IV. Mimpi Petunjuk 1

167 53 5
                                    

Happy reading!

•••

Wanita ini sungguh cantik. Aku merasa seperti sedang melihat bunga sakura yang mekar di musim semi. Kulitnya yang terlihat begitu putih dan halus membuatnya terlihat semakin menakjubkan. Aku yakin wanita ini adalah orang berpengaruh di tempat ini.

Aku juga yakin ini adalah alam bawah sadarku, karena tidak mungkin tiba-tiba ada wanita secantik ini datang ke penginapan, sementara pemandangan sekelilingku sama sekali tidak seperti yang ada di penginapan.

Tempat ini terlihat seperti kamar seorang putri Raja. Bayangkan saja, kamar ini sebesar lapangan baseball, atau mungkin lebih besar karena aku belum melihat hingga ke semua sudut ruangan ini.

Saat aku ingin mencoba berdiri dari tempat tidur, tiba-tiba tubuhku terasa seperti sedang melayang, dan yang benar saja, ternyata aku digendong oleh wanita ini.

'INI AKU LAGI DI BADAN BAYI LIMA TAHUN? PANTES AJA AKU NGERASA ADA YANG ANEH,' ucapku dengan histeris dalam hati.

Aku pun mencoba untuk menenangkan diriku, 'Okay no problem. Ini cuma mimpi, jadi aku ikuti saja alurnya. Lagipula jadi bayi mungkin tidaklah seburuk itu, apalagi diriku sama sekali tidak ingat masa kecilku. Mungkin ini adalah pengalaman yang bagus haha.'

Jujur saja, saat digendong olehnya, aku merasa sangat nyaman. Rupanya begini ya rasanya. Aku jadi sedikit iri dengan anak kecil ini.

Wanita ini semakin dekat, semakin terlihat mengagumkan, dan aku bisa mencium berbagai macam wangi bunga yang sangat harum dari tubuhnya. Aku sedang membayangkan pria seberuntung apa yang dapat mengambil hati wanita ini. Ah, aku juga penasaran wujud dari anak kecil ini.

Aku pun digendong sampai memasuki ruangan lainnya, dan tampaknya ruangan kali ini berupa kamar yang tidak beda jauh dengan sebelumnya, namun tidak seramai kamar sebelumnya yang berwarna serba pink. Kamar ini didominasi warna biru, tapi yang membuatku terpana adalah kamar ini dipenuhi lukisan-lukisan yang sangat indah.

Saat sedang melihat sekeliling kamar ini, tiba-tiba ada yang membuka pintu. Aku juga baru sadar bahwa pintu kamarnya tidak kalah besar, seperti di film-film bangsawan.

"Ibunda, apakah itu kamu?" suara yang berasal dari pintu terbuka.

"Iya, ini aku, akhirnya kamu datang, Helles," ucap wanita yang sedang menggendongku.

Orang itu pun memasuki kamar ini, dan berkata, "Iya, Ibunda, maaf karena aku sudah membuatmu menunggu cukup lama."

"Tidak masalah, Helles sayang, aku juga baru datang," jawab wanita itu.

Dan ternyata yang memasuki kamar ini adalah seorang anak laki-laki yang sepertinya umurnya sekitar lima atau enam tahun lebih tua dari bayi yang kurasuki ini jiwanya. Sepertinya anak laki-laki ini adalah anak dari wanita ini, soalnya saat dia masuk, dia memanggil wanita ini dengan sebutan ibunda.

Tapi yang membuatku salah fokus dengan anak ini adalah fakta bahwa warna rambutnya mirip sekali dengan warna rambutku di dunia luar bumi ini, warna merah darah yang benar-benar sama persis. Kedua matanya saja yang berbeda denganku. Matanya memiliki warna pink lembut dengan sedikit nuansa kemerahan.

"Eclisia, apakah itu kamu?" ucapnya sambil memandangiku dengan tatapan yang begitu hangat.

'Kenapa ya daritadi orang-orang ini memberikan tatapan yang sangat hangat, aku merasa bayi ini sungguh beruntung,' gumamku dalam hati.

Eh, tunggu sebentar... tiba-tiba saja aku terfikirkan sesuatu di dalam benakku. Bukankah tadi dia menyebut Eclisia? Nama itu lagi. Apakah bayi yang bernama Eclisia ini adalah anak kecil yang belakangan ini muncul dalam mimpiku saat masih di Bumi? Nama mereka sama-sama Eclisia.

My Life's WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang