" Ahh ! gue bete banget sama tu 3 bocil rese ". Ujar Hans. Saat ini dia dan kedua temannya sedang berada di depan gerbang sekolah. Karena beberapa menit yang lalu bel tanda pulang sekolah telah berbunyi.
" Yaudah lah bos, lo sabar dulu. Kita kan bisa bales mereka lagi nanti ". Ujar Ikmal.
" Bales bales, ini semua karena lo tau gak. Sok sokan ngide manggil anak anak pas kita tanding. Katanya lo yakin kita bisa menang tapi apa buktinya, kita kalah. Dan gue jadi malu gara gara ide bodoh lo itu ". Ujar Hans.
" Kan bener kata gue, dari awal gue udah gak yakin sama ide abstrak nya si Ikmal tuh ". Ujar Jefan.
" Heh ! gak usah kompor lo. Walaupun ragu, lo tetep setuju kan sama ide gue. Jadi mending lo diem aja deh ". Ujar Ikmal. Saat mereka sedang berbincang tak lama datang sebuah mobil dan berhenti tepat di hadapan mereka.
Tin... Tiinn...! ! !
" Aduh bang, bisa biasa aja gak sih ?! berisik tau ". Ujar Jefan.
" Tau bang, kita gak budek kali ". Ujar Ikmal.
" Hehehe... sorry. Abis lo pada serius banget tadi kayaknya ". Ujarnya setelah membuka kaca mobilnya.
" Udah ah ! gue duluan, ayo bang ! ". Ujar Hans lalu menaiki mobil tersebut.
" Buset... gak santai banget jadi orang. Kenapa lagi sih dia ? ". Tanya nya.
" Biasa bang, obatnya abis ". Ujar Jefan.
" Atau malah overdosis kali ". Ujar Ikmal.
" Gue denger ya ! ". Ujar Hans.
" Yaudah, kita duluan ya. Ati ati lo pada ". Ujar nya.
" Yoi bang ". Ujar mereka.
" Hhh... kenapa sih lo, pulang sekolah muka asem banget kayak gitu ? ". Tanya nya saat di dalam mobil.
" Gue lagi kesel, kesel sama 3 bocil nyebelin yang sok banget itu ! ". Jawab Hans.
" 3 bocil nyebelin ? jangan bilang, mereka orang yang sama yang pernah lo ceritain ke gue waktu itu ? ". Tanya nya.
" Iya, mereka orang yang sama ". Jawab Hans.
" Yaudahlah, gak usah dipikirin nanti lo cari cara aja buat bales mereka lagi. Sekarang ada hal yang jauh lebih penting dari semua itu buat lo pikirin ". Ujar nya.
" Hal penting apa ? ". Tanya nya.
" Nih, lo baca dulu aja ". Jawab nya lalu menyerahkan hp nya.
" Hhh ! bang, kan gue udah bilang gue gak mau. Kenapa sih, bang Kemal maksa terus ? ". Tanya Hans. Dan ya, abang sepupu Hans ini adalah Kemal yang tidak lain adalah mantan teman sekaligus rival dari Gilang.
" Lo bisa pertimbangin dulu kan, ayolah lo punya bakat loh. Lo bisa nyanyi, dance, dan visual yang oke kurang apalagi ". Jawab Kemal.
" Ya gue tau bang, tapi masuk dunia entertaint itu bukan fashion gue. Apalagi jadi boyband kayak gini ". Ujar Hans.
" Tolong lah Hans, lo pikir pikir lagi. Grup gue masih kekurangan anggota, gue butuh lo dan 2 temen lo itu buat gabung ". Ujar Kemal.
" Gini aja deh, kasih gue waktu buat mikir dulu ". Ujar Hans.
" Oke kalo gitu. Tapi jangan lama lama, karena waktu untuk audisi sudah semakin dekat ". Ujar Kemal.
SKIP
AAAKKKHHH !!!
" Iihh ! apa kan gue bilang, harus nya tuh kita jangan nonton film horor ". Ujar Zweitson. Saat ini ia, Fiki dan Fajri sedang menonton sebuah film horor di ruang keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan BFF
Teen FictionSebuah cerita tentang 8 orang laki laki yang sama sama belajar apa arti sebuah keluarga dan kesetiakawanan. Bahwa terkadang keluarga bukan cuma orang yang memiliki hubungan darah saja. Tentang mereka yang mencoba memahami arti cinta yang sebenarnya...