Hari dimana informasi keterima atau tidak nya. Aku deg deg gan takut ini belum rejeki aku. Tapii....
Whatsapp di jam 9 pagi.
"Pagi Repa, selamat kamu keterima kerja disini. Persiapkan keberangkatan kamu. Semangat bekerja tunjukan bahwa kamu memang bisa di andalkan." pesan singkat dari manager ku
Aku kaget akhir nya bisa keterima setelah berjuang akhir-akhir ini.
"Ya Allah perjuangan aku ga sia-sia ternyata aku bisa keterima kerja juga disana" batinku dan mulai menangis.
"Mah, aku keterima kerja disana" ucapku pada mamah yang sedang beres-beres rumah.
"Alhamdulillah... ini rejeki kamu" ucap mamah sambil menahan air mata nya.
Ini sedih aku harus berpisah dengan keluarga saat itu untuk karir ku di usia muda. Jika memang ini yang terbaik akan aku lakukan sebisa mungkin. Aku ga mau juga bikin kecewa orang-orang rumah, apalagi ortu ku. Sakit sih harus merantau, jauh dari siapa-siapa hanya aku seorang.
"Semangat kamu berhasil mendapatkan apa yang kamu mau. Ini lembaran baru kamu dan awal buat kamu berkarir dan sukses re. Walaupun jauh dari ortu dan keluarga, gapapa kamu kuat dan kamu hebat. Anak pertama ga boleh nyerah ada masa depan yang harus kamu tuju. Semangat Repa." ucapku sambil menangis di dalam kamar dan memeluk diriku sendiri.
Aku mulai packing mempersiapkan semua nya dan diskusi dengan teman satu perjuangan ku disana (Rifa).
Awalnya aku berangkat kesana nyewa mobil. Tapi manager ku kasih saran untuk berangkat menggunakan travel. Setelah di pertimbangkan oleh ku dan temanku. Kita approve karna bisa menghemat ongkos pergi dan bisa di pakai buat sehari-hari disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidup di perantauan
Short StorySepenggal kisah nya ada disini, selama menjadi anak rantau di usiaku yang masih cukup muda. Hanya ini yang bisa aku ceritakan.