Disisi lain, Sahi sedari tadi sibuk mengurus perlombaan perfoming art di panggung sekolah tanpa mengetahui kejadian yang dialami Kimi.
“Eh sah, istirahat dulu lo sana! Gantian sama gua sini dari tadi belom makan kan lo.” Ucap ellen rekan Osis Sahi.
“Oke len, gantian ya. Jangan lupa nanti abis ini kelas XII IPA 5 suruh siap-siap buat tampil, gue cabut ya.”
“Ok sana istirahat.”
Sahi langsung bergegas menuju ruang Osis, namun diperjalanan ia teringat Kimi membuat mural. Lalu ia mengubah tujuannya menuju ke kelas Kimi. Sesampainya, ia melihat hamburan cat hitam di lantai kelas dan Odi sedang membersihkan cat tersebut dengan teman kelasnya.
“Dimana Kimi?” tanya Sahi menghampiri Odi.
“Udah kak jangan ganggu dia, biarin dia tenang dulu.” Jawab Odi tanpa menghentikan aktivitasnya.
"Tenang dulu? Kenapa? Gua ganggu dia?" Tanya Sahi bingung.
Odi yang sedang membersihkan lantai tiba-tiba menghentikan kegiatannya itu dan berpaling menghadap Sahi dengan kebingungan.
"Loh ka Sahi ga tau?"
"Apa?" Jawab Sahi bingung.
"Coba liat grub angkatan kaka, pasti udah kesebar video Kimi." Ucap Odi dengan kesal mengingat kejadian tadi.
"Video apa si?" Sahi langsung membuka hpnya dan benar saja video Kimi yang dilumuri cat oleh Sari sudah tersebar.
Mata Sahi terbelakbak melihat hal menjijikan yang dilakukan Sari kepada Kimi.
"Kapan kejadian ini?!" Tanya Sahi menekan pada Odi.
"Tadi pas Kimi bikin mural ini. Liat! Muralnya aja belum selesai, dikit lagi. Emang sialan kaka kelas tadi." Ucap Odi kesal.
"Sekarang dimana Kimi, serius." Desak Sahi.
"Tadi dibawa pergi sama itu hm siapa ya dia namanya."
Sahi hendak keluar mencari Kimi namun ditahan Odi.
"Udah kak biarin dia tenang dulu." Ucap Odi.
Kemudian Sahi mengurungkan niatnya menemui Kimi. Lalu dia memiliki tujuan lain, yaitu Sari.
"Yauda gua pergi dulu, makasi ya." Ucap Sahi lalu pergi meninggalkan Odi.
Dengan terburu-buru Sahi menghampiri Sari yang keberadaannya sangat amat ia ketahui yaitu di kantin. Sari memang terbiasa di sana bersama teman-temannya. Dengan mata yang penuh amarah Sahi menghadap Sari.
"Congrats sar." Ucap Sahi.
"Sahi." Jawab Sari dengan senyumnya yang lebar.
"Seumur hidup gue gapernah ngerasa jijik kaya gini ke orang, tapi lo berhasil bikin gue ngerasain itu." Lanjut Sahi.
"Kenapa si sahi kok gitu ngomongnya." Ucap sari.
"Cari pasangan yang setara lo, yang sama-sama menjijikan."
Sari terkejut dengan ucapan Sahi.
"Kenapa? Ga boleh gue ngomong gitu? Trus lo boleh ngomong gitu ke Kimi?" Lanjut Sahi.
Sari bener-benar terdiam karena tidak biasanya Sahi marah dengan apa yang Sari lakukan kepada orang yang mendekati Sahi lainnya.
"Gue peringatin jangan sentuh Kimi!" Kecam Sahi yang lalu pergi meninggalkan Sari yang mematung setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
Teen FictionKimi, gadis cantik yang sampai kini masih mencari kebahagiaan dihidupnya. Hidup di tengah-tengah orang kaya, tak membuat dia terganggu. Sampai lelaki badboy dan lelaki jutek memasuki kehidupan Kimi. Akankah Kimi dapat menemukan kebahagian yang ia c...