Pt. 18

2.6K 330 23
                                    

Cast :
Lee Haechan
Jung Jeno

Genre : Historical, Drama

Rated : G

WARNING : JIKA TIDAK MENYUKAI CERITA INI DIMOHON UNTUK SEGERA KELUAR DARI SINI TANPA MENINGGALKAN KOMENTAR KEBENCIAN! TERIMA KASIH

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

Pagi ini setelah selesai membuatkan sarapan untuk suaminya, Selir Lee memilih menghabiskan waktu senggang nya dengan membaca beberapa buku didalam perpustakaan pribadi milik Raja.

Beruntungnya ia yang memiliki token giok yang baberapa waktu lalu diberikan oleh Raja membuatnya bisa bebas masuk kedalam perpustakaan pribadi Raja yang dijaga ketat oleh penjaga diluar pintu.

Ya, tidak ada yang bebas masuk kedalam sini kecuali jika sudah mendapatkan ijin dari Yang Mulia Raja. Di istana ini ada dua perpustakaan, yang satu adalah perpustakaan biasa yang bisa dimasuki oleh siapapun yang ingin mencari atau membaca buku. Dan yang satunya lagi adalah pribadi milik Raja.

Awalnya penjaga tidak mengijinkannya untuk masuk kedalam namun saat Selir Lee menunjukan token giok emas yang ia miliki dan sontak saja langsung membuat para penjaga itu menunduk minta maaf dan segera membuka pintu perpustakaan itu.

Dayang Kim yang selalu berada disebelah Selir Lee tentu sangat terkejut saat melihat token giok emas itu, dia bahkan berkali-kali bertanya pada tuannya apakah token itu asli.

Karna jujur saja yang ia ketahui jika token itu harusnya Raja berikan kepada Ratu-nya, tapi kali ini malah berada ditangan seorang selir. Bagaimana ia tidak terkejut.

"Selir Lee, apakah tidak bosan membaca buku terus?" Tanya Dayang Kim.

Sejujurnya Dayang Kim sudah bosan berada didalam perpustakaan ini, lagipula seumur hidupnya ini adalah kali pertama ia masuk ke dalam perpustakaan.

"Aku belum selesai membaca." Jawab Selir Lee dengan mata yang masih fokus dengan deretan tulisan kuno itu.

"Apakah Selir Lee berencana membaca semua buku disini?"

Mendengar celotehan Dayang Kim yang mengeluh akhirnya Selir Lee mengalihkan tatapannya pada gadis pendek itu.
"Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk tidak ikut? Kau sendiri yang memutuskan untuk mengikutiku kesini kan?"

"Itukan tugas hamba untuk selalu berada disisi anda. Bagaimana mungkin aku membiarkan Selir Lee sendirian." Jawab Dayang Kim dengan wajah cemberut.

Melihat itu membuat Haechan terkekeh lucu. Dayang Kim tidak salah juga karna memang sudah dari pagi sampai menjelang siang hari Haechan berdiam didalam sini dan fokus membaca beberapa buku.

Selir Lee yang paham akan kebosanan dayang kesayangannya itu akhirnya memilih untuk menutup buku yang ia baca lalu meminta Dayang Kim untuk mengembalikan buku-buku itu ditempatnya masing-masing.

"Yasudah ayo kita kembali." Ucap Selir Lee.

Dayang Kim yang memang sudah jengah dengan ruangan yang dipenuhi oleh tumpukan buku itu mengikuti langkah Selir Lee yang berjalan keluar dengan senang.

Seorang dayang lainnya yang juga memang bersama mereka sejak tadi juga ikut keluar.

Ya, semenjak Haechan diangkat sebagai selir, Yang Mulia Raja meminta dayang lainnya untuk selalu berada disisi Selir Lee.

"Lancang sekali kau?!!"

Betapa terkejutnya mereka bertiga saat mendengar suara melengking begitu mereka keluar dari dalam perpustakan. Langsung saja Selir Lee dan para dayang menoleh kearah sumber suara.

Dan melihat Ratu beserta rombongan yang berjalan kearah mereka dengan langkah yang sedikit cepat. Selir Lee dan dayang yang melihat kedatangan Yang Mulia Ratu segera membungkuk untuk memberi hormat.

"Hormat hamba Yang Mulia Ratu."

"Berani sekali kau keluar masuk seenaknya diperpustakaan pribadi Yang Mulia Raja!!" Ucapnya membara marah.

