26. •| lebih diam |•

87 11 5
                                    

Gais kalian bisa tonton dulu cuplikan mereka di atas ya, itu gambaran ketika Aksa kumat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gais kalian bisa tonton dulu cuplikan mereka di atas ya, itu gambaran ketika Aksa kumat.

***

Tiga bulan sudah berlalu, kegiatan sekolah sedang padat-padatnya, sebentar lagi juga akan diadakan ujian akhir semester lalu setelah itu libur sekolah.

Harusnya sekarang Aksa ikut serta lagi dalam acara turnamen basket musim 10, tapi, karena kondisinya yang makin hari makin buruk membuat Haura tak mengizinkan putranya untuk aktif lagi di sekolah. Cukup sekali saja, dan tak akan terulang. Kejadian Aksa ambruk di lapangan yang membuat dirinya harus masuk rumah sakit lagi membuat ibu dua anak itu semakin protektif. Pasalnya, sekarang Aksa setiap 2 kali dalam seminggu harus melakukan cuci darah agar kondisinya bisa tetap stabil.

Iya, dia sudah 3 bulan melakukan itu, kadang diantar oleh bundanya, atau Arka, atau juga Sisie. Seperti sekarang, cewek itu sedang terduduk sambil menunggu Aksa selesai cuci darah. Sisie merenung tentang betapa sulitnya bagi Aksa untuk menjalani cuci darah setiap minggu. Dia menyadari betapa beratnya beban yang harus ditanggung oleh Aksa, ia juga merasa sedih melihatnya menderita.

Namun, Sisie juga merasa bangga pada Aksa karena kegigihannya untuk terus melawan penyakit yang menyerangnya. Meskipun sering merasa lelah dan sakit, Aksa tetap bersemangat untuk menjalani cuci darah dan berusaha untuk hidup sehat.

Setelah menunggu selama beberapa waktu, Aksa akhirnya keluar, Sisie melihat wajah cowok itu yang letih, detik berikutnya Aksa tersenyum dan mengajak Sisie pulang. Mereka berboncengan di malam minggu pukul 20.30, ditemani sang dewi malam yang terlihat mengikuti mereka.

"Aksa, kalo gak kuat bawa motor, bilang ya, biar aku aja," kata Sisie yang menyimpan dagunya di pundak Aksa. Cowok itu memberi anggukan dan memfokuskan lagi pada jalanan.

"Kata bunda kangen, Sisie mampir dulu ya ke rumah?"

"Boleh, Sa."

Akhirnya mereka berdua telah sampai, Haura langsung menyambut Sisie dengan senyumnya yang bersahabat kemudian memeluk gadis itu seperti seorang ibu yang merindukan putrinya.

"Neng Sisie kemana aja? Tante kangen banget, udah jarang main ya sekarang? Sehat Neng?" kata Haura setelah melepaskan pelukannya itu. Sisie hanya tersenyum sopan dan merasa sedikit canggung karna memang sudah lama dirinya tak mampit ke rumah Aksa.

"Masuk yuk, kita makan malem sama-sama."

Haura mengajak Sisie ke dapurnya, di meja makan sudah tersedia berbagai macam lauk yang jarang sekali Sisie makan. "Aku udah makan Tante, sebelum pergi ke rumah sakit sama Aksa," kata Sisie dengan maksud menolak secara halus tawaran Haura, tetapi nampaknya bundanya Aksa itu ingin sekali masakannya dicoba oleh Sisie, dengan sedikit terpaksa, Sisie akhirnya mau diajak makan.

Sementara Aksa sekarang langsung pergi ke kamarnya untuk ganti baju, setelah selesai ia merebahkan diri di kasur, eh ternyata malah ketiduran. Mungkin ia terlalu lelah menghadapi dunia yang brutal ini.

Kelas Baru ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang