Hai guys👋🏻😆
Apa kabar?
Jangan lupa kasih vote dan komennya ya biar aku makin semangat buat update story iniHappy Reading 🔥
-
Saat Nara keluar dari dalam kamar mandi lengkap dengan pakaian santainya. Gadis itu sudah melihat Mamanya yang tengah duduk di atas ranjang kasur milik Nara. Dia berjalan menghampiri Mamanya sembari mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.
"Duduk di sini, Mama mau ngomong sama kamu."ucap Mama Nara sembari menepuk-nepuk bagian kasur di sampingnya.
Mama Nara menatap putri bungsunya itu dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Wanita setengah baya tersebut mengelus lembut bagian belakang kepala Nara. Setelahnya dia tersenyum.
"Kamu udah baca surat di atas meja belajar kamu kan?"tanyanya dan langsung dibalas anggukan oleh Nara.
"Sebenernya.. apa maksud dari perjanjian keluarga Takata sama keluarga nenek?"balas Nara setelah menahan banyak pertanyaan di benaknya.
"Kamu.. memiliki hubungan dengan surat perjanjian itu."jawab Mama Nara. Namun Nara masih belum dapat mencerna maksud dari kalimat yang diucapkan oleh Mamanya.
"Dan.. sesuai dengan surat perjanjian tertulis itu, maksud dari menikahkan cicit pertama Takata dan cicit kedua Yamamoto, itu adalah sebuah perjanjian perjodohan di masa lalu. Cicit pertama Takata yang dimaksud dalam surat itu adalah Mashiho, dan cicit kedua Yamamoto yang dimaksud adalah kamu, Nara. Dan kamu tahu apa artinya?"lanjut Mama Nara.
Nara menatap manik mata Mamanya dengan jantung berdebar, "Nara dan Mashiho di jodohkan? Dan yang menulis surat itu kakek buyut Mashiho untuk kakek buyut Nara?"balasnya walaupun sedikit ragu.
Mama Nara mengangguk, "Iya,"
"Mama gak lagi bohong kan? Dia bakal nerima gue nggak ya? Gue takut ternyata dia gak Nerima perjodohan ini."
. ✧✧..✿^•^✿..✧✧ .
Nara dan Mamanya turun dari lantai dua tempat kamar Nara berada. Tangga yang dituruni mereka berdua akan langsung sampai di ruang tamu. Sepasang anak dan ibu itupun berjalan menghampiri ayah Nara, kedua orang tua Mashiho, dan Mashiho sendiri tentunya."Konni'chiwa Nara-san."sapa ibu Mashiho dengan senyum manisnya. Nara yang di sapa dengan begitu lembut pun membungkuk sebentar dan kembali pada posisi tegak.
"Nara-san benar-benar sangat cantik, pantas saja Shiho-kun datang dengan wajah yang begitu bahagia setelah bertemu dengan Nara-san."ucap Ibu Mashiho tentunya dengan bahasa Jepang, disertai dengan tawa yang terdengar begitu lembut, bahkan tawanya lebih terdengar seperti senandung kecil, bukan sebuah tawa.
"Mama..." Mashiho menatap Ibunya dengan raut wajah cemberut, sedangkan Ibu Mashiho hanya tertawa saja. Hei, mana ada orang yang tidak malu jika dalam keadaan seperti ini?
"Bahkan Shiho-kun mengatakan bahwa dia sangat senang karena Nara-san telah mengenalnya sebagai seorang idol."kini ayah Mashiho pun ikut membuka suara.
Nara hanya bisa tersenyum saja, tidak tahu harus membalas apa. Detak jantung Nara masih belum normal pasca dirinya mengetahui sebuah fakta yang begitu mengejutkan. Tanpa di duga, Nara ternyata di jodohkan dengan idolanya sendiri. Benar-benar tidak pernah terpikirkan dalam benak Nara jika suatu hari dia akan dijodohkan dengan seorang idola, seorang superstar yang telah di kenal oleh banyak orang. Yang lebih mengejutkannya lagi, bahkan dia telah dijodohkan sebelum orang tua mereka lahir ke dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND [TAKATA MASHIHO] [REVISI]
Подростковая литература"Ingat, ini semua hanya sebuah pernikahan di atas sebuah kertas. Aku tak pernah menyukai mu. Jadi, jangan harap aku akan memperlakukan mu dengan baik. Dan jangan sampai kau berani mengusik kehidupanku." "Ck, jadi ini sifat aslimu? Busuk. Lagipula si...