Ch 8 Glory Hole

10.7K 86 7
                                    

Lubang kemuliaan atau Glory hole adalah lubang di dinding, biasanya di WC umum atau kamar, yang dapat digunakan untuk mengamati orang di dalamnya (lihat voyeurisme) atau berhubungan seks dengan orang itu. (Sumber wikipedia)

***

***

Malu karena terus-terusan bergantung pada uang ayahnya, Fiona memutuskan untuk mencari pekerjaan sampingan. Sesuatu yang tidak perlu menyita tenaga dan waktu tapi menghasilkan banyak uang. Ia pun memutuskan untuk bertanya kepada teman kuliahnya, Sandra.

Selalu tampil dengan barang bermerek dan handphone keluaran terbaru, semua orang bisa menebak apa pekerjaan Sandra. Fiona memutuskan pekerjaan seperti itulah yang diinginkannya.

"Hei, San! Tunggu!"

Fiona menutup resleting tasnya dan buru-buru mengejar Sandra yang sudah keluar dari ruang kelas.

Sandra menghentikan langkah kakinya agar bisa mengamati wajah Fiona lebih jelas.

"Kenapa, Fin?" Sandra bertanya.

"Boleh minta info pekerjaanmu, nggak?" Fiona bertanya dengan wajah ragu. "Kebetulan aku butuh cari dana tambahan, nih."

"Memang kamu lagi butuh uang?" Sandra bertanya dengan wajah tidak percaya. "Kenapa nggak minta ke Daddymu? Bukannya dia CEO perusahaan yang kaya raya?"

Fiona mengerang. "Nggak enak minta Daddy terus, San. Apalagi setelah Mom selingkuh sama guru yoganya lalu kabur ke India, aku jadi merasa seperti beban buat Daddy. Dia kan cuman Daddy tiri aku. Nggak ada hubungan darah apa-apa sama aku. Masa iya aku minta uang terus-terusan ke dia sih."

Sandra tertawa cekikikan sambil menyibakkan rambutnya yang panjang. Sepertinya tidak memakai bra, Fiona bisa melihat puting Sandra melalui blousenya yang tipis.

"Jadiin aja dia sugar daddy, kamu aja, Fin," Sandra berkomentar sambil melanjutkan langkah kakinya. "Beres kan. Jadi kamu dapet duit, dia juga dapet enak. Sama-sama untung, kan."

Fiona mengikuti sambil mendelik. "Gila, ah. Masa aku ngelayani Daddy tiri sendiri?"

"Why not," Sandra mengedikkan bahunya. "Daddy kamu kan ganteng. Udah kaya, baik lagi. Kurang apa coba?"

"Nggak ah," Fiona bersikeras. "Mau ngasi referensi kerjaan nggak sih? Jangan pelit-pelit lah sama temen."

Sandra menggigit bibirnya sambil berpikir. Mendadak perempuan itu berhenti dan menoleh kepada Fiona.

"Serius kamu mau kerja ditempatku, Fin?" Sandra bertanya dengan alis berkerut. "Kerjaan aku tuh... uhm... bukan buat cewe baik-baik kaya kamu loh."

Fiona tahu itu, tapi ia tidak peduli. Ada tas bermerk yang diincarnya dan ia ingin bisa membeli barang itu tanpa menggunakan uang ayah tirinya. Lagipula, ia sudah berumur delapan belas tahun, sudah siap untuk hidup mandiri tanpa tergantung pada siapapun.

"Aku tahu. Aku siap, kok," Fiona menjawab sambil mengangguk. "Jadi kamu sebenernya kerja di mana sih? Tempat karaoke? Tempat pijat? Atau jangan-jangan tempat spa?"

Sandra menggeleng, "Bukan, bukan, dan bukan."

"Nah, trus?"

"Sini lah ikut aku. Aku tunjukin." Sandra menarik tangan Fiona ke arah mobilnya yang di parkir di lapangan kampus.

"Mau kemana kita?"

"Katanya mau lihat tempat kerjaku," Fiona menjawab dengan suara ringan. "Aku kerja di tempat yang namanya Glory Hole."

***

***

Fiona mengamati ruangan yang ditunjukkan Sandra dengan alis berkerut.

Unholy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang