- violence
- nsfw
- rape"Tu.. Tuan!! Saya mohon... Saya ti-tidak pernah menyentuhnya! Saya.. saya tidak melecehkannya!!"
Chou memberontak saat rambutnya dijambak oleh Paquito, dipaksa untuk mengikutinya ke ruangan istirahat sang boss. Lelaki muda berusia 21 tahun itu tau, ia akan mati malam ini.
BRAK!
"Akh! Ah." Chou meringis kesakitan, memegangi lengan kanannya yang masih terbalut perban. Ia hanya bisa bersender di tembok, di ruangan sempit itu.
Paquito ikutan masuk ke dalam changing room itu, dan mengunci pintunya dari dalam. Chou hanya bisa menatap lesu dan takut kearah bossnya yang sudah menunjukkan wajah datarnya kembali.
"Jangan berbohong lagi Chou, ucapan Jolie membuat saya muak sekarang." Mintanya.
Mata Chou tidak bisa berbohong, ia takut sekarang. Air mata yang ia tahan akhirnya lepas dan mulai membasahi pipinya, ia terisak-isak.
"..Saya sungguh.. sungguh.. ti-tidak.. melakukan.. ap-apapun padanya.." lirihnya.
Merasa terpojokkan, Chou hanya bisa bersender sembari memegangi lengannya. Paquito berlutut di hadapannya dengan tatapan datar, ia menangkup kedua pipi Chou dengan cengkraman.
"Jika kau memang jujur, tatap mata saya saat berbicara." Minta Paquito.
Chou menggelengkan kepala terus, ia terlalu takut, air matanya mulai membuat pipinya melembab. "... Ukh.. uhuh.. maaf.. maafkan saya.." lirihnya.
Paquito berdecak sembari menatap kearah saklar lampu di ruangan changing miliknya, ia melepas cengkraman-nya lalu berdiri. Saat itu juga tangannya menonjok keras saklar yang membuat ruangan itu dipenuhi kegelapan.
Nafas Chou terasa berhenti sejenak, ia tidak takut gelap tapi situasi ini membuatnya memiliki ketakutan baru. Jantungnya berdegup kencang, keringat dingin terus mengucur, tangannya bergetar hebat.
"Bukankah kau lebih menyukai kegelapan, Chou?" Suara Paquito terdengar sangat dekat.
Hembusan nafas menerpa pipi dan telinga Chou, salah satu tangan Paquito tiba-tiba muncul menyekram lengan kiri lelaki muda itu.
"Ap-Apa.. yang ingin kau lakukan..?" Chou tidak bisa melihat sekitar, benar-benar gelap dan hanya suara detak jantungnya yang bisa terdengar.
"Hm? Tentu saja memberikan hukuman ke anak yang nakal."
Tiba-tiba satu tangan Paquito menarik tubuh Chou, membanting cukup kasar lelaki muda itu ke lantai. Lelaki ber jas itu menyalakan salah satu lampu di meja rias, warna kuning yang sedikit memberikan penerangan.
Pupil Chou mengecil, melihat sosok boss nya yang sudah membiarkan jasnya terbuka. Tidak semua ruangan menyala, Chou hanya bisa melihat sekilas sosok lelaki yang berdiri di atasnya.
"..Ma-Maaf.. maafkan tuan.. maafkan.." Chou memejamkan mata erat, ia takut, ia hanya ingin membuat boss nya bangga, tapi karena sebuah fitnah ia jadi berada diposisi seperti ini.
"Maaf? Kau kira maaf kali ini bisa saya terima?" Paquito memberikan tatapan intimidasi, walau pencahayaan yang minim membuat ekspresi seramnya tak terlihat.
Ia mengambil sebuah tongkat besi, yang selalu ia gunakan untuk menggantung pakaian. Tangannya memegang erat seakan-akan tongkat itu akan bengkok.
Chou menggelengkan kepala pelan, "Ja-Jangan.. tuan.. kumohon.. biarkan aku berbicara.." mintanya dengan nada bergetar. Ia terisak-isak semakin kencang, ia belum siap untuk mati.
Paquito tersenyum miring melihat reaksi lelaki muda di bawahnya, tanpa menunggu ucapan Chou terselesaikan ia langsung memukuli pria dibawahnya dengan tongkat besi itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝗣𝗔𝗤𝗨𝗖𝗛𝗢𝗨 [✓]
Random⨳ 話 ; 𝘗𝘈𝘘𝘜𝘊𝘏𝘖𝘜 𝘗𝘙𝘖𝘑𝘌𝘊𝘛ㅤ??! ❛ ─── sekitar cerita tentang paquito dan chou dalam berbagai macam alur, setiap cerita memiliki alur yang berbeda. begitupula hubungan romantis antara paquito chou yang berbeda-beda. ❜ ㅤㅤㅤ✧ 〉 この本 :: on-goi...