"Apa?! Gak! Gak ada! Gak bisa!"
Itu adalah ucapan pertama yang Younghoon lontarkan, usai mendengar bagaimana San mengatakan bahwa dia akan melakukan satu lawan satu, melawan Juyeon, di hadapan mereka. Seluruhnya.
Younghoon melihat ke arah Wooyoung yang memohon bantuan dari tatapannya, sebagai yang tertua tersisa, agar menahan mereka. Juga melihat ke arah Juyeon, yang rupanya hanya menghela napasnya, sembari membunyikan buku jemarinya.
Selagi yang lain, terkejut.
Benar-benar terkejut.
Rasa-rasanya San pergi penuh senyuman, Juyeon dengan kekehan jahilnya, dan Wooyoung terlihat baik-baik saja. Pergi, izin pamit untuk meminta kayu bakar juga bir dan es batu, lalu kembali dalam keadaan seperti ini.
Tetapi di sana, San sudah bulat. Mantap. San mengangguk pada seluruhnya, mengulang apa yang pernah dikatakannya. "Kalau ada masalah, selama di sini, selesaiin dengan yang bersangkutan aja. Posisinya, gue sama Juyeon mau sparing, dan bukan niat libatin kalian semua, tapi demi keamanan, kami bakal lakuinnya depan kalian semua."
"Ya tapi buat apa?!" Mingi menjadi panik, dalam posisinya yang baru saja selesai membakar ikan terakhir. "Ini gak bisa diomongin?!"
"Udah kami bicarain." San ikut bersiap di posisinya berdiri. "Ini cuma closure."
"Gak kayak gini!" Wooyoung berucap dalam takut. "Tolonglah... jangan kayak gini..."
Dengan pelan, Yeosang bertanya. "Ini tuh... ngerebutin Wooyoung?"
"Bukan." Juyeon berucap, diam sesaat, dan kemudian siap menebus dosanya, pada seluruhnya. "Oke, garis besar yang lo semua perlu tau; gue dulu pernah suka, sangat suka sama Wooyoung dan sekarang udah berubah, sejak kejadian Yeonjun. Gue rasa Wooyoung masih belum paham dan malah nyia-nyiain San, jadi biar gue bikin jelas di sini."
Segera Jongho mendekat, untuk berada di antara keduanya. "Kalau gitu, akhirnya udah selesai, 'kan? Cuma butuh pemahaman dari Kak Wooyoung?"
"Gue udah—"
Sambil berdecak, San membalas. "Lo semua mau kita berantem pakai fisik atau saling diam dan saling gak peduli? Cuma mau penyelesaian aja. Di sisi lain, Wooyoung memang salah, tapi Juyeon—"
"Harga Wooyoung cuma sebatas seks—"
Kalimat yang Juyeon lontarkan setelah memotong San, tak sempurna saat San hampir menghantamnya. Jikalau Jongho, Younghoon dan Mingi tak bergerak cepat untuk menghalangi keduanya.
"Hei! Hei!"
"Woy, santai, anjing!!"
Juyeon berdiri diam.
Selagi San menggebu, mendorong yang menahannya, untuk mundur.
Wooyoung bahkan langsung mendekat pada San, dan menatapnya dalam rasa takut dan cemas. "San! San, udah! Udah! Ini tuh gak perlu!"
"Lo itu—"
"Gue apa, sih?!" Wooyoung berteriak menyela San dengan kasar. Tangannya agak gemetar, tak ingin ini terjadi. "Ya memang gue yang anjing, 'kan? Gue yang murah! Gue yang kayak gini—gue bahkan ngewe sama Yeonjun di saat Juyeon khawatir sama gue, padahal dia lagi sibuk tampil waktu itu! Paham gak, sih?! Lo gak ada di posisi itu—jadi, yaudah! Gue terima kok?"
Juyeon memalingkan wajah, bukan dalam maksud ucapannya sekasar itu.
Di sana Younghoon menyadarinya. Karena itu Younghoon berucap. "Gak ada yang murah, gak ada yang berengsek, paham? Lo semua paham keadaan dan posisi masing-masing. Cukup dibicarain—"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
ФанфикTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023