Assalamu'alaikum teman-teman.
Terimakasih sudah mampir di cerita "Nehal Akhdan" Jangan lupa untuk Follow terlebih dahulu hehe.Dan Aku berharap kalian dapat menikmati tulisan aku yang masih jauh dari kata sempurna ini.
jangan lupa juga kunjungi instagram @catatan.nun
Terimakasih🐾
" Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang maha tinggi lagi maha agung "
****
Terdengan langkah kaki dari halaman rumah kediaman Nadhif Akhdan. dari balik gorden terlihat gadis berusia 18 tahun sedang berjalan menuju pintu utama dengan wajah yang berseri-seri.sedangkan sang Tuan rumah yang sejak dua jam yang lalu menunggu gadis tersebut berpindah tempat yang semula duduk di sofa sekarang berdiri tepat di hadapan pintu. tidak lama, dari luar seseorang membuka pintu tersebut secara pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara takut ketahuan sanga Ayah ataupun Ibu.
Namun, keberuntungan tidak berpihak padanya. baru saja membalikan badan, tamparan sudah mendarat di pipinya.
Plakk!
Suara tamparan terdengar sangat nyaring memecah keheningan. waktu menunjukan pukul satu pagi. Nehal tertunduk menahan pedihnya bekas tamparan pada pipi yang terlihat jelas cap lima jari. darah segar mengalir dari bibir tipis Nehal.
"Dasar anak tidak tau di untung. jam berapa sekarang baru pulang? dari mana saja kamu?!"
Kilat kemarahan terlihat jelas dari wajah pria paruh baya yang berdiri di hadapan Nehal. Matanya memerah menatap tajam anak bungsunya.
"JAWAB NEHAL!"
"Dari mana jam segini baru pulang!?"
Nehal tidak berani mengangkat wajah, dia takut tidak bisa mengontrol emosinya ketika melihat wajah sang Ayah. Bahkan bibirnya tidak bergerak sedikitpun.
"Papa tanya Nehal, apa telingamu sudah tidak berfungsi?"
Nehal masih dalam posisi yang sama. diam dan mematung. Nadhif semakin mendidih, melihat anaknya yang hanya diam seperti patung.
"papa hitung sampai tiga. satu....dua.....tiga...."
Meskipun Nadhif teriak sekalipun, Nehal tidak berniat untuk menjawab. pasalnya ini bukan kali pertama di hajar oleh sang Ayah. Dan Nadhif tidak akan percaya apa yang di jelaskan oleh Nehal.
plakkk
Tamparan kembali mendarat di pipi Nehal dengan dua kali lebih kencang. Darah dari bibir sudah menetes ke lantai.
Dari Lantai dua, Wanita paruh baya berjalan cepat menuruni tangga.sampai bawah, ia melihat anak gadisnya sudah babak belur.
"Pahhh.... kamu apain Nehal. Astaghfirullah."
Annora menghampiri Nehal yang masih mematung dengan kepala menghadap lantai. Ia rengkuh tubuh kurus sang putri bungsunya.
"Allah ya Rabbi nak, kamu berdarah." Annora sudah tidak kuasa menahan tangis, melihat wajah putrinya babak belur.
"Kamu apakan anak kita pah. hiks, hiks,hiks"
"Harusnya kamu tanya dulu, tidak langsung menghajar seperti ini?"
"Percuma! jalang ini tidak akan menjawab"
"Tapi jangan pakai kekerasan pah, kamu tega sekali, Nehal ini anak kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nehal Akhdan
General FictionAku seorang gadis baru menginjak usia18 tahun, yang ingin mengeksplor diri menjadi manusia manfaat. Namun apa yang aku jalani tidak sesuai yang di harapkan papa tidak pernah percaya lantaran karena aku sering pergi denga pacarku. puncaknya papa nya...