❖Chapter 27❖

2.2K 188 15
                                    

[Gay•BLMpreg/MalePregnant]

Genshin impact • Fanfiction

Zhongli x Childe

Zhongchi

Typo bertebaran

OOC

Happy ending*
.
.
.

DISCLAIMER : HOMOPHOBIA DILARANG KERAS MEMBACA FANFIC INI DIKARENAKAN UNSUR-UNSUR LGBT DAN TIDAK DISARANKAN UNTUK MEMBUKA ATAU MEMBACANYA LANGSUNG. Saya tidak bertanggung jawab jika menangani unsur-unsur tersebut

[Cerita ini hanya karangan yang dijalankan sesuai imajinasi saya dan kalimat yang beracak-acakan serta beberapa penambahan karakter sampingan OC*]

Mohon maaf jika ada beberapa yang sudah saya lupa dalam cerita fanfic ini

.

.

.

Selamat membaca









































Sean mengepal kuat tangannya lalu pergi meninggalkan kamar ayahnya dengan penuh kekesalan. Ada suatu hal yang memicu hatinya dan tidak ada rasa senang sama sekali.

Yaitu rasa keirian.

Kenapa...?

Xiaoli menyadari keberadaan Sean dari suara langkah kaki yang berat dan cepat. Namun ia tidak memperdulikannya dan masih tetap terdiam menemani Zhongli. Dia masih berpikir sejenak kenapa anak itu tidak datang menemui ayahnya yang sedang sakit dan malah pergi.

'Apa yang terjadi dengan anak itu?'

Tidak berpikir panjang Xiaoli langsung bangun dari samping tempat tidur Zhongli. Pergi mengikuti kemana arah Sean pergi dari belakang.







































Sementara itu Zhongli masih dalam gejala demam tinggi dan berhalusinasi. Mata terpejam keras dengan kening berkerut, diikuti keringat yang mengalir deras, wajahnya memerah pucat dan seluruh badan panas dan terasa menyesakkan. Dalam mimpi, terdapat bayangan sosok yang ia kenal samar-samar berdiri diatas batu karang ditengah lautan biru lepas. Jauh, ombak bermain sangat kencang dan tidak tenang, angin menyelimuti dengan gelapnya awan hitam yang ditemani burung-burung diterbangkan.

Menggapainya dan mengurungnya kembali, ia sadar akan kesalahannya sendiri. Membiarkannya saja, seakan tak ada yang mau menerima keberadaannya.

Dia berpaling, terdiam menatapinya dari kejauhan, kemudian tersenyum kepadanya sambil melangkah dan berjalan mendatanginya, berdiri sejajar.

Zhongli terdiam membisu tanpa bergerak sama sekali dengan tatapan khas miliknya, datar. Matanya terpaku pada wajah cantik namun terlihat kosong dan tak berekspresi.

Surai oranye menyeringai sambil memiringkan kepala dan membisikkan sesuatu pada telinga yang tidak dapat dipahami.

Zhongli membiarkannya dan tidak melakukan apapun. Merana menatapi langit-langit dengan tatapan lelah dan kosong, dia teringat kembali pada masa lalu. Orang yang bersamanya kini adalah orang yang pernah ia sakiti dan ia khianati dulu sebelum dia pergi meninggalkannya.

Unconditionaly LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang