Sisi Yang Tak Dapat Diprediksi

228 21 0
                                    

Severus Snape tidak mengalami hari yang baik. Dumbledore kelabakan saat melihat alamat surat yang ditujukan pada bocah Potter itu bukan di Privet Drive 4 tapi di panti asuhan Marry! Dan ia ditugaskan untuk menjemputnya alih-alih setengah raksasa itu.

Sebelum ke panti asuhan itu, ia berkunjung untuk mendapat informasi apa yang telah terjadi pada kerabat Potter. Rupanya Dursley memiliki reputasi yang lebih buruk dengan tuduhan pelecehan anak dan penipuan perusahaan oleh kepala keluarganya sendiri. Anak mereka dikirim ke St. Brutus karena perilaku kriminalnya dalam melukai anak sebayanya dan pencurian.

Yang membuatnya curiga, reputasi bocah Potter di sekolah dan lingkungan privet drive bertolak belakang. Menurut catatan sekolahnya, Potter dikenal sebagai berandalan yang sering melakukan pemukulan pada orang dengan sukarela namun mencatat itu untuk orang yang mengganggunya dan senang membolos dalam kelas terlepas dari tesnya yang lulus sempurna.

Reputasi bocah itu juga didominasi kekerasan brutal nan sadis dari salah satu kasus gurunya yang menghinanya dan membuatnya ditakuti oleh siswa lain sekaligus mendapat julukan Iblis Hitam. Lebih parahnya lagi dia sering ditemukan membawa rempah-rempah dan tabung berisi pasta cabai ghost pepper di tas kecil ungu bergambar tengkorak. Saat ditanya oleh gurunya untuk apa ia membawanya, bocah itu dengan santai menjawab untuk menangkal lalat nakal yang menyiratkan untuk para pengganggu.

Reputasi bocah Pottet itu di privet drive berbeda karena mereka mengenalnya sebagai individu ramah walaupun ia agak jahil dan disukai oleh tetangganya. Ia juga mendapat laporan bocah itu menyebarkan kebenaran tentang Dursley yang membuat Severus berasumsi reputasi kerabat Potter hancur total setelah diberitahu ada polisi datang menangkap paman dan bibinya sekaligus mengirim sepupunya ke sekolah anak kriminal alih-alih ia sendiri yang dikirim. Bahkan hal itu dimuat dalam berita yang tidak diketahui oleh Dumbledore.

Severus sudah menganggap bocah Potter sebagai pembuat onar tapi tidak bodoh seperti ayahnya, justru walaupun berandal bocah Potter lebih jenius dari kedua orang tuanya dari berbagai bidang. Kepala sekolah dari sekolah lamanya memberitahunya bahwa IQ anak itu 400! Dan pernah menjuarai olimpiade dan beladiri di ajang nasional yang membuat reputasi sekolah itu naik.

Ia menatap panti asuhan itu. Tempatnya cukup kecil tapi asri walaupun di tengah kota. Ia menghampiri seorang wanita paruh baya dengan rambut pirang sedikit helai putih di pinggirnya.

Wanita itu menatapnya dengan pandangan menilai sebelum menatapnya dengan wajah netral. "Selamat datang di panti asuhan Marry. Namaku Margaret Jones. Bolehkah aku membantumu tuan..."

"Namaku Severus Snape, Nyonya Jones. Aku dikirim dari sekolah swasta untuk seorang anak bernama Harry Potter," ujar Severus dengan nada tegas.

Wanita itu agak ragu tapi ia tetap menuntunnya. "Tuan Potter baru saja dikirim sehari yang lalu karena kelakuan mengerikan yang dilakukan kerabatnya sendiri. Anak yang malang. Dia agak pendiam dan tidak banyak berinteraksi dengan anak-anak lainnya yang dapat dimaklumi,"

Keduanya berhenti di depan pintu kayu yang cukup bagus dan Nyonya Jones mengetuk pintunya tiga kali dan suara dari dalam memperbolehkan mereka masuk. Severus melihat pertama kalinya bocah Potter itu.

Bocah itu sangat tampan dengan pesona nakal nan jahil dari senyum santainya tapi aura berbahaya di sekitarnya. Rambut hitamnya tidak berantakan seperti ayahnya, cukup rapi dan membingkai di atas kulit putih salju dan mata hijau avada kadavra dengan aksen abu-abu dan coklat keemasan yang membuatnya terlihat unik. Dia juga terlihat lebih tinggi dari anak-anak seusianya.

"Oh, jadi kau yang dikirim dari sekolah yang kuanggap agak konyol jika kau bertanya," ucap anak itu dengan nada sedikit mengejek dan tidak terkesan. Snape berkedut memdengar nada suaranya.

The Black ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang