Octagon 3 - 122 : Konsekuensi Memori Pt. 1

221 30 22
                                    

Agak meringis, San terbangun dari tidurnya perlahan, merasa bahwa ia salah posisi—dengan menggunakan bean bag di common area, membuat lehernya terasa nyeri. Ah, benar juga. San baru ingat. Semalam dirinya bermain bersama Yeosang, Wooyoung dan Jongho, lama sekali, sampai akhirnya tertidur semua di sini.

Namun rasanya ini masih terlalu pagi, untuk bangun dari pada tiga lainnya.

Sehingga San merenggangkan tubuh, kemudian bangun lebih dahulu sambil memijat area lehernya. Tujuannya saat itu memang hanya satu; kamar mandi. San ingin buang air kecil. Dengan langkah santainya, San berjalan menuju jembatan, untuk menyusulnya keluar dari area hunian apung. Lalu, masih dengan memijat lehernya, San menepukkan Juyeon dan Yunho, tengah mengobrol santai di sekitar.

San mendekat lebih dahulu, untuk menyapa.

Selagi Juyeon melihatnya, lalu menepuk lengan Yunho sembari terkekeh. "Eh, nanti gue nyusul."

"Mau ngapain?" San langsung bertanya secara penasaran.

Yunho menjawab sembari mengangguk, mengiyakan Juyeon. "Mau lomba manjat pohon kelapa. Kebetulan di arah timur sana, ada pohon kelapa lebih banyak, berbuah pula. Jadi, mau lomba, anak-anak Ovu, kecuali Hongjoong."

"Kalian tuh semalam tidur gak?" tanya San bingung.

"Tidur." Juyeon menjawab seperti tergesa. "Bentaran sih." Lalu teralih pada Yunho kembali setelah menjawab San. "Bilang ke Younghoon sama Mingi, siap-siap dulu aja. Gue nyusul bentaran lagi."

Dengan itu Yunho mengangguk, tak ada curiga. "Sip! Gue duluan, ya? Jadi yang kalah ngapain nih?"

"Masak nanti malam." Juyeon terkekeh, sebelum mengusap dadanya. "Tapi sumpah, semoga Younghoon menang. Ogah gue makan masakan dia soalnya."

Yunho tertawa, sebelum pamit untuk undur diri dari sekitar dan meninggalkan keduanya. San masih kebingungan, namun Juyeon segera menarik lengannya, untuk menjauh juga dari sana.

Area teraman sepertinya kamar mandi, jadi Juyeon membawanya ke sana.

Setelah sampai, mereka hanya menggunakan dinding samping kamar mandi, yang memunggungi arah pantai. Setidaknya dengan itu posisi keduanya tak terlihat, dan bisa bicara dengan aman.

Sebenarnya San sangat ingin buang air kecil.

Hanya saja, melihat Juyeon kini menampilkan ekspresi paniknya, membuatnya sedikit melompat-lompat tak nyaman.

Karena itu San mengedik padanya. "Apa? Ngomong dong?"

"Gue belum ngomong ke Wooyoung." ucap Juyeon, yang langsung memberikan San decakan kesal. Tetapi Juyeon masih sangat panik di posisinya. "Tapi ini beneran lo gak inget, atau pura-pura gak inget?"

"Lo aja gak inget." San mendengus kesal mendengarnya.

Tetapi Juyeon menggelengkan kepalanya, melirik sekitar, sebelum menghela napas cukup kasar. "Gue udah ingat sekarang, gara-gara bercanda sama anak Ovu semalam."

"Terus?" tanya San kemudian. "Yang di celana gue punya siapa?"

"Lo gak mikirin itu emang?"

Agak malu, tetapi San tetap menjawabnya. "Waktu gue cek ke kamar mandi, dalaman gue juga ada bekasnya. Jadi kayaknya itu punya gue... nembus ke luar?"

"Gak, itu Wooyoung." Juyeon menjawab, sebelum menggelengkan kepalanya, sedikit tak yakin. "Gue gak lihat, memang, cuma, gue ingat gue meluk Wooyoung dari belakang dan ngocok dia. Posisi dia sama lo pelukan; di celana depan lo, pasti punya Wooyoung."

San terkejut, jelas.

Sadar ke mana maksudnya, Juyeon meringis, pasrah. "Gue juga mabuk, San. Gak ada maksud; percaya gue. Dulu gue orang taat, kok."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang