Terompet istana terdengar. Diikuti oleh suara gong yang mrnggelegar. Gerbang istana terbuka. Dan masuklah pasukan Konoha masyur, dibawah pimpinan Jenderal besar Minato Namikaze.
Minato berada paling depan. Berkuda dan paling gagah. Pria yang paling bersinar. Rakyat mengelu-elukannya di sepanjang jalan. Dia melambaikan tangan. Senyum tipis membuat kewibawaannya semakin nyata. Membawa pasukannya pada satu tujuan, aula kerajaan.
Di aula itu. Kushina sudah duduk di singgasana. Neji berada di belakangnya. Menyentuh pundaknya. Sama-sama saling menguatkan. Bayi dalam kandungan Kushina bergerak. Kushina mengelus perutnya dengan tangan gemetar. Dia mengangkat tangannya menangkup tangan Neji yang ada di pundakya. Neji meremas tangannya, memberikan sedikit kekuatan untuk menghadapi Minato.
Di sebelah kiri Kushina. Duduk Naruto yang juga menyambut kedatangan sang Ayah. Ya, putra mahkota itu akhirnya luluh juga. Dia tidak bisa menolak keinginan sang ibu yang meminta dengan wajah putus asa.
Naruto melirik Kushina. Tampak nyata ketakutan di wajah Kushina. Lalu ... Neji... pria itu bagaikan pengecut yang ketahuan berselingkuh dengan istri orang.
Naruto tersenyum miring. Tampak benar perbedaan Nsji yang menemuinya di padepokan dengan yang sekarang. Dulu, Neji begitu sombong. Dengan penuh keyakinan diri berkata,"Jaga perkataan anda. Saya adalah suami sah ratu Kushina."
Tentu saja, Naruto tidak mau kalah garang, "Dan aku adalah putra mahkota neger ini. Keluar, kau!"
'Naruto,"Kushina mengulurkan tangan, memanggilnya lembut.
Naruto menoleh padanya dan melihat kondisi ibunya yang terbaring dengan perut buncitnya, hatinya jadi terenyuh. Pandangan matanya seketika melembut.
"Nak, kemarilah. Ibu merindukanmu."
Naruto mendekati kushina. Dia berlutut dan mencium tangannya. Kushina mengelus kepala Naruto,"Putraku." Kushina menoleh pada Neji."Tinggalkan kami, Anata."
Panggilan Kushina pada Neji membuahkan perih di hati Naruto. Nyata benar bahwa sang ibu sangat mencintai Hyuga pengecut itu. Naruto semakin muak pada Neji. Pria itu telah berhasil memperdaya sang ibu dengan cinta. Itulah pemikiran Naruto.
Naruto menoleh pada Neji. Memberikan dateglare menakutkan padanya untuk segera keluar dari kamar ibunya. Malam ini cukup sudah. Dia tidak ingin Kushina kelelahan.
Neji mengepalkan tangan. Dalam hati sangat mengkuatirkan Kushina. Dia tak bisa berbuat apa pun selain keluar kamar, sesuai perintah Kushina.
Naruto menatap wajah Kushina lagi setelah Neji pergi. Kushina mengelus wajah Naruto dengan sayang. "Putraku."
Naruto tersenyum. "Apa kabar, Ibunda."
Kushina tersenyum juga. "Kau bisa lihat." Kushina mengambil telapak tangan Naruto dan mengarahkannya untuk menyentuh perutnya."Adikmu ada di dalam sini."
Tatapan mata Naruto menyiratkan keterkejutan. Kushina terkekeh,"Kau pasti tidak menyangka ibu bisa hamil di usia ini, bukan?"
Naruto terdiam. Ada perasaan hangat saat dia menyentuh perut Kushina. Sebenarnya, Sudah lama dia menginginkan saudara kandung. Kesibukan sang Ayah untuk menaklukan negeri jajahan, membuat Naruto mengesampingkan mimpinya itu.
"Naruto, Kenapa diam, hem... Oh,... bisa tolong ibu untuk duduk?"
Naruto tergugah dari lamunan. Dia menopang punggung Kushina agar wanita itu bisa duduk. Selimut melorot dari dada Kushina. Dada Kushina terekspos bugil. Tampak benar bahwa buncitnya perut Kushina membuat punggungnya melengkung tidak nyaman. Naruto menumpuk bantal di belakang Kushina sebagai alat bersandar bagi wanita itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Desire Of Kingdom
FanfictionTak ada yang tahu sampai di mana desiran hati itu berakhir