12 : Puzzle for the Universe

1K 147 32
                                    

R 18+


POV : Sunoo


Biru laut atau cokelat muda.

Aku lama berdiri di depan lemari memilih baju mana yang akan ku kenakan ke kantor. Ku lirik sebentar Jay yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk bawah saja, lalu kusadari aku juga tidak berpakaian dengan benar.

Oh, tadi malam...

Aku tersentak kala endusan hangat disela leher menyapa. Juga rambut basahnya yang mengenai pipiku.

"Jay!" Lamunanku buyar dan Jay terus menciumi leherku. Suhu tubuhku mulai memanas kala pandang kami bertemu, lalu bibir kami. Tanganku yang nakal mulai berjelajah di atas kulit perut Jay hingga Jay mengelus pinggangku pelan serta memutus tautan kami.

"Kita berangkat telat, nih?"

Ah... benar. Kami tak bisa terlambat karena rapat penting. Wajahku berubah murung karena kurasa Jay tidak menginginkanku.

"Kita lanjutin nanti ya, Sayang"

Sial. Sekarang pipiku pasti seperti kepiting rebus. Bisa-bisanya dia memanggilku seperti itu. Aku ambil  kemeja biruku lalu merunduk sedikit pada rak kedua tempat pakaian Jay tersimpan dan mengambil warna senada. Jay dengan senang hati menerimanya dan langsung memakainya.




My Very Bestfriend



Hari ini aku mau kenakan yang sama dengan Jay. Beberapa detik kemudian aku urungkan niat ini karena bisa saja baju kami mengundang praduga teman kantor lainnya dan menjadikannya bahan obrolan. Lalu mereka akan mengetahui keadaanku dan hubungan ku dengan Jay. Aku masih merasa tidak enak hati pada Jay meski kami sudah melakukan semua bersama tapi belum siap untuk mengungkapkannya.

Vest jadi pilihanku untuk menyamarkan baju agar tak terlalu mengikuti Jay.

"Bukannya kita mau pakai dresscode? Kok kamu jadi pakai itu juga? Engga panas?"

"Uh... nanti orang orang sadar..."

"Ah, iya." Jay diam beberapa saat, "pakai aja blazer yang lebih tipis. Sekalian biar engga kedinginan karena kamu kan nanti lama rapatnya di AC."

"Jay..."

"Ini snack buat nanti, kamu camil aja ya jangan sampai kelaperan selama meeting." Ia berjalan cepat mengambil snack box dan memasukannya di tas kerjaku. Aku hanya termangu dan berterima kasih atas perhatiannya.

Perasaanku buruk karena sepagi ini sudah membuat Jay sedih. Meski begitu ia terus tersenyum hingga kami berpisah di parkiran mobil.

Aku yang membuat rencana agar kami terlihat lucu dan berpasangan. Aku pula yang mengurungkan niat itu dan menyakiti hati Jay.


My Very Bestfriend





"Gue masih penasaran siapa pacarnya Pak Jay..."
Aku menguping pembicaraan teman-teman saat coffe break pertemuan sambil memakan bekal dari Jay. Mengapa orang-orang ini bergosip tentang Jay?

My Very BestfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang