Part awal merantau

2 0 0
                                    

Meninggalkan kota kelahiran.
Cimahi - Tanggerang Selatan

Sesampai nya di Baraya travel BSD, aku dan teman ku pun memesan gocar untuk berangkat lagi ke kostan. Lumayan jauh juga dari travel BSD itu sekitar 30 menit untuk sampai ke kostan.

"Tuh mobil nya re" ucap teman ku.

"Minta bapa nya masuk aja ini kita banyak barang bawaan" kataku.

"Ohh oke"

Selama berjalan menuju kostan aku terus mengingat perjalan tadi. Ini ga begitu jauh, aku hanya harus menempuh jarak 4 jam dan ga harus pake pesawat ataupun kapal, masih bisa di jangkau menggunakan mobil atau motor.

"Tenang re, ini ga jauh ko cuma 4 jam perjalanan" ucapku menenangkan pikiran.

Sampai lah di kostan tempat ku tinggal. Cukup sederhana hanya saja panas dan jauh dari kemanapun, karna kostan ku berada di ujung komplek jadi jauh dari pasar, pusat makanan, dan supermarket.

"Ohh ini kostan nya, lumayan enak juga sii" ucapku sambil hendak menurunkan barang-barang.

Aku dan teman ku pun di sambut hangat oleh bapak kost.

"Ehh ini yang dari Bandung ya?" tanya bapa kost itu.

"Iya pak" jawaban kita.

"Siapa namanya saya lupa?"

"Repa Rifa pak" jawab teman ku.

"Ohh yang Repa mana yang Rifa mana?" tanya nya lagi.

"Saya Repa pak" ucapku sambil mengangkat tangan.

"Ohh berarti ini Rifa ya. Oke saya inget-inget dulu ini Repa ini Rifa. Kalian kembar? Saya agak susah bedain nya karna hampir sama" katanya sambil tertawa.

"Engga pak kita ga kembar" jawab ku.

"Ehh cepet dong di luar panas nih, malah asik ngobrol diluar bukan nya bawain ke kamar kost gitu barang nya. Hadeuhh" batinku geram.

"Ehh iya ini pak tolong bawakan ke kamar kost mba-mba nya" ucap bapak kost itu pada salah satu pegawai disana. Bukan satpam melainkan pegawai bangunan yang sedang membangun kamar kost baru.

"Baik pak" jawab bapak itu.

~~~

Kostan ku yang paling ujung tapi ga begitu gelap dan lumayan luas. Kamar mandi di dalam, ada dapur umum, tempat jemuran luas, sudah lengkap tinggal di tempati saja. Kita ga pake AC karna untuk menghemat biaya hidup disana juga.

Karna aku gamau cape dua kali, jadi sampe kostan aku lanjut beres-beres dan makan siang. Cape banget setelah beberapa jam beres-beres dan akhir nya kita menyerah. Istirahat sejenak sambil makan dan memperkirakan sesuatu.

"Ehh rif, lemari geser ujung gasii? terus meja belajar itu di tengah?" ucapku yang belum selesai makan.

"Boleh aja sih biar agak luas ya sebelah sini" jawabnya.

"Iyaa kasur gampang lah ya atur atur nanti aja."

"Iya sekarang abisin dulu aja makanan nya" kata nya sambil menyodorkan ayam goreng yang dia bawa.

Selapas ini kita akan benar-benar hidup sendiri. Melakukan aktivitas yang beda, melawan rasa rindu, dan menelan sabar untuk kuat hidup di kota orang.

Ini adalah part awal aku merantau. Aku yakin bahwa aku bisa. Tidak ada yang tidak mungkin semua bisa asalkan kita bisa.

"Yo bisa yo" teriakku sehabis makan siang tadi dan lanjut beres-beres.

Hidup di perantauanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang