Bab 7

3.6K 125 6
                                    

Happy reading Phi/Nong-kha~~
Jika ada typo tolong beritahu 🙇🏾‍♀️

🔞🔞

Setelah Day mengakhiri panggilan, mata Itt berbinar dia perlahan duduk ditempat tidur dengan ekspresi serius diwajahnya.

"Sialan, kapan ini akan berakhir? Idiot ini sangat iri pada adiknya. Gear tidak akan membunuh adikmu," Itt bergumam pada dirinya sendiri, tapi didalam hatinya dia tidak bisa menahan rasa panik memikirkan kapan mereka akan bertemu.

"Mandi dulu. Hati-hati," kata Itt pada dirinya sendiri, karena Itt masih telanjang saat Day pergi dari Kondominiumnya. Sosok ramping Itt perlahan turun dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Kenapa aku gemetar?" Itt mengutuk kakinya dengan marah. Dia merasa Day membuatnya gila setiap hari karena dia harus sendirian dan berbicara seperti itu. Itt memaksakan dirinya untuk mandi di air panas karena itu bisa mengendorkan ototnya. Itt mengulurkan tangannya untuk mengambil telpon yang juga ada diruangan itu, takut jika Day menelponnya dan dia tidak menjawab, dia akan menekannya sesuai dengan jumlah panggilan yang tidak terjawab, karena Day benar-benar menindak lanjuti ancamannya. Itt menekan nomor telpon Gear melakukan panggilan. Tapi tidak dapat menghubunginya. Itt berhenti menelpon, setelah selesai mandi dia keluar kemudian berganti pakaian.

Drrttt... Drrttt... Drrrtttt....

Telpon Itt berbunyi sebuah tangan kurus segera meraihnya dan melihat siapa yang menelponnya, Itt lega ternyata itu bukan Day.

"Ada apa Nick?" Itt menjawab telpon itu karena tahu dari temannya.

("Apakah kamu ada dirumah")

"Aku tidak ada disana, aku sedang melakukan beberapa pekerjaan," Itt berbohong.

("Wow, kamu dimana? Aku bosan. Jadi, aku akan mencari sesuatu untuk dimakan di Siam, maukah kamu ikut denganku? Agar aku bisa menjemputmu, apakah kamu sudah selesai dengan tugasmu?") Tanya Nick. Itt sedikit ragu sebelum menyadari bahwa sudah waktunya bagi Day untuk mengurus Night, dia sering tidur dirumahnya dan sangat jarang tidur di Kondominium. Dan bahkan sekarang dia punya masalah seperti ini, Itt yakin dia sedang mengurus adiknya.

"Oke, ayo jemput aku di depan kondominium temanku. Aku akan turun dan menunggumu." Katanya, sambil memberikan arah ke kondominium Day, jadi temannya tidak akan bertanya lagi. Itt punya banyak teman. Itt sudah siap mengambil barang-barangnya dan turum menemui Nick. Itt berjalan perlahan karena masih merasakan sakit yang tajam di pantatnya, sosok Itt yang kurus berhenti dan menunggu temannya. Nick sampai, lalu Itt membuka pintu mobilnya.

"Apa yang kamu lakukan disini?" Nick bertanya, sebelum menjalankan mobil.

"Aku datang untuk mencari teman. Tapi, sekarang aku ingin mencari makan, aku lapar." Dia mengubah topik pembicaraan sebelum temannya bertanya lebih banyak.

"Apa yang ingin kamu makan?" Tanya Nick.

"Aku ingin makan makanan Jepang," katanya, karena hariini dia tidak ingin makan makanan yang terlalu pedas.

"Nah, ayo makan di Paragon, sebaiknya aku menyipitkan mata ke gadis-gadis itu," kata Nick menoleh untuk menatap temannya.

"Hei, Itt. Apakah kamu bertengkar dengan seorang gadis lagi? Lehermu penuh bercak merah, ugh, pasti gadis itu dangat sadis," kata Nick bercanda, namun mengejutkan Itt. Dia langsung menggerakan lehernya.

"Ah....sangat sadis dan sangat Horny," jawabnya, Nick mengernyit sedikit sebelum "Begitu ya," kata Nick sebelum tertawa kecil. Dan Itt memilih untuk diam.

(Apakah aku harus mengirim pesan padanya untuk memberitahunya dulu? Lebih baik pergi, dia akan berada di suasana hati yang buruk, dia akan tidur denganku nanti.) Itt berfikir sebelum memutuskan untuk tidak memberitahu Day.

Love Syndrome : Day-Itt Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang