"Silahkan sayang," kata gue.
Pak Brengos langsung membuka celana gue dengan cepat, dan mulai mengoral gue dengan penuh semangat. Gue merasakan lidahnya yang hangat menjilat batang kontol gue, membuat gue merinding. mengeksplorasi setiap sudut dari kemaluanku. Gue bisa merasakan bahwa latihan yang sudah gue berikan padanya beberapa hari ini sudah mulai membuahkan hasil.
Gue merasakan sensasi yang tak pernah gue rasakan sebelumnya. "Ayo, Pak, jangan lupa teknik yang kemarin gue ajarin ya," gue ingatkan sambil menggenggam rambutnya agar dia tetap fokus.
"Syhhhp, Mhhs Shhhhhyffgg," sahut Pak Brengos dengan penuh semangat.
Pemandangan itu sungguh memikat. Pak Brengos, dengan otot-otot kekarnya, sedang berlutut di depan gue. Lidahnya bergerak lincah, memberi gue kenikmatan yang luar biasa. Gue merasakan kenikmatan yang tak terhingga. Setiap gerakan lidahnya membuat gue semakin bergairah. "Hebat, Pak," puji gue, tak henti-hentinya.
Gue merasa takjub dengan perkembangan yang telah dia capai dalam waktu singkat. Gue bisa merasakan kemajuan dia dalam mengoral, dan itu membuat gue semakin bergairah.
Untuk memotivasinya, Gue mengambil ikat pinggang dan mulai mencambukinya
"Terus sayang!" gue teriak.
Setiap cambukan gue, dia merintih. Tapi, dia tetap melayani gue dengan penuh perhatian. Lidahnya semakin bergerak cepat, memberi gue kenikmatan yang semakin dalam.
Gue terus mencambuk, merasakan adrenalin yang memompa dalam tubuh gue. Gue bisa melihat merahnya bekas cambukan di punggung Pak Brengos. Tapi, dia tetap bertahan, dia tetap melayani gue. Setiap cambukan membuat gue semakin bergairah, dan setiap rintihan Pak Brengos membuat gue puas.
Tapi, suara cambukan gue yang lantang menarik perhatian beberapa kuli yang sedang bekerja.
"Ngosss?!" panggil suara dari kejauhan. Gue bisa merasakan denyut jantung gue semakin cepat. Gue dan Pak Brengos berpandangan
"Mhhff Shhhhyyyg, khhhhyyya khhha khhhhuan," bisik Pak Brengos dengan cemas.
"Udah tanggung nih, Pak," kata gue sambil menggenggam rambut dan janggutnya.
"Ngosss!?" Terdengar suara cempreng memanggil Pak Brengos, kali ini makin dekat.
Tiba-tiba, Pak Brengos menarih kedua paha gue ke atas pundaknya, lalu menggunakan kekuatan luar biasa. Dia berdiri mengangkat gue, seakan gue kantong semen, sambil terus menyepong gue.
Tubuh gue menjulang tinggi di atas bahunya yang kuat, rasanya kayak melayang, gue merasa begitu terpesona dengan kekuatan yang dia miliki, menikmati kekuatan yang mendorong gue ke puncak kenikmatan.
Dalam keadaan panik, Pak Brengos bersembunyi ke balik tembok kontainer sambil tetap mengangkat gue. Karena wajahnya menempel di selangkangan gue, dia nggak bisa liat, dia meraba-raba arah dengan tangannya.
Gue merasakan otot-ototnya yang kokoh dan hangat bergerak di bawah gue, rasanya seperti terbang, dibawa oleh kekuatan yang menakjubkan dari Pak Brengos.
"Lho, mana si Brengos ya?" Kata suara di balik tembok kontainer.
"Nggak tau katanya lima menit, tapi nggak balik-balik," Kata suara satu lagi.
Di balik kontainer, Pak Brengos mencoba menjaga keseimbangan sambil mengulum kontol gue. Otot-ototnya bekerja keras untuk menopang beban tubuh gue yang tergantung. Terasa denyut nadi di lengan dan lehernya, menandakan betapa kuat tenaga yang dikeluarkan oleh Pak Brengos.
Berbagai emosi berkecamuk, takut ketahuan, tapi sekaligus terangsang oleh kekuatan yang dimiliki Pak Brengos. Kontol gue semakin dalam di mulut Pak Brengos, hingga gue bisa merasakan tenggorokannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonte Kekarku, Pak Brengos
Storie d'amoreKamu homophobic? Cerita ini bukan buat kamu. Disclaimer ⚠️ BDSM: Hargai dan hormati batasan serta keinginanmu sendiri. Jika ada elemen dalam BDSM yang terasa tidak nyaman atau tidak sesuai dengan nilai-nilaimu, jangan ragu untuk menghindarinya. "Ci...