6.Lucid Dreams

20 3 1
                                    

Sebuah mimpi dengan penuh kesadaran. Ketika apa yang kita pikirkan benar benar terjadi. Rasa sesak dalam batin menciptakan dunia baru. Sebuah sosok baru telah hadir yang membuat dunia kini terasa mimpi.

Jum'at,14 Febuari 2031

[Angga kebingungan dengan seluruh tes yang ia hadapi]

[Raka sibuk dengan perempuanya di handphone setelah ujian terakhir]

"Jadi gimana? Kumpul kagak?" Tanya Bagas

"Ayo aja sih,mau sekalian sama anggota anggota jangan?" Balas Angga

"Gausah sih"

"Eh gua ijin kagak ikut dulu,cewe gua ngambek nih kalo kagak ketemu" ucap Raka

Setelah itu,Angga dan Bagaskara berjalan bersama ke arah basecamp milik grup Angga. Bisa dikatakan cukup jauh untuk jarak 2KM an dari sekolah. Pemandangan diperjalanan tidak begitu spesial,hanya ruko makanan dan jalan raya biasa yang begitu monoton.

"Gua beli dulu kopi ya di depan,lu mau?" Tanya Angga

"Yaudah gua americano aja" jawab Bagas sembari merubah penampilannya

Beberapa saat kemudian

Di meja bundar mereka berdua duduk saling berhadapan. Dengan penampilan yang tentunya berbeda dibanding saat di sekolah.

"Gua mau to the point aja,gua bakal join ke grup ini. Tapi bukan sebagai anggota" ucap Bagas

"Jadi apaan? Gua juga perlu pertimbangan sendiri"

"Jadi ketua,ketua dari para ketua. Dan lu tetep jadi ketua(ketua yang lebih bawah)"

"Maksudnya lu mau ngegantiin tugas gua? Atau malah mau merintah gua?" Tanya Angga

"Secara teknis,iya. Tapi ini sedikit berbeda,karena saya tidak akan mengaku sebagai anggota bahkan ketua kepada siapapun. Cuman lu sendiri doang yang tau akan hal ini"

"Heh?! Ini grup gua,bukan grup lu dan anggota disini pasti kagak bakal nurut ke orang kayak lu"

"Makanya gua gabakal nyebut diri gua anggota grup ini,gua cuman otaknya bukan fisiknya. Tenang aja,lu masih megang kekuasaannya"

"Tapi lu buat apa begini?"

"Gua rasa maen grup grup begini seru juga dan kayaknya nanti gua bakal butuh sih"

"Yaudah,deal sih"

Dengan hal demikian Bagaskara diangkat menjadi ketua grup tersebut. Sebagai ketua bayangan dan sebagai ketua tertinggi dalam grup tersebut.

[Bagaskara tersenyum tipis atas penerimaannya atas penawarannya]

[Raka sibuk makan bersama pacarnya di daerah perkotaan pusat]

Bagaskara
| Mi,gimana tes tadi? Bisa semua?

Rahmi
| Lumayan susah sih,kalo kamu gimana?

Bagaskara
| Sama sih,ada yang bisa sama ada yang susah
| Oh iya,dari kemarin kenapa kamu murung terus? Tumben

Rahmi
| Emangnya keliatan ya? :')
| Sebenarnya,tante aku sakit... Masuk rumah sakit jadi ya gitu deh gatau kenapa jadi khawatir banget

Bagaskara
| Kamu deket banget ya sama tante kamu? Kapan kapan boleh ga sih aku ikut jenguk? Pengen kenalan

Rahmi
| Boleh,mau besok aja? Aku kosong kok jadwal besok

Bagaskara
| Yaudah,kamu share lokasi aja nanti

Sabtu,15 Febuari 2031

Bagaskara berada di samping jalan menunggu Rahmi keluar dari rumahnya yang kebetulan samping jalan juga. Pakaian Bagaskara yang sederhana hanya celana jeans hitam dan kemeja putih polos,serta gaya rambutnya two block. Ia menunggu Rahmi sembari memainkan handphonenya mencari cari konten menarik di media sosial miliknya.

Tak lama menunggu,Rahmi keluar dari rumahnya. Dengan kemeja motif belang biru langit dan putih,celana kulot putih dan rambut yang terikat(ponytail). Ia terlihat cukup antusias untuk menjenguk tantenya itu.

"Ayo,tapi ada di Rumah sakit mana?" Tanya Bagas
"Nih,entar aku tunjukin aja arahnya kalo kamu masih bingung"

Sekitar 20 menit perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah sakit dimana tante Rahmi sakit. Tantenya dirawat di kamar VIP B yang harganya cukup mahal. Ia sudah dirawat sekitar 2 minggu,seharusnya sekitar 1-2 mingguan lagi tantenya akan pulih.

"Halo Tante,saya Bagaskara baswara temen sekelas Rahmi" sembari mencium tangan tante Rahmi

"Ohh... Kenalin juga,nama tante Felicia Edelweiss dulu alumni di sekolah kalian"

"Tante udh enakan? Jangan banyak gerak dulu,mending istirahat aja" ucap Rahmi yang masih sedikit khawatir

"Iya Rahmi... Tante tau kok,tenang aja" sembari tersenyum tipis

Bagaskara melihat sekitar dan menyadari beberapa pesawat kertas buatan tante Rahmi.

"Tante suka pesawat?"

"Ga juga,cuman tante suka sama orang yang seringkali membuat pesawat ketika ia khawatir"

"Emangnya siapa tante kalo boleh tau?"

"Orangnya udah gaada... Hahaha,kamu tau gak kasus pembunuh misterius pas kamu masih kecil? Nah pembunuh itu orangnya" ucap tante Rahmi sembari tersenyum mengingat orang yang ia ucapkan

"Sungguh? Seorang pembunuh bisa melakukan hal seperti itu?"

"Yaa... Akal sehatnya sudah tidak benar sih,hanya saja dia adalah mimpi tertua dari seorang manusia"

"Mimpi tertua?"

"kebebasan. hal tersebut tidak dapat dicapai bahkan ketika kamu sendiri adalah mimpi. Tetapi dia berhasil mencapainya"

"Lalu? Kenapa dia mencapainya?"

"Entah,hanya menebak saja"

Lalu Rahmi menyela obrolan tersebut untuk memberi makan tantenya. Rahmi takut tantenya akan mengalami trauma atas masa lalunya yang cukup kelam. Walau begitu Bagaskara menyadari yang dimaksud dari "dia".

"Tante,saya rasa dia masih ada disana(langit senja) menunggu anda. Jadi jangan tergesa gesa" ucap Bagaskara lalu pergi pulang bersama Rahmi

[Beberapa gadis melihat Bagaskara bersama Rahmi saat pulang dari Rumah sakit yang membuat topik hangat di grup WhatsApp mereka]

"Jika mimpi tertua manusia adalah kebebasan,maka apa perasaan tertua yang dimiliki manusia?" Tanya Bagaskara diperjalanan pulang

FlowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang