22 - Alive

543 42 3
                                    

Dengan perasaan yang masih terpuruk Yudha membersihkan darah yang berada di wajah dan tubuh Reza. Ia membersihkan darah itu perlahan-lahan hingga darah yang sebelumnya menempel menghilang.

Setelah itu Yudha memejamkan mata Reza dengan mengusap pelan wajahnya, dan mata Reza pun tertutup dengan senyuman yang masih melekat di wajahnya.

"Kakak tenang di sana ya?" setelah mengucapkan itu Yudha menutup seluruh tubuh Reza menggunakan kain putih besar yang ia temui di lemari Aluna.

Ia terdiam sebentar dan hati Yudha terasa sangat sakit yang membuat air matanya sedikit tumpah. "Maaf... maafkan aku.." Yudha menyeka air matanya dan bangkit dari duduknya.

Perlahan ia melangkah menuju pintu kamar dan menutupnya. Kayaknya penjagaan di luar ketat banget, gue nggak mungkin bisa keluar dari kamar ini begitu aja.. gue yakin pasti mereka bakal balik ke sini. Batin Yudha.

Dan dulu kalo nggak salah ada jalan pintas menuju basement, jalan pintas itu...

Yudha melangkah menuju rak buku yang besar di kamar ini. Ada di sini.

Kalo nggak salah gue pernah liat kak Aluna narik suatu buku yang membuat rak buku ini terbuka. Di dalamnya terlihat familiar, dan gue yakin itu basement. Yudha mulai mengusap tangannya di rak buku itu.

Gue harus cari.

Perlahan tapi pasti ia menarik hampir seluruh buku yang ada di rak buku itu hingga tersisa sedikit. Tentu saja, ia memakan banyak sekali waktu untuk mencari buku yang membuat rak ini terbuka.

Ugh! Mana sih?! Oh? Ini kah? Soalnya ini buku yang tersisa..

Dengan perasaan was-was ia menarik buku berwarna merah tua itu dan tak terjadi apa-apa.

Yudha menghela nafas berat. Ini nggak berhasil ya?

Beberapa menit berselang Yudha merasakan getaran dari rak buku itu dan rak buku tersebut terbuka lebar hingga ruangan yang gelap gulita terlihat.

"Ke-kebuka?!" gumamnya heran.

"Syukurlah, hm gue harus cari senter atau semacamnya dan buat jaga-jaga gue bawa senjata aja kali ya?" Yudha pun menelusuri kamar dan ia mencari alat penerangan dan senjata tajam.

Singkatnya Yudha berhasil menemukan senter dan pisau tersebut, kemudian ia siap untuk memasuki basement.

Oke.. gue siap.

Yudha memantapkan langkahnya dan memasuki ruangan yang gelap itu. Hingga suara gesekan dari rak buku itu terdengar dan akhirnya tertutup yang membuat ruangan itu semakin gelap.

"W-woah gelap banget..." dengan cepat Yudha menyalakan senternya dan kembali melangkah maju.

Ia menelusuri basement yang tampak luas itu hingga ia menemukan sebuah pintu besi yang memiliki password code.

Ini satu-satunya pintu di sini.. apa ini pintu keluar atau semacamnya ya?

Yudha menengok ke arah sekitar dan menemukan saklar lampu. Menyadari hal itu Yudha pun menghidupkan saklarnya dan lampu pun hidup meski pun redup.

Meski begitu Yudha masih bisa melihat jelas isi ruangan basement itu. Ia meneguk salivanya berat dan mematikan senter.

"S-siapa...?" tanya seseorang yang membuat Yudha sangat terkejut. Ia menoleh ke arah sumber suara dan sedikit memundurkan langkahnya.

"K-kau a-akan m-memberiku m-makan?" tanya seorang wanita dengan penampilan compang-camping.

Sialan! Gue lupa kalo di sini ada penjara!

Give | GxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang