Napas Jihoon tersengal-sengal karena dirinya yang berusaha terus berlari sekuat tenaga menuju kantin setelah tadi selesai membantu seorang guru untuk membawa tugas-tugas para murid dan mereka berdua juga sempat mengobrol hingga akhirnya Jihoon menyadari bahwa waktu istirahat akan berakhir dalam 15 menit, ia langsung pamit pada guru tersebut lalu mulai menghilang secepat kilat.
Naas nya jarak dari kantin dan ruangan untuk para guru tidak bisa dibilang dekat, itu mengapa pemuda Park itu nekat berlari padahal tenaga yang ia miliki tidak banyak karena Jihoon tadi pagi hanya sarapan satu mangkuk kecil sereal beserta susu vanilla kesukaan yang tak' seberapa.
Jihoon terus berlari melewati puluhan atau bahkan ratusan pasang mata yang menatap dirinya dengan heran, bahkan para anggota W5 yang sibuk bercengkrama satu sama lain di depan sebuah loker juga ikut menatap Jihoon heran dan mereka saling bertatapan lalu menerka-nerka apa yang telah membuat si pemuda Park menjadi seperti itu.
"Minggir, Woy! Minggir!" Seru Jihoon pada orang-orang yang menghalangi jalan nya, ia langsung menikung tajam dan tiba di kantin dengan netra yang menyisir seluruh isi kantin untuk mencari-cari di mana teman-teman nya itu berada.
"Sini Hoon!" Lengan dari Haechan melambai-lambai sambil berharap di dalam hati bahwa Jihoon dapat melihat di mana ia saat ini, Jihoon lalu menoleh dan mendapati keberadaan si pemuda berkulit tan tersebut dan tersenyum.
Tiba-tiba Jihoon merasakan rasa sesak yang begitu luar biasa dan sangat sulit bagi dirinya untuk bernapas. Namun, ia memilih untuk membiarkan hal tersebut meski terasa sangat amat mengganggu dan lebih memilih meja yang telah dipenuhi oleh teman-teman nya itu.
"Lama amat lu, ngapain aja?" Tegur Junkyu yang terlihat jengkel sekaligus keheranan, ia dapat melihat bahu Jihoon naik turun dan pemuda itu juga sibuk mengatur nafas nya seolah-olah sehabis berlari dari kejaran seekor anjing.
"Sini Hoon, ngapain lu ngeleseh di lantai?" Jaemin menepuk-nepuk tempat di sebelah dirinya menawarkan kepada Jihoon yang sudah terduduk di atas lantai kantin yang dingin, tubuh pemuda Park itu langsung meluruh tidak kuat untuk menahan tubuh nya sendiri.
Jaemin lalu menyuruh Soobin atau lebih tepat jika di sebut meminta tolong pada pemuda Choi tersebut untuk mengambil segelas air untuk disuguhkan pada Jihoon, ia merasa miris sekali dengan keadaan teman nya itu.
"Ji diminum du—lah?" Jaemin memiringkan kepala saat melihat keadaan dari Jihoon yang bisa di bilang cukup aneh, tubuh bongsor tersebut tersungkur dengan kepala dari Jihoon yang menabrak sisi ujung meja.
"Woy julid, ngapain lu?" Tanya Junkyu yang keheranan, sedangkan yang ditanya hanya diam tak bersuara atau tak bergerak sedikit pun. Junkyu hanya memutar bola mata nya malas lalu menghampiri tubuh Jihoon dan mulai menggelitiki dan mengguncang-guncangkan tubuh nya Jihoon, sayang sekali tidak ada respon yang di berikan membuat Junkyu panik.
Ia lalu berusaha keras untuk memperbaiki posisi tubuh sahabat nya dengan cara direbahkan di atas lantai kantin dan mulai memeriksa kondisi dari Jihoon, Jaemin bahkan mulai menghampiri Junkyu dan menekuk salah satu lutut nya sambil menaruh jari telunjuk di bawah hidung si pemuda Park untuk memastikan bahwa Jihoon masih bernapas.
Jaemin juga mulai meraba-raba lengan Jihoon mencari-cari denyut nadi milik si pemuda Park, kepalanya mendongak bersitatap dengan netra Junkyu sebelum ia memilih membuka suara.
"Si Jihoon pingsan, Kyu," Sahut Jaemin. Hal tersebut membuat Junkyu langsung melongo 'tak percaya, ternyata sahabat nya itu pingsan sedari tadi dan ia baru menyadari hal tersebut dari Jaemin.
"Ngapain lu pada?" Jisung yang fokus nya mulai terganggu bertanya pada Jaemin yang sedang bertekuk lutut di samping meja kantin, ia lalu sedikit beranjak untuk melihat dengan jelas apa sedang dilakukan oleh si pemuda Na dan Kim itu di bawah sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who? |00L Boygrup (Jaemin Vers.)
Misteri / ThrillerKejadian-kejadian misterius mulai menghantui, dari teror-teror mengerikan hingga tragedi pembunuhan yang sangat tidak terduga. Dugaan demi dugaan juga tentunya mulai bermunculan yang membuat para pemuda tersebut saling menyalahkan satu sama lain, h...