chapter 十二

271 36 11
                                    

HAPPY READING

12






Kāsthamandap merupakan salah satu kota terpenting Terarastan dengan berjuta-juta tampungan nyawa. Terlampau banyak hal menggiurkan terbalut akan pesona keunikan konstruksi memicu keinginan manca negara untuk melabelkan kota tersebut di bawah nama mereka. Kāsthamandap sendiri memberi kesan paling berarti bagi Apheleon karena perkembangan EVIG dimulai dari kota ini.

Pendaran cahaya mentari siang di Kāsthamandap tidak terlampau menyengat, mungkin karena bubuhan kawanan awan yang sedikitnya mampu menutupi angkasa kebiruan. Suasana tampak semarak akan sekumpulan orang-orang yang berlalu-lalang menjalani aktivitas seperti biasa. Salah seorang lelaki muda tengah mengayuh sepedanya sembari melemparkan gulungan koran-koran di depan pintu rumah yang dilaluinya menarik atensi Felix.

Hari ini adalah hari yang telah ditentukan untuk jadwal perjalanan berikutnya. Kāsthamandap adalah destinasi yang Hyunjin datangi di tengah-tengah pusaran kesibukan. Ia harus segera mengunjungi Leder's Building yang terletak tepat di Kāsthamandap untuk memeriksa seluruh transkrip komunikasi oleh pemecah kode rahasia di sana.

Felix memandangi seluruh penjuru pusat kota Kāsthamandap dengan seksama. Kekaguman terpancar gambir dari matanya yang tak kalah terang akan angkasa. Ia tidak pernah mengetahui jika Firkant (alun-alun) akan menyimpan segudang kepermaian dunia. Maklum saja, Kāsthamandap bukanlah kota pusat seperti Chhogori maupun North Heaven.

Mereka baru tiba di pusat kota Kāsthamandap beberapa puluh menit silam. Kini meninggalkan Felix dalam kekaguman atas arsitektur berpahat elegan mengelilingi alun-alun kota. Bangunan-bangunan kuno berdiri kokoh impersif, mengingatkan Felix akan relief peninggalan peradaban lampau.

Pandangan Hyunjin kini bertandang pada Felix yang tengah memperhatikan keadaan di sekitarnya. Rambut yang biasanya terurai kini terikat rapi. Segaris senyum tipis mematri wajah rupawan pria itu dikala matanya memandangi rambut pemuda tersebut.

Ketukan sepatu military boots menggaung bertemu paving blok tua kemerah-merahan di bawah sana, beriringan dengan tapak sepatu yang mengalun di antara sayup-sayup kebisingan para manusia. Netra kecokelatan Felix mengikuti arah sebuah mobil antik melaju, menggiring tatapannya hingga berlabuh pada Hyunjin yang menatap lurus ke depan. Dalam beberapa detik pertama, Felix kembali takjub akan visual yang ditampilkan oleh sosok di sampingnya itu.

Topi visor kehijauan seakan tak pernah menolak untuk menemani surai hitam legam Hyunjin. Jas hitam militer di tubuh tegap nan tinggi pria tersebut mengagungkan derajat dan gelar tertingginya. Lencana logam kebiruan bertanda elang perak tersemat di kerah seragam Hyunjin, menandakan jika ia telah menjadi anggota partai EVIG selama lima belas tahun—suatu masa yang cukup lama. Ini juga merupakan pertama kalinya Felix melihat sebuah lencana Panzer Assault Badge terpasang pada seragam tersebut, mengindikasikan bila pria itu telah terlibat dalam lebih dari tujuh puluh lima pertempuran menggunakan panzer.

Felix merasa cukup terpukau, karena tidak semua tentara militer dapat mengoperasikan mesin militer mematikan seperti tank. Tetapi ia setidaknya merasa lumrah. Bagaimanapun, pria ini adalah Hyunjin—Jenderal yang paling dihormati pada masanya. Dan ia juga meyakini bila masih banyak lencana yang tersimpan di ruangan pribadi Hyunjin.

"Apa ada tempat yang ingin kamu kunjungi?"

Kali ini pandangan Felix terpaut pada Hyunjin di antara kerumunan manusia yang mengelilingi mereka. Felix terdiam, merasa bingung mengapa Hyunjin justru menanyakan hal tersebut padanya.

Nirvana in FireWhere stories live. Discover now