Impossible Ten

8 3 0
                                    

"Gue pikir bakalan udah rame, lah baru dua ekor yang ada dikelas." Ucap Naras meletakkan tasnya di kursinya.

Mark salah satu yang sudah berada disana menoleh. "Udah pada dateng cuman lagi pada keluar, bosen katanya." Jelas Mark.

Naras mengangguk. "Ini tumben si kembar belum dateng?" Tanya Naras.

"Bukannya mereka emang sering dateng siang ya?" Ucap Zayyan.

"Iya sih, tapi perasaan gue kok gak enak ya?" Ucap Naras.

Drtttt

Naras melirik gawainya dan melihat siapa yang menelponnya. "Halo Fris, ada apa? Ngapain lo nelpon gue pagi-pagi gini?" Tanya Naras heran.

"..."

"Freya gak sekolah? Terus lo juga nggak?"

"..."

"Iya, iya nanti gue bilangin ke guru. Lo kalo mau sekolah cepetan dateng, belnya bentar lagi bunyi."

"..."

"Iya, gue ijinin lo telat. Tiati, gue tunggu lo disekolah." Ucap Naras menutup telponnya.

"Kenapa?" Tanya Zayyan.

"Freya sakit jadi harus kerumah sakit. Kalau Friska, izin telat." Jelas Naras. "Oh iya, Mark kembaran lo mana?" Tanya Naras.

"Emang gue punya kembaran?" Tanya Mark tidak mengerti.

"Lho? Emang Skaya bukan kembaran lo?"

"Sejak kapan gue sama Akya kembar?"

Naras memutar bola matanya malas. "Au ah, serah lo aja."

"Salah gue apa Zay?" Tanya Mark.

"Lo nanya lo salah apa? Lo salah udah ladenin si Naras." Celetuk Zayyan.

Naras menoleh menatap sinis Zayyan yang berbicara dengan menyebut namanya. "Apa lo? Bawa-bawa nama gue segala," protes Naras tidak terima.

"Nggak tadi ada cicak terbang." Jawab Zayyan asal.

"Emang cicak bisa terbang?" Tanya Mark dengan polosnya.

Zayyan menatap sinis Mark merasa kesal dengan saudaranya itu. "Mark, lo kalo gak ngerti maksud gue apa, mending diem aja deh." Ucapnya kesal.

"Kenapa gue harus diem? Kan kata Skaya kalo ada yang gak lo paham harus nanya, jadi gak salah dong kalo gue nanya." Ucap Mark.

Zayyan diam. "Kok lo malah diem sih? Ayo dong, jelasin ke gue, emang cicak bisa terbang?"

"Bisa! Puas lo!" Jawab Zayyan kesal.

Mark ciut melihat Zayyan yang sudah emosi. "Maaf," cicitnya.

Pffft

"Bwahahahaha! Gue baru tau Mark ternyata takut sama Zayyan, hahaha" ledek Naras.

"Siapa yang takut?" Sangkal Mark.

"Lo-"

Brak!

Perhatian mereka teralihkan saat Friska datang dan melempar tasnya dengan kasar ke atas meja.

"Lo kenapa dah?" Tanya Naras heran dengan sikap Friska yang tidak seperti biasanya.

Friska tidak menjawab. "Kalo udah gini itu tandanya dia lagi bad mood. Pasti karena Freya masuk rumah sakit ya?" Tebak Naras.

Friska mengangguk lesu. "Dia emang harus selalu kerumah sakit setiap sebulan sekali, tapi biasanya bareng sama gue juga. Terus tiba-tiba kak Steve bilang hari ini gue gak usah ikut, emang bukan jadwalnya hari ini, gue gak tau kenapa Freya pergi lebih awal." Jelas Friska.

ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang