–Ratatoskr; pesawat Fraxinus.
Ketika Itsuka Shiori, Tohka, dan Eiro, membuka mata mereka lagi, mereka disambut oleh Kotori yang menyilangkan kedua tangannya didadanya yang rata sambil memakan permen dimulutnya.
"Selamat datang di kapal Fraxinus, Onee-chan, Tohka, dan..." Kotori kemudian menoleh ke Eiro, "Spirit Eiro."
Eiro menjawab dengan tersenyum sopan.
---
–Beberapa saat yang lalu.
"Tawaran pekerjaan?" Eiro menekan earphone ditelinganya saat itu terhubung dengan Kotori.
[Ya] Kotori menjawab. [Kau mengatakan tidak memiliki banyak uang dan kesusahan mencari kerja kan? Bagaimana jika kau bekerja dengan Ratatoskr dan menjadi bawahanku?]
"Menjadi bawahanmu? Heh." Eiro mendengus. "Bekerja menjadi pelayan lebih baik daripada disana."
[Gaji 30 juta yen perbulan]
"Komandan, apa perintah Anda?"
[Murah!?] Kotori agak takut bagaimana Eiro bisa berubah dengan cepat. Awalnya dia mengharapkan negosiasi yang lebih susah. [Y–Yah, bagus. Tapi tentu saja, ada beberapa hal tertentu yang wajib kau lakukan dulu sebelum bergabung. Jika kau bisa menerimanya, maka aku akan mengirim teleportasi kepadamu sekarang.]
"Aku tak keberatan dengan syaratnya. Dan kayaknya salah satunya itu harus menyegel kekuatanku kan?" Eiro menjawab.
[Huh? Kau sudah tahu itu?] Kotori terkejut.
"Tentu saja. Menyembunyikan itu didepan Spirit sepertiku sangat sia-sia. Apalagi dengan keadaan "Princess" yang ada didepanku saat ini. Bagaimana aku tidak bisa menebaknya?" Eiro melirik Shiori yang membenahi Tohka yang belepotan saat masih memakan kuenya. "Melihat kedekatan keduanya yang hampir seperti saudara perempuan ini, aku menduga dia harus meningkatkan kasih sayangnya hingga bisa menerima persetujuan dari kedua pihak untuk menyegel Tohka kan?"
[Huh? Huh?] Kotori merasa linglung sejenak di kursi komandan. Kelompok mereka membutuhkan waktu yang lama untuk menentukan apakah kakak perempuannya memiliki kekuatan untuk menyegel Spirit dan Eiro ini telah mengetahuinya hanya dengan melihat keduanya. Dia tidak bisa menahan untuk berpikir, 'Spirit Eiro ini... lebih terasa misterius dari sebelumnya...'
"Jadi bagaimana, apakah aku telah lulus?" Eiro menyeringai.
Kotori menarik nafas dalam-dalam dan melepaskannya dengan sekali hela'an. Tersenyum tak berdaya, dia menjawab, [Dari awal kau memang telah lulus]
---
–Sekarang; Ratatoskr; pesawat Fraxinus.
Shiori menenangkan Tohka yang katanya akan diperiksa oleh salah satu petugas wanita dan kembali menuju ruangan tempat Eiro, Kotori, wakil komandan Kyouhei, dan Reine yang menjelaskan berbagai hal disana.
Dia agak gugup, karena dia tahu apa yang harus dilakukan bersama Eiro nanti. Wajahnya saja sudah memerah saat membayangkan wajah tampan milik Eiro mendekati dirinya untuk melakukan penyegelan.
Meskipun benar ini memang bukan pertama kalinya dia berciuman langsung di bibir, kali ini masalahnya berbeda agak dengan ciumannya yang dulu. Dulu dia hanya pernah mencium Tohka yang seorang gadis seperti dirinya dan pada waktu itu seharusnya tidak terlalu terasa karena keadaanya yang tidak memadai untuk menikmati ciuman. Dan sekarang, dia harus berciuman bersama seorang pria tampan dan dalam keadaan yang tenang. Bagaimana hatinya tidak bisa menahan degupan kencang?
"Bagaimana pemeriksaanya, Reine?"
Shiroi mendengar suara Kotori yang bertanya saat dirinya tengah memasuki ruangan.
"Ini luar biasa." Reine menjawab dengan tanpa ekspresi saat dia mengeluarkan dolumen yang baru saja dicetak. "Fisiknya sangat kuat, sama sekali berbeda dari Tohka yang dalam bentuk Spirit-nya. Ini 10x lebih kuat darinya dan energi magisnya juga tak terukur. Singkatnya komandan, Spirit Eiro ini benar-benar sangat kuat dibandingkan semua data Spirit yang ada saat ini."
"Apa?" Kotori terkejut saat memainkan permen yang ada dimulutnya. "Kukira semua Spirit yang telah kuketahui adalah makhluk terkuat di muka bumi ini tetapi aku tidak menyangka masih ada yang lebih kuat dari mereka."
