hi, i'm back wkwk
kali ini aku kasih rate 17+ yah, bukan karena ada adegan anu nya wkwk, tapi cukup banyak kata umpatan yg gak cocok untuk adek-adek dibawah umur
BTW keknya masih byk typo, jadi mohon dimaklumi, bila perlu ditandai ya gengs...
so enjoyyyy
.
.
.
.
.
.
Sisil memandang lurus dengan raut wajah yang sudah sangat cemberut pada pemandangan diseberang sana.
Dari tempatnya berdiri, ia bisa melihat kekasih yang hampir setahun ia pacari tengah haha hihi dengan seorang gadis yang terkenal akan kepintarannya di kampus mereka.
"heh" Sisil tersentak kaget ketika seseorang tiba-tiba datang dan menepuk bahunya.
"ngagetin aja!" deliknya kesal pada Jena, salah satu sahabatnya sedari pertama kali masuk ke kampus ini.
"lagian sih mandangin yang bikin mata sepet mulu, putusin lah Sil, apa lagi sih yang lo tunggu?"
Mendengar perkataan sahabatnya, raut wajah Sisil tambah cemberut.
"apa? Mau bilang dia orangnya emang sebaik itu? se-friendly itu? terus elo-nya masih sayang mampus?. Basi tau gak!" Jena menatap Sisil sebal, susah sekali menyadarkan gadis itu.
"ih bukan gitu, ya gimana, susah ngomongnya"
"terserah" Jena memutar bola mata jengah kemudian berlalu meninggalkan Sisil lebih dulu yang tentu saja langsung disusul oleh gadis dengan rambut sebahu tersebut.
"Jen, gimana ya? Gue kan emang sayang sama bang Alan, tapi gak yang sayang mampus kayak kata lo juga sih, gue cuma... apa ya? Kayak tiap mau ngomong putus tuh pasti ada aja kelakuannya yang bikin gue luluh lagi, he's so sweet" Sisil menyusul langkah sang sahabat serta merta memberitahukan keresahannya.
"ya lo-nya jangan gampang baper!" kesal Jena, dia sudah sangat gemas dengan hubungan sahabatnya.
Sisil memang sejauh ini tidak menunjukkan indikasi sad girl atau bahkan menggila karena cemburu meski ia yakin gadis itu tetap terluka.
Untuk itu, menurut Jena gadis itu harus segera mengakhiri hubungannya sebelum dia benar-benar jatuh terlalu dalam pada pria itu.
"iya, iya! Jangan marah dong ama gue" gerutu Sisil kemudian mengapit paksa lengan sahabatnya sembari melanjutkan perjalanan mereka.
@@@@@@@
Pacar
Gi, aku makan di kost kamu yah, laper nih.
Sisil mendelik kesal membaca pesan dari sang kekasih yang selalu membuat moodnya berubah-ubah.
Dengan menggebu-gebu gadis itu mengetik balasan untuk Alan.
"Aku gak punya stok makanan, udah makan juga"
Pacar
Adek jahat ih, makannya gak nungguin aku
Sisil mengerut jijik melihat balasan kekasihnya yang terdengar alay. Pria itu memang sering menggodanya dengan panggilan "adek" dan itu selalu berhasil membuat Sisil kesal juga geli, seolah ia berpacaran dengan om-om.
Sisil memutuskan untuk tidak membalas lagi pesan pria itu. ada yang lebih penting dari mengurus kekasihnya yang tidak jelas, yaitu streaming MV rilisan terbaru dari grup K-pop kesukaannya.