Ketukan dari pintu terbuka.
San yang tengah melipat pakaian, menoleh ke arah belakangnya dan menemukan Hongjoong menemuinya di bungalow yang dihuninya sembari mengangkat sebotol minuman keras. San memang tak mengenakan jam tangan, tapi dirinya tahu, ini masih pagi, baru akan menjelang makan siang, tetapi lelaki itu telah menawarkannya sebotol alkohol.
Saat itu, Hongjoong pun melangkah masuk, sembari berucap, "ini gak akan gue pukulin ke kepala lo, kok."
Yang sontak membuat San terkekeh, lalu memutar posisi duduknya di lantai kayu tersebut dan menepuk area depannya. "Jadi tentang apa ini?"
"Tentang gue susah banget dapetin satu botol ini, kecuali nanti malam bakal disiapin--gue udah minta." Hongjoong mendekat, lalu duduk bersila di hadapannya, sembari menaruh botol whiskey itu di lantai, antara mereka. "Cuma mau ngobrol sama lo. Juga, gue mau pelit--anak-anak gak tau gue megang ini. Mereka lagi pada manjat pohon kelapa."
"Pohon kelapa?" San masih terkekeh, lalu mengangguk mempersilahkan. "Perut kosong, tanggung sendiri, ya, cuma hasil sarapan."
"Nikmatin aja." Hongjoong menjawab sembari menepuk kepala botol, meminta San membukanya, dari gesturnya.
Langsung paham, San melakukannya; karena setidaknya ia senang, Hongjoong mau bicara dengan santai lagi dengannya. Ya, berada di tempat ini terasa menguntungkan.
"Gue gak ada topik pasti, jadi lo santai aja."
"Kayak ke siapa aja." Setelah menaruh tutup botol pada lantai, San mempersilahkan.
Namun Hongjoong memintanya untuk mengambil tegukan pertama.
Jadi, San melakukannya, sambil agak mengerang kecil setelahnya. "Anjing, berapa persen ini?"
"Gak tau gue?" Hongjoong ikut heran, merebut pelan botol tersebut dari tangan San, lalu mencari label untuk kandungannya. "Hm? Normalnya whiskey kok."
"Iya, kah?" San bertanya lalu menyentuh lehernya. "Panas banget ke tenggorokkan gue."
Dengan santai, Hongjoong menenggak untuknya sendiri, lalu memberikannya kembali pada San. "Pantai ngasih efek gak sih?"
"Efek gimana?" Pertanyaan Hongjoong membuat San tertawa kecil, menerima botolnya lalu mencari topik untuk dibicarakan. Hanya asal, San teringat akan sesuatu. "Kemarin Yunho ke sini, nukar pakaian dia sama Seonghwa--lo tau?"
"Tau." jawab Hongjoong. "Gue yang nyuruh."
"Ah..." San mengangguk paham, ikut menyesap lagi saat itu. "Kenapa gak sekamar aja sama Seonghwa? Kemarin gue udah lihat lo berdua santai kok."
Sedikit melihat ke arah langit-langit, Hongjoong mencari jawabannya. "Nanti ngelunjak."
Tawa itu begitu refleks, San menyesap lagi, sebelum memberikan botolnya kembali pada Hongjoong. "Tapi bener, sih. Seonghwa orangnya memang ngelunjak, ya. Gue juga sebenarnya gak apa-apa kalau sama Seonghwa. Cuma kalau bisa sih..."
"Apa?" Hongjoong terkekeh, setelah menenggak, kemudian kali ini menaruhnya di lantai lagi. "Pengen sama Wooyoung?"
Sedikit ringisan, tetapi San mengangguk. "Kasihan dia, gue diemin terus selama ini. Gue ngerasa dosa banget sih, ngelakuin ini ke dia, di saat dari dulu dia selalu ada buat gue."
"Terus kenapa enggak?" tanya Hongjoong, namun mengoreksinya. "Bukan tentang sekamarnya, tapi tentang kenapa gak sama Wooyoung? Ngapain kek. Tempat ini luas, lo bisa jalan-jalan, habisin waktu sama dia."
Dalam senyuman lurus, San membalas. "Gue, cuma mau ngelakuin hal yang dititipin seseorang dulu."
"Jagain gue?" Hongjoong menebaknya. "Hajoon?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
FanfictionTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023