Perutnya mulai terasa mulas ringan, Jeongin memandang keluar. Hujan deras mengguyur kota hari ini sama seperti keadaannya sebelum waktu kembali berputar melawan arah. Kelahiran anaknya disambut dengan hujan deras. Namun sekarang terdapat perbedaan yang signifikan, tidak lagi ia butuh menunggu sampai perutnya terasa sangat mulas agar bisa segera melahirkan. Tidak perlu lagi ia harus menunggu taxi online hanya untuk sampai ke rumah sakit, Jeongin kini sudah duduk tenang di kasur rumah sakitnya dengan nyaman sejak kehamilannya masuk minggu ke 37, itupun karena Hyunjin yang sangat khawatir. Tidak lagi perlu ia membuat semua orang khawatir dengan keadaannya sekarang ada Hyunjin dan kedua orang tuanya yang akan menemaninya. Keadaan sudah berubah.
"Ternyata waktu benar-benar berbalik arah ya saat itu," ujarnya pelan sambil mengusap perutnya. "Ayah harap kita akan segera bertemu, sayangku. Kali ini ayah akan memelukmu sangat erat, akan membisikkan hal-hal indah agar bisa melengkapi kehilanganmu dulu saat Ayah malah menyerah atas hidup. Ayah yakin sekali kamu akan menjadi anak yang paling tampan."
Kali ini kehamilannya tidak lagi ditemani oleh suster-suster panti dan anak panti yang menyayanginya. Mereka sudah datang kemarin memberi semangat sekaligus mendoakan. Jeongin jadi teringat masa itu, anak-anak itu sering sekali menenangkannya dan mendoakannya. Tapi kini sudah berbeda, ia akan bisa kembali menemui mereka dengan sosok yang lebih sehat bersama dengan anaknya. Orang yang sempat ia lihat di tengah kesakitannyalah yang saat ini menemaninya. Ibu, Ayah dan Hyunjin.
Kehamilannya aman. Penyakit-penyakit sudah dia obati sebelum masuk ke masa menegangkan ini. Jeongin sudah dipastikan sangat sehat dan siap hari ini. Kekhawatiran masih sekali dua kali memakannya mengingatkan atas hari dimana ia kehilangan nyawanya sendiri.
Jeongin melihat kesekelilingnya, ruangan yang nyaman dan aman. Selimut yang dipasang Hyunjin dengan penuh kasih sayang masih melingkari pundaknya. Laki-laki itu bekerja mati-matian demi kenyamanan Jeongin.
Bayinya bergerak pelan, menandakan bahwa suasana hati sosok yang mengandungnya bahagia membuatnya bahagia pula. Anak yang sangat perhatian.
"Maafkan Ayah ya, sayang, dulu tidak sempat membesarkanmu. Tidak sempat menyayangimu sepenuh hati ayah dan hanya meninggalkan sakit hati saja. Sekarang kita akan bersama, Ayah akan menemani setiap langkahmu hingga kamu memilih jalanmu sendiri. Sekali lagi maafkan ayah."
Jeongin memang tidak pernah tau bagaimana anaknya tumbuh tapi dia masih ingat semua yang ia hadapi sebelum mati saat melahirkan. Ingatan masa lalunya masihlah utuh semua, penolakan-penolakan menyakitkan saat kehidupan pertamanya, bagaimana kerasnya hidup yang ia jalani, kondisi anaknya yang tidak baik karena dia kekurangan uang, Jeongin masih mengingat semua kesakitan itu selama ini. Dan kali ini dia akan membalasnya, dia tidak akan lagi kehilangan kekuatannya, Jeongin tidak akan lagi kehilangan moment untuk mencintai anaknya sepenuh hati.
Jujur, Jeongin sempat berharap semua itu akan menjadi ingatan samar dalam hidupnya.
Jeonginpun tidak bodoh, ia tau bahwa Hyunjin dan kedua orangtuanya pasti mengalami hal yang sama dengannya. Kembali ke masa lalu. Semua terlihat saat pagi ia terbangun di panti asuhan dan tamu pertamanya adalah Hyunjin dan kedua orang tuanya. Tidak bodoh bahwasanya penolakan keras itu bisa berubah hanya dalam waktu semalam. Rasa sakitnya masihlah membekas hingga saat ini, kata-kata tajam dan penolakan itu telah memporakporandakan kewarasannya. Hingga ia sempat menolak. Namun apa yang akan dia dapat dari penolakan itu, hidupnya juga tidak aman untuk anaknya. Maka ia membelot dari hatinya yang sudah tinggal serpihan itu untuk menerima uluran tangan Hyunjin.
Ia tidak rugi.
Jeongin mengusap kepala Hyunjin yang tertidur disebelahnya saat ini. Laki-laki itu tampak tenang dalam tidurnya. Hidup bahagia pasti sudah dia gapai dalam kehidupan kali ini. Hyunjin tetaplah Berjaya dan dia kembali merasa mendapatkan Jeongin dalam pelukannya. Cahaya yang dulu tidak ingin Jeongin usik dengan keberadaannya ternyata malah membuat tidur laki-laki itu jauh lebih tenang. Dimainkan rambut Hyunjin penuh kelembutan, ia tatap lagi sosok laki-laki yang membuatnya sengsara selama ini. Apakah dengan ini dosanya bisa mendapatkan pengampunan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Dalam Ingatanku Yang Samar [Hyunjeong]
Hayran Kurgu[CW : M-PREG, TIME REWIND] Jika kamu diberikan kesempatan untuk kembali mengulang waktu, adakah moment dalam hidup yang ingin kamu ulang? Apakah itu moment yang menyenangkan atau moment yang menyedihkan? Apakah kamu ingin merasakan kebahagian itu la...