"Ratu Kushina, Pangeran Permaisuri anda, Jenderal Namikaze telah berhasil menakhlukan pemberontakan Uchiha."Ratu Kushina tersenyum mendengar laporan dari pengawalnya. Tangannya mengelus lengan kekar dari seorang pria muda yang tengah melingkar di lehernya. Dia masih menikmati dimanjakan oleh pria muda itu, pria muda yang merupakan suami keduanya.
Pria itu mencium pundaknya sekarang sementara tangannya yang lain sedang memijit punggungnya yang pegal. Pegal karena menopang perut besarnya. Ya, ratu itu sedang mengandung sekarang. Anak buah cintanya dengan suami mudanya.
'Oh... itu bagus...," mata sang ratu bahkan terpejam. Ucapannya jadi ambigu, antara bersyukur atas berita baik itu ataukah sedang menikmati pijatan suaminya.
Pengawal itu hanya menunduk. Dia memandang di mana pun asal tidak pada pasangan yang masyuk pada keintiman itu. Dalam hati mengutuk nasibnya karena harus ditugaskan untuk mengabarkan beritu itu.
"Kau dengar itu, Sayang. Pangeran permaisuri akan datang."Kushina mengelus pipi suaminya.
Wajah pria itu gamang. Namun, akhirnya dia mengangguk juga. Kushina berpaling pada pengawal dan memberi perintah,"Persiapkan upacara penyambutan untuk beliau."
Pengawal menangkupkan tangannya. Lega karena dia akan segera mengundurkan diri dari ruangan itu. Lepas dari pasangan setengah telanjang itu.
"Oh, ya... Pengawal, sekalian kabarkan hal ini pada puta mahkota Naruto. Dia harus menyambut ayahandanya."
Pengawal itu benar-benar keluar dari ruangan pribadi ratu Kushina. Tinggallah Kushina yang kini sedang berbaring di pangkuan suami mudanya. Punggungnya terulur lega, menikmati kehangatan pangkuan orang yang berhasil membuatnya dimabuk cinta. Tangannya mengelus dada pria itu. Dan pria itu masih memberikan usapan dan sentuhan yang membuatnya merasa dimanjakan.
Namun, dia bisa merasakan kegalauan suaminya itu. Tangan yang mengelus perut buncitnya bergetar. Kushina menangkup tangan pria itu.
'Apakah kau takut?" Tanya Kushina.
"Suami pertamamu adalah Jenderal termasyur negeri ini," Kata pria itu.
"Tapi aku adalah ratu di negeri ini. Dia tidak bisa protes jika aku mengambil pangeran selir."
"Dia pasti akan membunuhku,'
Kushina terkekeh,"Neji-kun, Kau bahkan berani menggodaku di saat dia sibuk berperang. Aku sudah menikahimu dan kau takut terbunuh."
Pria yang dipanggil Neji itu mendesah,"Dia mampu untuk melakukan itu. Dia bahkan mampu menumpas pemberontakan Uchiha. Dia bisa saja memberontak.^
Kushina menghela nafas.
'Dia pasti menang jika memberontak. Dan aku takut, dia pasti akan membunuh anak kita.' Neji masih berkeluh kesah, sambil mengelus lagi perut Kushina.
"Dia tidak akan berani." Kushina meyakinkan itu. Dia jenderal hebat, namun dia bukan keturunan bangsawan negeri ini. Gelarnya ada karena menikahiku."
"Bagaimana kau bisa menikah dengannya?"
Kushina jadi tersipu malu. "Aku yang menyukainya waktu itu. Aku melihatnya sebagai KESATRIA yang cakap, memberikan perhatian dan akhirnya ibu suri menikahkan kami."
Neji kembali menatap mata Kushina. "Dan sekarang... apakah kau masih mencintainya?" Tangannya mengelus pipi Kushina. "Dia cinta pertamaku, ayah dari putra mahkotaku dan dia sudah banyak membantuku memerintah. Kau datang di saat aku membutuhkan cinta sejatiku. Dia cinta pertamaku tapi kau cinta sejatiku."
"Oh, ratu Kushina," Neji mempererat pelukannya pada Kushina. Kushina mendesah, menikmati pelukan itu. Hingga payudara Kushina bergesekan dengan kulit dada Neji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desire Of Kingdom
FanfictionTak ada yang tahu sampai di mana desiran hati itu berakhir