Selir Lee yang disemprot seperti itu membalasnya dengan suara yang lembut dan penuh kesabaran, "Maaf Yang Mulia, Selir ini sudah mendapatkan ijin dari Raja Jeno."

"Jangan mimpi kau! Perpustakaan ini tidak boleh dimasuki oleh siapapun kecuali Raja! Aku yang sebagai Ratu disini pun bahkan tidak mendapatkan ijin untuk memasukinya. Apalagi kau yang hanya seorang selir rendahan."

Lagi-lagi Selir Lee membalasnya dengan halus. "Kalau Yang Mulia Ratu tidak diijinkan masuk bukan berarti saya juga tidak diijinkan, kan?"

"Kurang ajar! Berani kau menjawabku?!!"

Plakk

"Yang Mulia!!"

"Selir Lee!!"

Semua dayang yang ada disana terkejut saat Ratu menampar wajah Selir Lee.

"Kau harusnya sadar jika posisimu dikerajaan ini hanya sebagai selir! Harusnya kau malu!!"

"Meskipun saya hanya selir, tapi kedudukan selir ini setara dengan Yang Mulia Ratu." Jawab Haechan.

Plakk

Lagi, sang Ratu kembali mendaratkan tangannya pada wajah Selir Lee. Para dayang yang menyaksikan itu hanya mampu menundukan kepala mereka dan tak berani melerai keduanya.

"Laki-laki menjijikan sepertimu sungguh tidak tahu malu!! Manusia menjijikan!"

"Yang Mulia Ratu, seharusnya Yang Mulia berbicara seperti ini pada Yang Mulia Raja. Raja Jeno yang meminta selir ini untuk tinggal di istana. Bahkan jika seandainya tidak ada peraturan kerajaan yang hanya boleh memiliki Ratu seorang wanita, saya sangat yakin Yang Mulia akan segera dikeluarkan oleh Raja Jeno dari istana ini."

"Berani-beraninya kau!!"

Yang Mulia Ratu sudah mengangkat tangannya untuk kembali menampar Selir Lee, namun kali ini Selir Lee lebih dulu menahan tangan wanita ular itu dan menepisnya.

"Maaf jika selir ini lancang Yang Mulia. Tapi Yang Mulia bisa bertahan diposisi saat ini karna saya yang mempertahankannya. Bahkan jika saya mau, saya bisa meminta Yang Mulia Raja untuk mencopot posisi itu saat ini juga. Bukankah Yang Mulia tahu, jika saat ini Raja Jeno sudah sepenuhnya jatuh ke tangan selir ini?"

Wajah sang Ratu langsung memerah menahan amarah mendengar ucapan penuh kepercayaan diri dari Selir Lee.

"Memang benar Yang Mulia adalah Ratu dikerajaan ini, tapi hanya selir ini lah yang benar-benar bisa memiliki Raja. Keberadaan Yang Mulia Ratu disini tidak lain hanya sebagai pengisi posisi yang kosong."

"Kau—"

"Dan satu hal lagi—" Selir Lee mengambil sesuatu yang tersimpan dibalik pakaiannya.

"I-itu—" Mata sang Ratu langsung membulat saat melihat benda yang dikeluarkan oleh Selir Lee.

Selir Lee menunjukan token giok emas yang diberikan oleh Raja padanya.
"Raja Jeno yang memberikan ini kepada saya, itu artinya selir ini bisa dengan bebas keluar masuk kesemua ruangan yang ada dikerajaan ini. Termasuk perpustakaan pribadi milik Yang Mulia Raja."

Dikerajaan ini memiliki token giok berwarna emas berarti memiliki seluruh kerajaan, posisinya tepat berada dibawah Raja. Perintahnya juga sama seperti perintah Raja, dan biasanya hanya diberikan oleh Raja kepada Ratu-nya.

"Ba-bagaimana bisa—"

"Kalau begitu saya ijin utuk kembali ke paviliun saya, Yang Mulia."

Selir Lee tersenyum dengan penuh kemenangan melihat wajah shock dari Ratu saat mengetahui dirinyalah yang memiliki token emas ini.

"Ah— Dan satu lagi Yang Mulia, saya tidak membalas perlakuan Yang Mulia tadi bukan karna saya takut, tapi bagaimanapun juga saya adalah seorang laki-laki, dan pantang bagi saya untuk memukul wanita. Permisi."

Selir Lee membungkuk sebelum pergi meninggalkan Ratu dan rombongannya, diikuti oleh dua dayang miliknya.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

Sang Musisi [NoHyuk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang