2 - Persiapan Tes

127 10 0
                                    

Haloooo halooo, balik lagi akuu haha.
Semoga masih suka sama ceritanya yaa, yg udah mau nungguin terimakasih banyak.


_

_________

Bab 2

"Arrrgghh"

Fourth mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Tes untuk masuk klub musik tinggal 3 hari lagi dan ia sama sekali belum bisa memutuskan apa yang akan ia tampilkan nanti.

Beruntung ia tinggal sendiri di kondominium dekat kampus. Tidak akan ada yang tahu dan melihat dia sefrustasi ini.

Jujur, ia terkadang memang agak berlebihan dengan hal-hal yang ingin dilakukannya. Dia selalu memaksakan diri agar semua hal yang dilakukannya berjalan baik dan sempurna.

Fourth bukan anak yang terlalu berambisi, hanya saja ia terlatih dari kecil bahwa ia harus melakukan sesuatu dengan sempurna. Jika tidak, ia akan dimarahi dan dimaki habis-habisan oleh orang tuanya. Hal itu tentu meninggalkan semacam trauma untuk Fourth sehingga telah menjadi sifatnya sekarang.

Fourth terlentang di atas tempat tidurnya sambil memandangi langit-langit kamarnya. Ia masih memikirkan apa yang sebaiknya ia persiapkan untuk tes nanti. Namun, lamunannya buyar ketika smartphone nya bergetar menandakan ada yang meneleponnya.

"Halo, Phi Mark. Ada apa?" Fourth mengangkat telepon yang ternyata dari Mark. Jangan pikirkan dari mana mereka saling mendapatkan nomor itu. Biarkan itu menjadi rahasia mereka.

"Halo, Nong Fourth. Kau sibuk?" Suara Mark di seberang sana bertanya.

Fourth menggeleng, "Tidak, phi. Aku hanya memikirkan harus menampilkan apa untuk tes masuk klub musik nanti." Fourth menjawab pertanyaan Mark dengan jujur.

"Oh, kau memutuskan masuk klub musik ya. Aku pikir itu bagus, suaramu bagus. Aku suka. Mungkin kau bisa jadi vokalis. Lagipula aku punya sahabat disana. Aku akan memintanya untuk menjagamu nanti." Mark menjelaskan panjang lebar.

Fourth terkekeh, "Haha phi. Aku bahkan belum tahu apa aku akan lolos atau tidak."

Fourth mendengar suara kekehan di seberang telepon sana. Mark berkata dengan yakin bahwa Fourth pasti akan lolos dan masuk ke klub musik. Mark bahkan juga menyarankan Fourth untuk menampilkan keahliannya menyanyi dan bermain gitar.

"Oke, phi. Terimakasih sarannya. Aku akan bernyanyi sambil bermain gitar nanti."

"Aku merindukanmu." Ucap Mark tiba-tiba. Fourth sedikit terkejut. Terlihat dari matanya yang membesar dan tidak ada salah satu dari mereka yang berbicara selama beberapa detik.

"Ah, maksudku bagaimana kau menyanyikan lagu 'Aku merindukanmu' saja? Aku pikir lagunya cocok denganmu." Mark melanjutkan.

Tersadar dari keterjutannya, Fourth mengiyakan dan akan berpikir mengenai lagu yang disarankan Mark. Setelahnya, mereka menutup telepon itu.

----------------

Hari tes

Waktu menunjukkan pukul 4 sore sementara tes akan dimulai setengah jam lagi. Kelasnya baru saja selesai. Akhirnya, setelah profesor yang mengajarinya telah keluar kelas, buru-buru ia keluar juga dan segera bergegas ke ruangan klub musik berada.

Sesampainya disana sudah ada beberapa orang yang datang. Mungkin sekitar tujuh orang. Ada pula yang membawa gitar. Fourth mendesah frustasi, ia tiba-tiba merasa tidak yakin akan dirinya sendiri. Melihat peserta yang lain terlihat sangat siap membuatnya gugup. Ia bahkan hanya berencana untuk memakai gitar yang ada di klub saja.

Orang-orang pun semakin ramai berdatangan. Kegiatan juga akan dimulai sebentar lagi. Hampir seluruh peserta sibuk mengulang-ulang dan berlatih kembali, termasuk Fourth.

Tak lama kemudian, salah satu anggota klub musik yang juga menjadi panitia hari itu pun telah memulai acara yang diawali kata sambutan dari wakil ketua klub musik karna ketua klub tidak bisa hadir karna sedang mewakili kampus di luar kota.

Kini, tiba giliran Fourth untuk unjuk bakat. Fourth menghirup napas dalam-dalam lalu mengeluarkan perlahan agar mengurangi rasa gugupnya. Dalam hati ia mencoba menyemangati diri dan mensugesti bahwa semua akan baik-baik saja.

Fourth mulai berjalan ke kursi tepat didepan juri penilai. Sebelum duduk ia mengambil gitar yang sudah disediakan oleh klub.

Para juri penilai mulai mengangguk memberikan aba-aba pada Fourth untuk mulai. Fourth akhirnya mulai memainkan gitarnya dan bernyanyi lagu 'Aku merindukanmu'. Lagu yang disarankan oleh Mark saat mereka telponan waktu itu.

Para juri dan peserta fokus akan penampilan Fourth yang begitu memukau. Fourth benar-benar dapat menggambarkan lirik lagu tersebut dengan baik. Betapa ia sangat merindukan seseorang yang mungkin tidak akan pernah ia temui kembali.

Petikan gitar terakhir dari Fourth lalu disambut tepuk tangan dari para juri dan peserta yang melihat. Melihat respon dari juri dan peserta membuat senyum milik Fourth mengembang. Setelah itu dilanjutkan dengan peserta yang lain.

Setelah semua peserta sudah tampil, panitia mengumumkan bahwa peserta yang lolos menjadi anggota klub akan diumumkan tiga hari lagi dan kegiatan pun telah selesai.

.
.
.

bersambung

Bastard ex-boyfriend | GeminifourthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang