanya."Tan apa ini?" tanya ia penasaran.
"Ada dua pilihan, dan ada dua bungkus yang sudah kuberi tanda!" balas Rennata pelan, "jika kau memilih bungkusan berwarna hitam, kau bisa memberikan itu pada sang pangeran kecil, jika kau memilih bungkusan berwarna kuning-..!" Rennata menjeda sebentar lalu tersenyum begitu licik, "kau akan mendapatkan keponakanku berada di ranjangmu,..!"
Chintya membuka lalu menutup mulutnya tidak percaya, jadi yang dapat gadis itu cerna dan kesimpulannya saat ini adalah jika dirinya memilih bungkusan hitam, sudah dipastikan Rennata memintanya untuk meracuni putra Calvin yang tak lain adalah Adnan. Namun, jika dia memilih bungkusan berwarna kuning, sudah dipastikan dirinya akan mendapatkan Calvin untuk selamanya.
"Tapi ingat Chintya, kau jangan gegabah melakukannya. Aku tak mau ada kesalahan." Tutur Rennata kemudian.
"Tan, tapi ini terlalu beresiko."
"Beri jangka waktu. Buat mereka lengah dulu, jangan dilakukan bila kau belum siap."
Karna sudah frustasi dengan semua penolakan Calvin terhadapnya, Chintya menyetujui. Dia akan melakukannya dengan sangat baik dan itu harus benar-benar di siapkan.
.
.
.Setelah menghabiskan malam panas bersama suaminya, kini Kinan sedang berada di balik meja kerjanya. mengerjakan beberapa berkas yang harus ia tanda tangani. Setelah bekerja sama dengan perusahaan milik suaminya, banyak tawaran kerja sama yang datang silih berganti, Kinan cukup kewalahan karna memang perusahaan yang ia bangun sendiri itu belum memiliki banyak karyawan.
Matanya tetap fokus pada layar komputer di depannya. Sesekali menengok ke samping dimana putra menggemaskannya sedang bermain seorang diri dengan mainan yang ia bawa dari rumah. Sampe ketika suara menggemaskan Adnan menyapa.
"Mama."
Kinan menoleh. "Kenapa sayang? Apa Adnan bosan?" Kinan mengulurkan tangan agar sang pangeran Kecil mendekat.
Adnan menggeleng lucu. "Tidak, Ma. Adnan mengantuk tapi perut Adnan juga bunyi terus." Bibirnya mencebik.
Kinan mengelus lembut kepala putranya, matanya melirik jam yang berada disana. Sudah masuk jam makan siang ternyata. "Maafkan Mama, Sayang." Ujar Kinan merasa bersalah karna mengabaikan putranya. "Pesen aja ya, Adnan mau apa? Mama pesankan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Wife
RomanceSerupa tapi tak sama. Itulah yang di rasakan Calvin sekarang, membuat gila tapi candu di satu waktu yang sama. . . . .