16. Priority

1K 158 20
                                    

Seharian Jennie terbaring diatas ranjang seorang diri. Padahal tadi Rosé bersikeras untuk izin sekolah dan menemaninya, namun Jennie menolak itu dengan tegas dengan alasan jika ujian nasional segera tiba.

Ibunya kesini tadi pagi. Namun sekarang sudah pulang dan dia sendirian lagi. Sekarang sudah menunjukkan pukul 3 sore, Jennie baru keliar dari kamar mandi dan mendapati seseorang membuka pintu kamarnya.

"Hey? Kenapa tidak tidur?" Roseanne berkacak pinggang setelah meletakkan kantung kresek diatas meja.

"Mules" balasnya singkat.

Rosé ikut duduk disamping istrinya "masih demam?" tanyanya mengecek suhu tubuh Jennie, sedangkan sang empunya menutupkan mata saat tangan itu tertempel didahi nya.

"Masih pusing? Lemah? Letih? Lesu? Loyo?"

"Lopyu"

Seketika tawa Jennie meledak saat melihat wajah aneh Roseanne "apa yang kau bawa?"

"Oh? Aku membelikanmu makanan. Aku takut kau belum makan," Rosé mengambil kresek dan membukanya.

Jennie memandangi wajah itu dari samping, kekesalannya sedikit berkurang sekarang. Entah karena sikapnya yang sudah berubah atau karena perasaannya sendiri?

Rosé menoleh karena merasa diperhatikan "apa?"

"Aku lapar. Kau lapar?"

Rosé mengangguk lalu berdiri "aku akan menyiapkan untukmu lalu pergi mandi."

"Tidak, pergilah mandi. Aku akan menunggumu."

"Tapi bukannya kau sudah lapar?"

"Ya, oleh karena itu cepatlah!"

Rosé mengangguk lalu pergi. Jennie kembali bersandar pada tumpukan bantal menunggu Rosé selesai mandi.

-

"Kenapa kau harus repot-repot menunggu jika bisa duluan?"

Jennie membuka mulutnya saat Rosé menyuapinya "nanti siapa yang menyuapiku."

Rosé mendelik namun kembali menyuapinya. Jennie kembali terkekeh geli "aku hanya ingin makan bersamamu, apa itu salah?"

Rosé menggeleng "aku rasa tidak, memang sudah seharusnya pasangan melakukan itu?" katanya sebelum memasukkan satu sendok nasi kedalam mulutnya.

"Jadi kau mau?"

Rosé mencabut sendok itu "mau? Apa?"

"Melakukan hal-hal yang biasanya banyak pasangan lakukan."

Alis Rosé terangkat sebelah "jalan-jalan?"

"Bercinta."

o0o

Aroma tanah tercium menusuk hidung kala buliran air terjatuh membasahi bumi. Suzy meletakkan tangannya diudara, hujan mulai turun.

Dia merogoh tas dan mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang. "Suzy? Masih disini?"

Suzy menoleh dan mengangguk "ya, aku tidak bisa pergi karena mulai hujan." balasnya pada sosok pria dihadapannya.

"Ingin pulang bersama?"

Suzy tersenyum tipis lalu menggeleng menolak permintaan pria itu secara halus. "Tidak usah, aku akan minta dijemput kekasihku saja."

Pria itu mengangguk saja namun dia masih berada disana "kau tidak pergi?" tanya Suzy.

"Oh? Hujan. Aku tidak bawa payung untuk pergi kearah mobil."

Can You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang