MALSTEE disinilah ke-tiganya berada, mereka bertiga sudah seperti keluarga bahagia yang cemara, tapi itu hanya covernya saja, dalamnya tidak se-cemara itu.
Kaiyca menggenggam erat tangan kecil Elno, anak kecil itu berada di tengah-tengahnya dan Leon. Ia menatap ke arah Leon, cowok itu terlihat sibuk dengan ponselnya. Mungkin sedang berbicara dengan sahabatnya atau ada urusan pekerjaan kantor maupun sekolah yang harus di urus saat ini juga.
Gadis itu memilih diam, ia tidak ingin mempermasalahkan hal kecil itu. Bisa-bisa suasana yang tenang sekarang akan menjadi sangat riuh dan menegangkan di satu waktu. Tidak, tidak, ia tidak ingin itu sampai terjadi. Sekarang sudah ada sosok malaikat kecil di antara mereka, Kaiyca tidak ingin jika anak sekecil ini mendengar suara keributan serta melihat orang tuannya bertengkar.
Tunggu! Apa yang barusan ada di pikiran Kaiyca? Orang tua? Benar sekali, gadis itu sudah menganggap Elno anaknya walaupun secara hukum belum berpindah kepadanya namun dihatinya, Elno sudah memiliki ruang khusus dengan penuh kasih sayang, perhatian serta cinta darinya.
Tidak perduli apapun yang di katakan orang-orang, yang ia pedulikan hanyalah kebahagiaan manusia yang menjadi alasannya untuk bertahan hidup, sekarang member bertambah satu, dan mungkin Elno akan menjadi salah satu dari beberapa orang yang menjadi alasan kuatnya untuk bertahan hidup. Jika suatu hari anak kecil ini di ambil darinya, maka ia akan mengertak siapapun itu. Sejak hari ini, Elno adalah miliknya, hanya miliknya dan juga keluarga strength.
"Aica!" seru Leon saat gadis itu hampir jatuh kebawah, mereka bertiga sedang berada di eskalator yang menuju lantai akhir.
Leon menatap tajam gadis itu, "Kenapa bengong, lo ga liat itu lift jalan?"
"Anan jaat-jaat cama Mima atu!" marah Elno saat mendengar suara Leon cukup kasar di telinganya, anak sekecil itu sudah mengerti? Jangan jahat-jahat sama mami aku.
"Diam cil."
"Mima lo nih, marahin. Untung ga jatuh, kalau jatuh gue cari mima baru buat lo, tenang cil." Jahil Leon tanpa ekspresi, ia sengaja. Agar kejahilannya tidak terlalu di ketahui.
"Nda au, au mima ini caja." Tolak Elno dengan memeluk erat lengan kanan Kaiyca, yang membuat gadis itu tersenyum haru. Ndak mau, mau Mima ini saja.
"Iya dah."
"Baju-baju udah, sekarang beli permainan sama sepeda buat lo. Mau gak cil?"
"AU!"
"Heh, suara lo." Tegur Leon dengan menatap Elno sedikit kesal.
"Mima ...."
"Anak kecil gaboleh takut sama pipa, pukul aja perutnya." Ucap kaiyca dengan tersenyum manis seraya menjulurkan lidahnya ke arah Leon yang sedang menatap dirinya tajam.
"Banyak omong, ayok cari, lama!" kesal Leon dan berjalan mendahului mereka berdua.
"Haha, pipa kamu ngambek tuh anak kecil."
"Ambek Mima?"
"Iya sayang, ayok kejar pipa sebelum kita kehilangan jejaknya."
"Egoo, Mima!"
Kaiyca mengandeng tangan mungil itu lalu membimbingnya untuk berjalan dengan langkah santai, jika cepat maka Elno tidak bisa menyeimbangi langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONIDAS (PO TGL 4 DES)
Teen FictionLeonidas Lion Strength, yang biasa disapa dengan Leon. Ia mempunyai sifat temperamental, biasa disebut dengan 'raja jalanan' dikarenakan geng motor bernama BRUISER yang diketuai olehnya memiliki akses ke seluruh kawasan Bandung. Bukan hanya itu saja...