"Masih ada langit diatas langit. Kurasa itu pribahasa yang cocok untuk kondisiku saat ini." Eiro menyilangkan lengannya saat tersenyum santai. "Kau sangat beruntung, Kotori. Bisa mendapatkan Spirit seperti diriku untuk bekerja dibawahmu."
"Tentu saja! Itu sudah diharapkan dari komandan! Dengan kata-kata indahnya, bahkan Spirit terkuat pun takluk olehnya," kata Kyouhei dan menoleh ke komandannya. "Pesona Anda memang tanpa batas, komandan!"
Kotori hanya bisa mendengus malu pada pujian wakilnya. Tetapi itu berhenti saat mendengar kata Kyouhei selanjutnya.
"Maka dari itu aku suka mendengarkan omelannya. Wajah komandan yang marah sangat imu– BUARGH!?"
Kotori memukul perutnya. Dia memukul perutnya. Dia memukulnya tanpa ragu.
Shiori hanya bisa memaksakan senyumnya saat ini. Dia juga tidak berniat membantu wakil komandan Kyouhei karena kelihatannya dia menikmati ini. Dia melangkahinya dan berkata, "Aku sudah meyakinkan Tohka untuk diperiksa. Meskipun dia kelihatan agak enggan, aku yakin Tohka tidak akan membuat masalah."
"Kerja bagus, Onee-chan." Kotori menoleh kearah Shiori dengan senyum. "Kalau gitu sekarang tinggal proses penyegelan ya."
Shiori sedikit memerah lagi ketika Kotori menyebutkannya.
"Dimulai sekarang kah? Apakah perlu kondisi khusus seperti Tohka untuk melakukan ini? Meningkatkan kasih sayangku agar penyegelan dapat dilakukan dengan sempurna? Atau hanya perlu persetujuan dari kedua pihak seperti yang kukatakan tadi?" Eiro menyentuh dagunya. "Tapi yang manapun tidak masalah. Dari awal aku telah memiliki kasih sayang yang tinggi kepada Shiori dan aku tidak keberatan jika disegel olehnya, jadi kupikir akan baik-baik saja."
"Hentikan apa yang kau katakan tolol." Kotori menendang lutut Eiro. "Jangan menggoda Onee-chan terus. Apakah kau tidak menyadari bahwa dia telah memerah dari tadi? Jika Onee-chan pingsan nasibmu akan sama seperti pria berambut pirang disampingku ini lho. Juga, penyegelan dilakukan dengan berciuman, jadi bersiaplah."
Kyouhei mengangkat wajahnya yang terbaring di lantai dan mengeluarkan jempol kepada Eiro.
Eiro secara refleks menoleh dan melihat wajah Shiori yang sepenuhnya memerah, lalu sedikit terdiam. Dia tidak berniat untuk menggoda Shiori, dia hanya mengatakan apa yang ada dipikirkannya. Dia ingin membantah tapi menghentikannya karena tidak ingin bernasib sama seperti pria berambut pirang yang terbaring didepannya saat ini.
"Ciuman yah... Kukira aku akan merapikan diriku dulu sekarang. Aku tidak ingin ciuman pertamaku akan memiliki kesan yang buruk pada pasangan." Eiro menyisir rambut hitamnya dengan tangan dan menoleh ke Reine. "Bagaimana, Reine-san? Apakah aku telah berpenampilan bagus?"
"Kupikir itu sudah bagus. Wanita manapun pasti akan jatuh cinta pada dirimu saat ini," jawab Reine dengan tenang dan merapikan dasi milik Eiro. "Bahkan aku mungkin sedikit tidak bisa menahan diri."
Eiro mengangkat alisnya pada kalimat terakhir Reine. Tetapi dia hanya mengangkat bahu dengan santai dan mengalihkan pandangannya ke Shiori lagi. "Jadi, apakah kau telah bersiap, Shiori?"
Shiori gugup dan mengambil nafas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya. Menguatkan hatinya, dia menatap kedua mata hitam Eiro dan berkata, "Aku siap. Ayo lakukan, Eiro."
Eiro melembutkan senyumnya. Medekat, dia menjangkau leher Shiori dan memegang kepalanya untuk memperpendek jarak antara wajah dirinya dan Shiori
Keduanya kemudian menutup mata mereka, bibir mereka perlahan mendekat, kemudian sampai akhirnya, bersentuhan.
Saat ciuman dilakukan, gelombang aura gelap meledak keluar dari tubuh Eiro dan baju yang dia buat dengan sihirnya hancur.
Kotori bersiul; Kyouhei menutupi kedua mata komandannya; Reine menyiapkan pakaian baru.
Dengan ini, penyegelan telah selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Misteri : Eiro (DAL Fanfic)
FanfictionPecahkan misteriku. Aku adalah Sang Misteri. Ungkap apa yang aku inginkan. Ungkap apa tujuanku. Ungkap siapa sebenarnya diriku. Ungkap semua yang membuatmu penasaran. Perhatikan dari setiap kata yang tertulis. Tidak membaca adalah kemalasan. Tidak m...