5. pertarungan doa

3.8K 355 18
                                    

___________________
______________________
________________________
Tak terasa sudah dua bulan Nazira menimba ilmu di pondok pesantren al-furqan.

Malam ini semua aktivitas sudah selesai, Nazira dan teman-temannya tengah duduk santai di kamar karena mereka masih belum mengantuk, sementara Lilis masih berada di luar bersama teman-teman baiknya.

"Ra,lo tau gak, Gus kembar itu sebenernya punya adik tau," ucap Titi tiba-tiba.

"Emang iya? siapa?" Tanya Nazira penasaran.

"Namanya Ning Asha, dia itu cakep banget, udah gitu pinter lagi, pokoknya Masya Allah banget dah,

"Terus sekarang dia dimana?"

"Dia lagi kuliah di Turki, rumornya sih dia yang bakal jadi pewaris perusahaannya Gus Syaqil"

Nazira tersenyum tipis, "hebat ya, aku kira yang bakal jadi pewaris itu Gus kembar."

"Sebenernya sih dulu mereka ditawarin buat mimpin perusahaan tapi mereka lebih memilih untuk mengabdi di pondok pesantren ini,"

"Berarti mereka masih belum punya pekerjaan dong,"

"Setau gue sih Gus Farhan udah punya pekerjaan, dia jadi arsitek, tapi kalo Gus Farzan kayaknya belum dah,"

****

Jam telah menunjukkan pukul dua pagi, Nazira tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya, gadis itu melirik ke arah jam dinding kemudian mengubah posisinya menjadi duduk.

"Apa aku shalat malam aja ya?" Akhirnya Nazira memutuskan untuk berjalan keluar kamar, gadis itu berjalan ke arah masjid untuk melaksanakan shalat malam.

Sesampainya di sana Nazira segera berwudhu lalu masuk ke dalam masjid.

°°°°

Senyuman manis tak kunjung pudar dari wajah Gus Farzan, lelaki itu memandangi pemandangan sungai yang begitu indah, suara air yang menenangkan membuat suasana menjadi semakin indah.

Tiba-tiba saja Gus Farzan melihat seorang gadis memakai gaun putih dan Khimar yang senada, gadis itu tampak sangat anggun dan menawan, wajahnya tak terlihat begitu jelas tapi nampak dari tubuhnya gadis itu terlihat begitu cantik, sangat cantik bak bidadari yang baru turun dari kayangan.

Gadis itu berjalan mendekati Gus Farzan lalu menggenggam tangan lelaki itu.

"Ana uhibbuka fillah," bisik gadis itu.

°°°°

Mata Gus Farzan masih terpejam namun senyuman manis terukir di wajah lelaki itu.

"Wa ana uhibbuki fillah, Nazira," ucap Gus Farzan dengan mata terpejam, lelaki itu mendekatkan bibirnya ke Gus Farzan dan hampir mencium pipi sang kakak.

Sontak saja Gus Farhan langsung terbangun dan mendorong tubuh adiknya agar menjauh darinya.

"Gila ya lo? ngapain lo mau cium gue?" Ucap Gus Farhan membuat mata Gus Farzan membulat sempurna.

"Zan, lo masih normal kan?" Tanya Gus Farhan.

"Ya masih lah,"

"Terus ngapain lo cium gue?"

Sontak saja Gus Farzan terdiam seribu bahasa, lelaki itu bingung harus mencari alasan apa untuk membohongi Gus Farhan.

"Kok diem?oh ya, tadi gue denger lo nyebut nama Nazira,lo suka sama dia ya?" Tanya Gus Farhan menaik turunkan alisnya menggoda.

"E-enggak kok," jawab Gus Farzan gugup.

"Afah Iyah dek?"

"Apaan sih, dibilang enggak ya enggak,"

Diantara Gus Kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang