Pagi itu Zura terdiam di tepi kasurnya sambil memandang keluar jendela kamarnya. Perasaan Zura campur aduk dan bingung harus bagaimana.
"Reyga..." Lirih Zura pelan mengalihkan pandangannya ke layar ponsel dimana tertera beberapa pesan dari anak-anak Amorfos.
Seharusnya hari ini Zura dan Darren pergi ke taman untuk joging pagi tapi rencananya tidak berjalan karena Darren yang kini masih di rawat di dalam rumah sakit.
"Zura... Keluar, nak. Teman-teman kamu ada di depan." Ucap Mama di depan kamar yang kini masih Zura kunci pintunya.
Zura pun dengan segera membukakan pintu kamar untuk Mamanya.
"Iya, Ma. Tunggu Zura beresin tempat tidur dulu, Ma." Ucap Zura.
"Gak usah, nanti Mama yang beresin. Kasian teman-teman kamu udah nunggu di depan." Mama menggenggam tangan Zura kemudian mengajak nya ke ruangan di mana anak-anak Amorfos berkumpul.
"Ma, jangan buru-buru." Keluh Zura saat Mama nya terlalu berjalan sangat cepat.
Dengan beberapa langkah tepat di ruang tamu ada anak-anak Amorfos yang sedang duduk menunggu kedatangan Zura. Bukan hanya anak Amorfos tapi ada Celly dan Fiona di sana. Tampak wajah Zura sedikit terkejut melihat kehadiran Celly. Baru kali ini Zura melihat dan menyaksikan sendiri Celly menginjakan kakinya dan memasuki rumah Zura setelah sekian lama nya.
"Ma, itu Celly?" Tanya Zura tidak percaya.
"Iya, Ra." Jawab Mama. "Kalian duduk aja dulu, Tante mau ke dapur. Sekalian bawain masakan buat Darren." Sambung Mama.
Zura pun ikut nimbrung di antara mereka meski perasaan yang benar-benar canggung menyelimuti Zura saat ini.
"Rey, lu apa-apaan sih!?" Tanya Zura dengan penuh tekanan dengan pertanyaannya.
"Ra. Bukan sepenuhnya kesalahan, Reyga." Bantah Fiona kemudian duduk di samping Zura.
Jangan sampai hubungan persahabatan mereka menjadi renggang karena permasalahan Reyga dan Darren.
"Gue gak bilang Reyga salah. Gue cuman nanya, Fin." Ucap Zura yang kemudian menatap tajam Fiona dan Reyga bergantian.
"Ra, Reyga emang mau balapan. Tapi bukan Reyga yang ngebuat Darren sampai harus di rawat di rumah sakit." Ucap Revano membela.
"Hallah. Lu pada gak usah sok ngebela deh. Jangan sok munafik disini! Kalau pilih Reyga lu pada keluar bareng si Reyga. Gue gak mau liat lu!" Tegas Zura sambil menatap tajam Reyga dan menunjuknya dengan kasar.
"Iya gue minta maaf. Gue sal..." Ucapan Reyga belum selesai yang akhirnya di sambung oleh Zura.
"YAH EMANG LU SALAH!" Zura melempar air gelas di depannya ke depan Reyga.
"Ra! Lu gak bisa gitu juga dong! Reyga gak salah! Dia udah minta maaf sama Anak-anak Amorfos." Kali ini Celly tiba-tiba bersuara.
Tatapan mata Zura sangat tajam itu terarah ke Celly. "Lu siapa? Ngapain masuk ke halaman rumah gue?! Siapa yang ngundang lu buat gabung?! Tamu tak di undang!!"
Zura kemudian meninggalkan mereka semua di ruangan itu, telinga Zura muak mendengar ucapan omong kosong mereka. Zura keluar dari rumah itu kemudian berjalan ke arah garasi motornya, lalu mengeluarkan motor kesayangannya.
Tidak peduli dengan siapa dan kenapa mereka semua datang ke rumahnya, Zura meninggalkan mereka begitu saja dan berangkat untuk menjenguk Darren di rumah sakit.
—🥀—
Sesampai di rumah sakit Zura mencari ruangan pasien dimana Darren di rawat. Setelah beberapa lama mencari ruangannya Zura pun menemukan Darren sedang berbaring di dalam ruangan itu. Zura perlahan membuka pintu berusaha tak bersuara agar Darren tidak tergangu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH SINGGAH
Teen Fiction⛔ Semua alur cerita murni pemikiran author sendiri. ⛔ Plagiat dan ingin menjiplak sebagian cerita di mohon tidak melakukan hal tersebut. pada akhirnya kita kembali pada dunia kita sendiri sendiri, saling mencoba berpindah ke lain hati, saling menc...