Dine with The Devil 🖤

Irreplaceable

. Irreplaceable .

Drrt.. Drrt..
Sebuah ponsel yang tergeletak di atas nakas, bergetar ribut akan panggilan masuk.

Brakk!

Sebuah tangan besar yang keluar dari balik selimut, memukul ponsel tersebut dan mengambilnya.

" Ya? "

' Hyung, apa kau akan hadir besok? ' tanya suara yang tersambung.

" Ikut apa? "

' Baca pesan dari ayahmu, kau ingat kan perjanjian ayah yang mengatakan akan memberi kita sebuah hadiah saat kita semua saat sudah berumur 22 tahun? Dan karena minggu lalu aku baru saja berulangtahun ke 22, jadi hadiah itu akan segera diberikan '

Hyungmin menyalakan laptopnya, kemudian mengecek bagian email dan mendapatkan undangan dari sekretaris ayahnya.

" Oh kukira itu hanya omong kosong " Gumamnya.

' Jadi bagaimana apa kau akan ikut? '

" Ya mau bagaimana lagi, ayahku sudah menyuruhku untuk hadir. "

' Ok, kalau begitu acara balap besok dibatalkan'

" Untuk apa? Kita hanya akan berbasa basi sebentar sebagai formalitas, tradisi kita tetap harus dilaksanakan! "

Orang yang tersambung dengannya mengulaskan seringai, kemudian berkata ' Baiklah, aku akan mengabari Jinhyun untuk menyiapkan arenanya '

Setelah merasa pembicaraan telah usai, Hyungmin langsung memutuskan sambungan dan bangkit dari ranjangnya.

Selimut yang menutupi dada telanjangnya tertarik dan terjatuh ke lantai, menunjukkan tubuh seorang gadis yang masih terlelap di atas ranjang berantakan itu.

Hyungmin memanggil bawahannya dan menyuruhnya untuk memberikan uang kepada gadis ' pesanannya ' itu.

Saat bawahannya itu kembali, Hyungminpun berkata " Lain kali jangan pesan gadis dari tempat yang semalam, gerakan mereka sangat buruk! Tubuh mereka bau dan kotor! Suara mereka juga sangat berisik! "

" Baik tuan "

Saat bawahannya itu meninggalkannya, Ia menghisap rokoknya di balkon membiarkan para pelayan yang sedang berada di taman luas itu memandang penuh kagum akan tubuhnya.
.
.
.
Seorang pria mengelus lembut surai Junni yang terlelap kelelahan dengan jejak air mata dan ingus pada wajah lucunya.

Cr. Pinterest

Pria itu mengusap rambut yang menutupi bagian pipi gembul Junni, kemudian menatap karyanya dan teman-temannya yang menghiasi leher dan sebagian besar tubuh peri di hadapannya.

Tangan Junni ditarik dan dielus-eluskan ke wajahnya, Ia menghirup dalam-dalam aroma tubuh yang telah bercampur dengan keringat.

Pria itu sangat mencintai Junni. Tidak! Pria itu sangat terobsesi dengan Junni. Bahkan terkadang Ia dapat cemburu saat bercinta dengan Junni bersamaan dengan teman-temannya.