"KAK VELYN! ABANG JAHAT! HUAAA!!"
Arvelyn mengacak rambutnya frustasi, ia ingin menangis saja rasanya. Melihat bagaimana tingkah Kenzo yang sangat di luar ekspektasi saat ini, membuat Arvelyn merasa mengurus dua bocah sekaligus.
Kenzo.. pemuda itu ternyata tak sedingin kelihatannya. Bahkan sedari tadi ia terus saja mengganggu Ansel yang sedang anteng bermain dengan Arvelyn.
Contohnya sekarang. Dengan wajah lempengnya, pemuda itu dengan santai menghancurkan kelinci yang dibuat Ansel dari origami.
"Keenn!!! Kenapa diancurin lagi, siih?!" Terlampau kesal, Arvelyn menggeplak lengan Kenzo menggunakan penggaris.
Kenzo hanya meliriknya sekilas, sebelum tangan pemuda itu kembali mengambil kelinci origami selanjutnya. "Kelincinya jelek, mirip monyet." Ujarnya, lalu kembali menghancurkan kelinci tersebut, yang kemudian disambut tangisan membahana oleh Ansel.
Arvelyn menatap tajam pemuda itu. Mana ada kelinci mirip monyet!
Kenzo otaknya kepentok apa, sih? Kenapa jadi tiba-tiba bego? Kemana otak jenius si ketos itu? Sungguh Arvelyn tak habis pikir.
Bahkan saat Arvelyn dan Ansel membuat dinosaurus dari origami tadi, Kenzo pun menghancurkannya. Dan saat ditanya, pemuda itu dengan santai menjawab.
"Dinosaurus nya mirip ayam, gak punya tangan."
Mengingat itu membuat Arvelyn semakin kesal, ia lalu melayangkan satu pukulan lagi di lengan pemuda itu. "Tadi mirip ayam, sekarang mirip monyet! Mata lo katarak apa gimana?!" Gadis itu mencak-mencak ditengah usahanya menenangkan Ansel yang masih menangis kejer.
"Ssttt.. jangan nangis, dong.. nanti gantengnya ilang." Ucap Arvelyn terus berusaha membuat tangis Ansel mereda.
Namun bukannya mereda, tangis anak itu malah semakin kuat, ketika Kenzo kembali meledek kelinci buatan Ansel yang menurutnya mirip monyet itu.
"Origaminya warna coklat, jadi makin mirip monyet." Kenzo lanjut meledek masih dengan wajah lempengnya.
"Sumpah, Ken! Mending lo mingkem, deh! Stres gue lama-lama!" Arvelyn berujar kesal.
Sungguh, lebih baik menghadapi Kenzo yang dingin daripada menghadapi Kenzo yang banyak ngomong namun membuat Arvelyn darah tinggi seketika.
"Hiks! Bang Ken jahat!" Ujar Ansel masih dengan tangisnya.
"Iya, Kenzo emang jahat." Balas Arvelyn sambil terus mengusap pucuk kepala anak itu, mencoba menenangkan.
"Nanti Ansel aduin sama Mama, hiks!"
"Iya, cepuin aja."
"Ansel gak mau lagi bikin origami sama Bang Ken!"
"Iya, kakak juga pusing kalo sama dia."
"Huaaa!! Pokoknya Bang Ken jahat!! Jelek mirip monyet!!"
"Iy--HEH!"
°°°°°
"Makan es krimnya belepotan banget." Arvelyn membersihkan sekitaran bibir Ansel yang kotor oleh eskrim, sedangkan anak itu hanya nyengir dengan wajah polosnya.
Akibat Ansel yang tak mau berhenti menangis tadi, disinilah mereka berakhir. Di taman komplek guna menenangkan Ansel, dan tangis anak itupun berhenti ketika diberi eskrim.
Arvelyn dan Ansel duduk di kursi taman, sedangkan Kenzo sedang membeli eskrim untuk Ansel, dikarenakan anak itu yang merengek ingin eskrim lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Fiancé [HIATUS]
Teen FictionNaya Rivera, gadis 19 tahun yang mati akibat kecelakaan beruntun yang dialaminya ketika ia hendak pergi ke kampus. Namun bukannya pergi ke alam baka, jiwa Naya malah tersesat ke dalam tubuh seorang figuran di dalam novel yang baru saja selesai dibac...