Part : 01

13 2 2
                                    

Bagian : PROLOG

...♥️...♥️...♥️...

"Aku kagum dengan Samian, Aku sayang dengan Samian, Aku suka sama Samian, Aku cinta sama Samian dek"


Deg !!
Seketika Qiana terkejut saat membaca pesan tersebut.

Iya QIANA Remaja yang saat ini sudah duduk di bangku Aliyah dan berusia 17 tahun itu kerap sekali terkejut setiap ada seorang lelaki mengatakan demikian.

... ❤️...❤️...❤️...

Iya pesan itu dirim dari seorang
laki ~ laki yang baru saja beberapa bulan ini ia kenal. Bukan kenal sih hanya sebatas tau, itu pun karna kebetulan tempat tinggal nya bersebelahan He...He...
Tepat Nya sejak Qiana pindah rumah.


🏘️Desa Lambang Kuning adalah tempat kelahiran Nya. Bahkan ia di besarkan di desa tersebut.
Namun Sayang saat usia nya kini tumbuh menjadi remaja, ia dan keluarganya harus pindah dari rumah yang ia tempati di desa tersebut sebab suatu hal yang tidak bisa ia ceritakan.
Intinya rumah itu menjadi bahan rebutan anak dari mendiang nenek buyut Qiana.

...❤️...❤️...❤️...

FLASH BACK ON
Beberapa bulan yang lalu...

"Apa pindah"
Tanya Qiana sepulang sekolah

Setelah sang Ibu memberitahu bahwa nenek nya tadi ke rumah dan memberitau bahwa anak dari mendiang nenek buyut ingin meminta rumah ini.

"Iya" Jawab Ibu

"Tapi kan Bu, Bukan kah Almarhumah nenek buyut telah mewariskan rumah ini untuk Ibuk dan bukan kah sudah di bagi masing ~ masing ?" Tanya Qiana

"Iya Qi tapi saat itu nenek buyut hanya mengatakan Nya pada Ibu dan Beliu memang ingin memberikan rumah ini pada Ibu dan akan segera di urus surat - surat nya di Balai Desa. Bahkan sudah membawa 7 saksi bahwa tanah ini akan di bagi kan ke anak cucu nya dan rumah ini bagian Ibu, Tapi sayang - Nya sebelum nenek buyut melanjutkan mengurus surat itu nenek buyut jatuh sakit dan 3 tahun kemudian meniggal. Bahkan Kau masih berusia 5 tahun saat itu?. Kau ingat kan Nak ?" Jelas dan tanya sang Ibu

"Iya Qiana ingat banget🥺. Saat itu Qiana baru sekolah Taman kanak - kanak (TK). Tapi kan Bu setau Qiana kalo sudah ada saksi masih bisa di pertahan kan. Kita tinggal cari saja para saksi itu dan yang menjadi Kepala desa di tahun itu. Kalo Kita mau mencari di Balai desa Qiana yakin Bu. berkas nya pasti masih ada" jelas Qiana

"Kamu benar Nak. Seinget Ibu sih Ibu memyimpan nama - nama 7 saksi itu "
Ucap Ibu sambil mengingat - ingat

"Sebentar" Sambung Ibu lalu pergi mencari sesuatu

Beberapa menit kemudian...

"Nah ini lah Nak nama dari 7 orang yang menjadi saksi saat itu"
Ucap Ibu sambil memberikan selembar kertas pada Qiana

Qiana lalu membaca nya...

"Tapi Nak apakah Beliau - beliau itu masih ada??, Sebab beberapa sudah sepoh ( Tua ) dan meninggal. Ibu juga lupa saat itu siapa yang menjadi kepala desa" Ucap sang Ibu

Mendengar penjelasan sang Ibu, Qiana hanya mendengus...

"Bu kalo semisal besok Qiana temani ke Balai desa gimana? Kita cari berkas nya di sana" Tanya Qiana

JODOH dari AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang