eleventh scent ㅡ kumquat

660 109 52
                                    

"kalau begitu, sampai besok, pak," pamit mashiho begitu mereka sudah sampai di lobby kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kalau begitu, sampai besok, pak," pamit mashiho begitu mereka sudah sampai di lobby kantor.

"saya antar," kata yoshi.

"eh, tidak usah, pak." mashiho menolak dengan halus.

"saya tidak terima penolakan," ucap yoshi final, membuat mashiho mau tidak mau kembali mengikuti pemuda itu yang kini tengah berjalan menuju parkiran.

sepanjang jalan, tak ada yang membuka percakapan di antara keduanya hingga suasana canggung sangat terasa di dalam mobil yoshi. pemuda kanemoto itu fokus menyetir, sedangkan mashiho memilih untuk memandang ke luar kaca.

"sebenarnya ada yang ingin saya bicarakan." suara bariton yoshi memecah keheningan.

"silakan, pak," jawab mashiho.

"sebenarnya ... saya punya kelainan di mana saya agak sulit mengenali wajah orang. jadi, selama ini biasanya saya menghafal dari aroma tubuh mereka." yoshi memberi jeda pada kalimatnya, sedangkan mashiho hanya diam mendengarkan karena pada dasarnya ia sudah mengetahui hal tersebut.

"... tapi, hal ini tidak berlaku bagi orang yang jarang atau belum pernah saya temui sebelumnya. karena itu, saya butuh bantuanmu," lanjut pemuda kanemoto itu.

"bantuan apa, pak?" tanya mashiho.

"lusa saya akan melakukan perjalanan bisnis ke busan. saya ingin kamu ikut dengan saya."

"eh?!"

mashiho terkejut bukanlah tanpa alasan. sebab dari yang selama ini ia dengar, perjalanan bisnis akan memakan waktu lebih dari satu hari, yang berarti mengharuskan mereka untuk menginap bersama.

tentu saja mashiho takut kalau penyamarannya akan terbongkar!

"saya akan menemui beberapa investor yang hanya pernah saya lihat lewat foto. saya ingin kamu bantu saya untuk mengenali mereka saat di sana," jelas yoshi lagi.

mashiho lantas bertanya dengan ragu-ragu, "b-berapa hari, pak?"

"hanya sehari. tenang saja, gajimu akan ditambahkan."

mashiho bernapas lega mendengar jawaban yoshi. kalau seperti ini sih, seharusnya ia tidak memerlukan alasan lain untuk berpikir ulang.

"baik, pak."

"ah iya, satu lagi." bersamaan dengan laju mobil yang terhenti karena mereka telah sampai di tujuan, yoshi menoleh ke arah mashiho.

"saya harap kamu bisa menjaga rahasia ini," ujar yoshi penuh penekanan.

mashiho yang kembali merasakan tatapan mengintimidasi dari pemuda itu, apalagi kini dalam jarak yang cukup dekat, hanya bisa mengangguk pasrah.






































setelah mengantar mashiho pulang ke rumahnya, yoshi langsung melajukan mobilnya menuju apartemen pribadinya.

pemuda itu menekan enam digit sandi untuk membuka pintu lalu masuk ke dalam dan mendapati lampu yang ternyata sudah dalam keadaan menyala.

"password-mu belum berubah ternyata." sebuah suara menyambut kedatangan yoshi.

seorang wanita paruh baya tampak sedang duduk santai di sofa ruang tamu dengan segelas wine di tangan kanannya.

"ada urusan apa mama ke sini?" tanya yoshi datar sambil melepas jas yang membalut tubuhnya.

"tidak bisakah kamu bersikap lebih ramah? sebentar lagi kan kamu akan menikah," ujar mamanya.

"aku nggak pernah bilang kalau aku menyetujui perjodohan itu," sahut yoshi acuh.

wanita itu menghela napas kasar lalu meletakkan gelas wine-nya pada meja kaca yang berada di hadapannya.

"mama lihat karina adalah gadis yang baik. dia juga manis dan berasal dari keluarga terpandang. terus apa lagi yang kurang buat kamu?"

"aku nggak suka sama dia, mah!"

"tapi pernikahan ini memberikan keuntungan besar untuk kedua belah pihak, yoshi." nyonya kanemoto memberi penekanan di akhir kalimatnya, "terutama perusahaan kita."

yoshi memutar bola matanya malas. "mah, kalau soal itu, aku bisa cari lebih banyak investorㅡ"

"tetap saja nggak bakal sebanding dengan bantuan yang diberikan oleh keluarga yoo!" potong mamanya cepat.

"mama nggak mau tau. kamu harus menikah dengan karina kalau nggak mau perusahaan kita bernasib sama dengan perusahaan nyonya kwon!"

brak!

nyonya kanemoto keluar dari apartemen putranya dengan membanting pintu.

melihat sikap sang ibu barusan hanya bisa membuat yoshi memijit pangkal hidungnya akibat kepalanya yang mendadak terasa pening.

dari dulu sifat mamanya memang tak pernah berubah.

ambisius, keras kepala, dan tak ingin dibantah.

beliau selalu mengupayakan segala cara demi mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.

termasuk merencanakan siasat licik untuk membuat kwon corp. terlilit banyak hutang dan menjadikan perusahaan ini milik keluarga kanemoto sekarang.

[]

perfume; yoshiho [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang