05. apa yang bisa dia keluhkan

57 13 0
                                    

Enjoy to read,
I hope you'll like this story.
°
°
°

Lampu ruang tamu masih dibiarkan hidup, menjadi satu-satunya penerang pada ruang dengan desain minimalis ini. Sedangkan pada ruang dapur dan halaman depan sudah dalam keadaan gelap total.

Yeonjun masih tersadar dan sedang membongkar kedua tasnya. Sebagian pakaian didalamnya basah dan sisanya hanya sedikit lembab. Setiap kali membongkarnya membuat ekspresi Yeonjun bertambah jelek. Kesal dan kesal.

"Sial, ini gara-gara ulah anak sialan itu"

Yahh... siapa yang akan mempedulikan barang-barang itu saat kalian berada ditengah pertengkaran. Dan hasilnya kedua tas itu benar-benar jatuh di parit kecil. Untungnya itu bukan parit yang kotor.

Membongkarnya dan akhirnya menemukan tas kecil yang sedang dicari-cari nya, merasa lega karena tas ini tidak basah sampai merusak isi dalamnya.

Yeonjun membukanya, ponsel, Psp game, charger, dan dompetnya benar-benar aman.

Pertama-tama Yeonjun akan mengisi daya ponselnya, namun dia tidak dapat menemukan colokan listrik. Dengan begitu dia mencabut colokan tv dan memasukkan charger nya.

Menunggu daya ponselnya terisi Yeonjun membaringkannya tubuhnya pada kursi sofa. Dia merasa tubuhnya akhirnya dapat beristirahat, kepala yang terasa berat akhirnya kembali ringan.

Yeonjun memandangi meja didepannya penuh akan baju-bajunya, beberapa berserakan di lantai juga. Dia masih berpikir mau di apakan baju-baju yang masih basah ini.

"lupakan-" Akhirnya dia menyerah dan membiarkannya begitu saja.

Lama-kelamaan para nyamuk mulai berdatangan dan menganggu nya. Yeonjun awalnya berencana untuk sementara bermalam di sini sampai kamarnya telah diberikan dan dikosongkan.

Dia tidak akan pergi ke kamar Soobin.

Dia mengatakan 'tidak akan bertengkar dengan Soobin' bukan berarti dia akan membangun hubungan yang baik dengannya dan menjadi akrab dengannya, tapi mengabaikannya dan lebih baik tidak saling berhubungan.

Pergi mengetuk pintu kamarnya, Yeonjun benar-benar tidak bisa melakukan itu. Itu seperti dia meminta dan akan terlihat menyediakan dimata pihak lain.

"Aaggghhh! kenapa bisa ada nyamuk didalam rumah" kesal Yeonjun. Suaranya cukup keras dan takut membangunkan pamannya, dia segera menoleh pada pintu tepat berada dibelakang punggungnya. Bertanya-tanya apakah pamannya mendengarnya.

Setelah beberapa detik, Yeonjun kembali tenang dan menghadap kembali ke depan.

Sebelumnya dia mengira mengira rumah ini hanya memiliki dua kamar yang tersedia. Dan dia akan selamanya berbagai kamar dengan Soobin selama dia(Yeonjun) masih menumpang di rumah ini.

Dan paman Jungkook kemudian memberitahunya, jika kamar yang akan dia gunakan masih penuh akan barang-barang dan belum dipindahkan ke gudang.

Apa yang bisa dia keluhkan lagi dengan pamannya, masih untung dia sudah diberi kesempatan untuk tinggal di rumah ini. Tetapi tetap saja bagaimana mereka sangat tidak antusias dan mengosongkan kamar yang ada sebelum dia tiba disini.

Paman Jungkook mengatakan mereka jika tidak sempat memindahkannya karena dia jarang berada di rumah dan Soobin...

"Dia sepertinya lupa jika kau akan tiba hari ini"

Kabar jika Yeonjun akan tiba di kota S diberi tahu pada lusa sebelumnya. Ini adalah pemberitahuan yang tiba-tiba, bagaimana seseorang bisa lupa begitu saja.

Yeonjun masih menyimpan dendamnya. Mengingat kembali bagaimana Soobin mempermainkannya dan bagaimana dirinya sangat bodoh tidak mengenal itu adalah Soobin sebelumnya.

"Perset** dengan anak itu" umpat Yeonjun pelan

Sejak kecil Yeonjun sudah tidak menyukainya. Dia yang satu tahun lebih tua dan lebih tinggi sering menjahili Soobin yang saat itu terlihat polos dan memiliki wajah anak laki-laki yang terlihat cute dan cantik. Itu sangat bertolak belakang dengan kepribadian dan gaya Yeonjun, dia yang dari kecil sudah memiliki sisi arogan dan yang biasanya terdapat pada anak laki-laki pada umumnya nakal dan keras kepala, tidak ingin mengalah dan menyesuaikan diri untuk bersikap lembut kepada Soobin.

Akibatnya setiap kali mereka dibiarkan berdua, setelahnya Soobin pasti menangis dengan luka atau lecet.

Dan saat dia akan tinggal dengan paman Jungkook, Yeonjun tidak mempermasalahkan Soobin, malahan dia tersenyum jahil berpikir akan memanfaatkan dan menjahilinya seperti dulu.

Namun siapa sangka setelah dipertemukan kembali itu menjadi terbalik, dia yang menjadi imbas atas pemikiran jahilnya.

Tidak dapat menerima ini Yeonjun masih mengotot "tatap saja aku yang lebih tua. Bagaimanapun dia tetap memanggil ku Hyung"

Sangat kesal dan tidak dapat tidur, pada pukul 01.05 pagi dipastikan hanya dirinya sendiri yang masih terjaga.

Yeonjun meninggalkan ruang tamu yang telah menjadi sarang nyamuk dan pergi ke dapur. Dia tidak tahu dimana kontak lampu, dalam kegelapan Yeonjun kembali menghampiri meja makan dan membuka tudung saji.

Masakan pamannya benar-benar enak, ini pertama kalinya dia bisa makan masakan rumah yang rasanya persis seperti di restoran.

Entah kenapa dia merasa lucu dan memikirkan ayahnya.

Dia benar-benar kenyang setelah makan untuk yang kedua kalinya malam ini. Makanan ini sebenarnya disisakan untuk Soobin namun melihat dia tidak kunjung turun untuk makan Yeonjun menghabiskan untuknya.

"Berterima kasih lah pada ku, jika tidak masakan ayah mu akan sia-sia terbuang"

Yeonjun kembali menutup tudung saji tersebut dengan semua piring kosong didalamnya.

Dia kemudian mengisi segelas air didepan dispenser dan meminumnya dengan tegukan besar.

Air bahkan masih penuh di mulutnya, kedua pipinya terlihat membengkak. Dia tidak sabar untuk mengecek ponselnya di ruang tamu.

Saat dia berbalik sosok orang yang berdiri menjulang menunggu tidak jauh dari pandangan matanya membuatnya terkejut total dan tersedak oleh air.

"Uhuk uhuk uhuk"

Yeonjun terbatuk-batuk sampai matanya berair. Dengan tubuh yang sedikit membungkuk dan menyingkirkan air matanya dengan jari, Yeonjun mendongak mengecek kembali.

Soobin berdiri diam dalam ruang yang setengah gelap.

"Sial, apa kau berperan sebagai hantu di rumah mu. Apa yang kau lakukan berkeliaran tengah malam" Yeonjun berbicara dengan suara serak

Soobin berjalan mendekati wastafel cuci piring "apa aku harus mendengar pernyataan ini dari orang yang hanya menumpang"

Penekanan pada kata 'menumpang' sangat tidak menyenangkan Yeonjun. Dia menatap lekat pada punggung Soobin yang membelakanginya.

°
°
°
Please support and follow me guys!!
See you next chapter

To Be Better (Soobin X Yeonjun) Bl!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang