Chapter Four: Bestie - 6

307 61 16
                                    

"Karena kalian tidak familiar dengan permainan kartu, aku akan ajukan permainan yang mudah."

Yerim sangat gembira ketika melihat antusias para pemuda itu saat ingin bermain. Ini bukan tentang menguras uang, dia sejak dulu akan sangat bersemangat ketika ada seseorang yang ingin belajar bermain kartu dengannya.

Gadis itu merogoh tasnya dalam-dalam dan mengeluarkan satu kotak kartu remi dari sana. "Kalau kartu ini kalian pasti sudah tahu bentuknya, kan?" Dengan cekatan dia mengeluarkan seluruh kartu dari sana. "Hati, Wajik, Sekop, dan Keriting, angka 1 sampai 10. Lalu kartu Jack, Queen, dan King."

"Y-yerim-a," Beomgyu memotong dengan terbata, "kau ... membawa kartu itu di dalam tasmu?"

Benar juga, itu barang yang aneh untuk ada dalam tas seorang gadis. Yerim terkekeh ketika sadar bahwa yang ia lakukan bukan hal lumrah, "ah, iya. Aku selalu membawanya. Hanya iseng. Bermain kartu adalah hobiku. Maaf kalau hobiku terlihat aneh."

"Sudah kukatakan dia ini berbeda, kan?" seru Bomin dengan bangga.

"Kau membawa kartu agar bisa kapan saja berjudi, bukan?" Hyunjin membuka mulut dan bicara dengan nada menyindir, dia menyeringai terlalu kentara. Siapa saja yang melihat ekspresi itu pasti tahu kalau dia tidak berniat bercanda sama sekali.

Yerim sudah pasti tersinggung, namun demi totalitas, dia membalas seringaian itu dengan senyum dan tawa. "Kau benar. Aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Berjudi itu menyenangkan, apalagi kalau aku bisa mendapat banyak uang."

Mata pemuda itu memincing, seringaian merekah semakin mengerikan. Ada beberapa titik berkas cahaya dari lampu yang membuat garis-garis wajahnya menjadi sangat dramatis. "Kalau mau uang, jual saja dirimu."

Yerim merasa terbakar. Telinganya sangat gatal. Ini perasaan yang memuakkan. Dia ingat saat bagaimana dia diremehkan oleh Heeseung dan kawan-kawan saat berjudi pertama kali, namun perasaan itu tidak seberapa. Hyunjin hanya menyerang dengan satu kalimat, tetapi dia seperti memicu sebuah granat.

Napas ditarik dengan keras, jemari bergerak cepat mengunci 54 kartu dalam genggaman hingga tersusun rapi. Kartu diletakkan pada meja dengan keras, sampai menimbulkan bunyi yang mengejutkan. Amarah terlukis dari betapa kerasnya suara yang dihasilkan. Wajah yang tertunduk memberikan kesan gelap. Ada beberapa saar di mana semua orang menantikan reaksi.

Yerim menarik dengan cepat tumpukan kartu itu dan menyebarnya dalam satu kali tarikan. Ada efek suara yang teatrikal, daya imajinasi menciptakannya agar terlihat epik seperti di film layar lebar. Gadis yang menunduk itu mengumpulkan energi negatif yang terlanjur terlepas akibat emosinya dan menguburnya dalam senyuman sebelum dia mengangkat kepalanya kembali untuk menatap si lawan bicara. "Berapa harga yang pantas untuk tubuhku, Hyunjin sunbae?"

Seringai dan senyuman yang memuakkan itu sirna dalam sekejap. Dia terkejut.

"Kukira kalian sudah tahu tentang reputasiku dari Kim Sunwoo. Tidak mungkin dia melewatkan cerita tentang taruhanku dengannya malam itu." Dia menarik satu kartu keluar dari barisan, Joker berwarna. "Aku bisa saja melakukan apa yang kau katakan--menjual diriku. Tapi ...."

Setelah menyisihkan satu kartu tadi, dengan sengaja gadis itu menyisir meja dan mengambil semua kartu di sana dengan sekali tarik. Dia memamerkan kemampuan mengacak kartunya yang apik di depan semua orang. Decak kagum terdengar, itu menjadi bahan bakar semangatnya. Namun saat ini, tatap matanya hanya tertuju pada satu orang saja: Hwang Hyunjin.

Dia menarik sudut bibirnya sampai ke titik terjauh. ".... di mana letak keseruannya?"

.

.

.

.

.

"Judi tidak selamanya tentang uang," jelas Yerim santai seraya mengocok kartu dengan santai. "Bisa juga tentang adu kemampuan memanipulasi. Orang-orang kaya suka bermain judi, apa mereka kekurangan uang? Tentu tidak, they do it just for fun. Like sex, isn't it? Just. for. fun."

THE GAMBLER 2: Big League🔞 | TXT & EN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang