4

57 17 0
                                    

–Ratatoskr; pesawat Fraxinus.

"Ini sangat aneh, komandan." Reine berbicara dengan tenang saat melihat layar kompter. "Setelah penyegelan Eiro, data tentang energi magis yang ada dalam dirinya menjadi kosong dan energi magis yang tersimpan dalam diri Shiori tetap tidak bertambah."

"Hah?" Kotori mengerutkan kening saat dia berdiri dibelakang Reine.

"Itu artinya Shiori tidak menyerap energi magis milik Eiro kedalam dirinya dan menyegelnya. Melainkan, setelah berciuman, energi magis milik Eiro lenyap dari tubuhnya dan pergi entah kemana." Reine menjelaskan dengan sabar.

Kerutan Kotori semakin dalam saat dia duduk disamping Reine dan mencoba mengecek data tubuh Eiro sendiri dikomputer.

Pada saat itu, pintu terbuka. Eiro yang telah berganti pakaian dengan memakai kaos hitam dan celana panjang hitam panjang polos memasuki ruangan. Di kedua tangannya dia membawa sebuah pistol hitam yang terlihat tanpa karakteristik khusus dan sebuah sabuk aneh.

"Untuk masalah itu, aku bisa menjelaskannya sendiri."

---

Kediaman Itsuka.

Shiori menghela nafas saat telah merapikan kasur dikamarnya sendiri. Dia berbaring disana dan merenungkan apa yang terjadi akhir-akhir ini.

Pertama dia bertemu dengan sebuah Spirit unik berjenis kelamin lelaki secara kebetulan dan menyegelnya beberapa hari kemudian. Dia juga tidak perlu menggoda dia atau meningkatkan kasih sayangnya pada dirinya agar bisa menyegelnya. Spirit lelaki itu bahkan berinsiatif untuk menyegel dirinya sendiri dan mengatakan kalau dia itu telah memiliki kasih sayang yang tinggi pada dirinya (Shiori).

Ini sama seperti dia hampir tidak melakukan apapun dan Spirit datang kepadanya secara aktif.

"Apakah menyegel Spirit akan semudah ini?"

Shiori bergumam dan tidak bisa menahan untuk memiliki pikiran itu. Namun, dia langsung membuangnya beberapa detik kemudian dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Kotori mengatakan padaku bahwa Eiro itu adalah Spirit kasus unik yang memiliki jenis kelamin lelaki, tidak seperti Spirit lainnya, yang memiliki jenis kelamin wanita. Apalagi, game simulasi kencan yang diberikan Kotori itu mengajariku bahwa tidak semua tipe Heroine itu sama dan mereka memiliki kepribadian yang berbeda. Jadi semuanya akan semakin sulit! Diriku, berjuanglah!"

Shiori menepuk pipinya sendiri menggunakan kedua tangannya untuk menyemangati dirinya sendiri.

Pada saat itu, seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"Iya?" Shiori menjawab suara ketukan.

"Shiori, ini aku, Eiro. Boleh aku masuk?" Suara Eiro terdengar dari luar pintu.

"Erio?" Shiori sedikit terkejut dan bangkit. Dia mengira yang mengetuk adalah Tohka karena dia biasanya sering pergi ke kamarnya pada malam hari untuk tidur bersama. Dia entah kenapa merasa dirinya harus merapikan dirinya dulu sebelum menjawab, "I–Iya. Kau boleh masuk kok, Eiro."

"Oke. Kalau begitu aku akan membukanya." Suara Eiro terdengar lagi dan pintu terbuka, mengungkapkan dirinya saat mulai memasuki ruangan.

Di tangannya dia membawa sebuah sabuk tak dikenal berwarna hitam.

Shiori memperhatikan itu juga dan menjadi penasaran. "Itu adalah?"

---

–Beberapa saat lalu; Ratatoskr; Fraxinus.

"Barang yang tercipta saat kau disegel Onee-chan?" Kata Kotori.

"Yep." Eiro mengangguk. "Apakah kalian tahu? Energi magis yang berada didalam diriku itu sangat banyak dan ditampung kedalam diri Shiori itu sangat tidak mungkin.

"Jadi, penyegelan seharusnya tidak bisa dilakukan. Tetapi entah kenapa itu akhirnya berhasil dilakukan dan aku kehilangan kekuatan Spiritku. Setelah aku mencari didalam tubuhku sendiri, aku akhirnya menemukan alasannya. 

"–Ternyata semua kekuatanku telah bermanifestasi menjadi kedua benda ini; pistol dan sabuk."

---

–Sekarang; Kediaman Itsuka.

"–Dan Itsuka Shiori, aku akan memberikan sabuk ini, yang manifestasi dari kekuatanku sendiri, kepadamu."

Eiro menyerahkan sabuk hitam itu ke tangan Shiori.

"Eh?" Shiori terkejut sejenak. "Tidak tidak. Bukankah ini kekuatanmu sendiri, Eiro? Kenapa kau memberikan barang berharga ini kepadaku? Bukankah ini lebih baik dipakai dirimu sendiri?"

Eiro menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Tidak. Meskipun ini adalah kekuatanku sendiri, aku merasa bahwa ini akan lebih cocok padamu. Apalagi, ini bisa membuatmu menggunakan kekuatan Spirit yang telah kau segel dalam dirimu."

"Menggunakan kekuatan Spirit yang kusegel...?" Shiori bergumam saat melihat sabuk yang diberikan dengan pandangan yang berbeda.

"Bagaimana, bagus kan?"

"Memang... Ini sangat bagus. Tapi, jika dikenakan olehmu, kekuatanmu akan meningkat lagi kan? Maka, kupikir ini akan lebih baik kau saja yang memakainya. Kau bisa menggunakannya untuk melindungi diri sendiri." Shiori mengangkat sabuk hitam ditangannya dan mencoba untuk menyerahkannya kembali kepada Eiro.

Eiro terdiam sejenak dan menghela nafas ketika melihat ini.

"Shiori, apakah kau lupa tujuan dari menyegel Spirit? Kekuatan mereka harus disegel agar mereka tidak merusak dunia dan membiarkan mereka menikmati dunia ini tanpa hambatan. Jika kau mengembalikan kekuatan mereka, bukankah itu sia-sia?"

Shiori menyadari itu. Lalu, tersipu.

"Selain itu." Eiro melanjutkan dan wajahnya melembut saat menatap Shiori. "Mungkin kau tidak menyadarinya, tapi setelah aku menemuimu, aku terselamatkan olehmu. Jika aku tidak menemuimu, aku mungkin akan menghancurkan dunia dan melanjutkan untuk melakukan apa yang kuinginkan. Jadi keberadaanmu dalam hatiku itu cukup penting.

"Maka dari itu Shiori, terimalah sabuk ini. Anggap saja sebagai rasa terima kasih dariku dan gunakan ini pada saat dalam bahaya. Jika kau tetap menolaknya, kau mungkin menyakitiku lho."

Shiori terdiam. Dia tidak menyangka Eiro ternyata memiliki perasaan yang begitu mendalam padanya. Dan itu membuatnya tersipu lagi. Dia pertama agak ragu-ragu sejenak, sebelum akhirnya mengangguk.

"Jika kau yang berkata begitu... Maka baiklah. –Eiro, aku menerima rasa terima kasih darimu ini dan akan menggunakan kekuatan yang kau berikan ini dengan sepenuh hati."

Eiro menaikkan sudut bibirnya, dan menepuk kepala Shiori. "Bagus. Kalau begitu, mau kuajarkan cara menggunakannya sekarang?"

---

Setelah memberi tahu bagaimana Shiori menggunakan sabuk, yang telah diberi nama "Spirit Belt", Eiro bukannya tidur dan malah menyelinap keluar rumah. Dia menghindari semua kamera yang terpasang dengan mudah dan berhasil pergi ke tempat yang tidak terjangkau kamera.

Melihat sekelilingnya yang sepi, dia tersenyum.

"Aku tahu dari tadi kau telah mengawasiku. Keluarlah."

Setelah kata-kata Eiro jatuh, sebuah mozaik aneh tiba-tiba muncul dari udara tipis. Menghadap ke Eiro, suara yang tak dikenal sebagai wanita atau pria muncul darinya.

"Seperti yang diharapkan dari "The Arrogant." Kau bahkan mengetahui hawa keberadaanku."

""The Arrogant" huh... Apakah kau menggunakan julukan yang diberikan AST kepadaku?" Eiro tersenyum santai dan menyandarkan tubuhnya ke tembok. "Tapi bukannya aku peduli. Yang lebih penting, ada urusan apa sampai memancingku kesini?"

"Apakah aku tidak bisa mengatakan kalau aku hanya ingin menemuimu?"

"Menemuiku? Heh. Kata yang bagus. Aku tahu tubuhku diselimuti oleh misteri, jadi aku mengerti alasanmu untuk menemuiku. Tapi jangan terlalu khawatir. Apa yang aku katakan tadi bersama Shiori adalah kebenaran. Tidak perlu khawatir aku tiba-tiba muncul untuk menggangu rencanamu."

"........."

"Tidak ingin mengatakan apapun? Itu pilihan yang bagus. Kau menyadarinya dengan cepat. Jika kau mengatakan sesuatu lagi, kau mungkin telah masuk ke perangkapku." Eiro melirik sosok mozaik itu dari sudut matanya dan menyeringai. "Lagipula– tidak ada misteri yang bisa bersembunyi dari diriku."

Sang Misteri : Eiro (DAL Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang