mungkin ini awal

29 4 1
                                    

"BANGSAT LO ANJING, LO KIRA LO SEGANTENG APA SAMPE BERANI SELINGKUH?" teriakan seorang perempuan menggelegar di sebuah Lorong kamar yang tengah memergoki kekasihnya.

"dengerin dulu ra,jangan marah mar-" ucapan lelaki tersebut terpotong oleh nada tinggi sang perempuan yang biasa di panggil Aurora.

"APA ANJING, APA YANG HARUS GUE DENGERIN DARI MULUT SAMPAH LO" bentak aurora sambil menunjuk wajah Laskar sungguh gadis itu sangat mengerikan saat sedang marah, wajahnya yang memerah seperti cabai membuat laskar sendiri panik melihatnya.

Selang beberapa detik kemudian Aurora melanjutkan Kembali kata katanya "kar, ga nyangka gue sama lo, lo selingkuh ga mandang gender juga rupannya" ucap aurora sambil menunjukkan senyum mirisnya yang bagi siapapun melihatnya maka orang itu dapat merasakan sedalam apa luka yang diterima Wanita itu pada malam ini.

"ra, maafin gue ya, sumpah gue ga maksud main dibelakang lo" ucap seorang laki laki bajingan dengan nada yang dimelas melaskan.

"eh tai, terus kalo ga ada maksud, ga mungkin kan lo ngentod sama temen lu sendiri mana sama-sama laki." Nada perempuan itu pun mulai menurun, namun tak berselang lama Aurora Kembali melanjutkan ucapannya sambil menunjuk selingkuhan sang pacar, ia mengatakan "buat lo, lo dateng tiba tiba, terus nikmatin tubuh Laskar, padahal kalian berdua sama sama punya ibu, terutama lo kar lo juga punya adik cewek, tega teganya lo ngehianatin gue yang notabenya sama-sama perempuan." Rora terkekekeh, tapi bukan kekehan bahagia, melainkan itu semua hanya pengalihan agar ia tidak berlarut dalam emosi yang dapat membuat dirinya terlihat bodoh didepan manusia manusia bajingan ini.

"ra, gue jelasin biar lo ga salah paham. Selama ini gue itu pacaran sama lo buat nutup orientasi gue yang sebenarnya, gue sama Andra udah lama ngejalanin hubungan ini jauh sebelum gue nembak lo, dulu gue sempet ketauan bokap, setelah itu beliau ngancem gue, kalo gue ga bisa lurus bokap ga akan segan segan ngebunuh Andra." Jelas laki laki tersebut sambil menunjuk laki laki yang di panggil Andra tadi.

"gila lo kar, bisa bisanya kalian berdua bohongin gue selama 2 tahun, dan jadiin gue kek orang tolol di tengah hubunga kalian, gue kira lo sama kek abang gue kar. Ternyata lo beda, lo sama sama bajingannya kayak bokap gue, cuma lo versi homonya. Niat gue kesini sebenarnya mau ngasih lo kejutan, ternyata malah gue yang dikasih kejutan. Lo adalah laki laki kedua yang akan gue kenang lukanya setelah bokap gue".

Setelah mengatakan itu Aurora berniat pergi meninggalkan tempat tersebut tetapi Laskar mencegah aurora pergi, ia menahan tangannya sambi berucap, "ra, jangan pergi dulu sebelum lo ngelampiasin amarah lo sama gue. Lo bisa tampar gue ra, jangan pergi dengan keadaan diam, gue ga bisa liat lo sedih."

"BANGSAT, LO KIRA SELAMA 2 TAHUN INI LO KAGA NYAKITIN GUE GITU? LEPASIN TANGAN GUE, GUE MAU PULANG. LANJUTIN AJA KEGIATAN KALIAN BERDUA GUE GA AKAN MAU LAGI BERHUBUNGAN SAMA LO HOMO SIALAN."

"terserah lo mau ngatain gue apa ra, tapi izinin gue ngantar lo pulang ya, lo udah kacau banget. Gue takut lo kenapa kenapa di jalan." Laskar masih berbicara dengan nada tenangnya.

"kar, gila lo memang bener bener bajingan ya, padahal LONTE lo masih disini bisa bisanya lo berkata semanis itu sama gue." Aurora Berkata dengan menekan kata lonte sambil melirik Andra yang sedari tadi hanya menunduk sambil mendengarkan perdebatan sepasang kekasih tersebut.

"siapa yang bolehin lo manggil dia kayak gitu? Jangan mancing emosi gue aurora."

"lo kira dari tadi gue ga nahan emosi?." Lagi lagi Aurora gagal dalam menahan emosinya yang sudah meluap luap sejak tadi.

"LO GA TERIMA DIA GUE KATAIN KEK GITU?. WOI LU BISA NGOMONG KAGA?." aurora berteriak kepada andra sambil menunjuk dirinya, sungguh ia geram dengan laki laki yang sedari tadi hanya diam itu.

Senja TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang