Mendapat pesan itu, El langsung mencoba mempertanyakan langsung ke Reva untuk menginformasikan apa benar papanya mengizinkan ia dan Reva melanjutkan hubungan ini.
Esok harinya setelah sampai di sekolah, El berbincang berdua untuk membahas perihal semalam.
"Sayang, beneran papa ngasih izin?" El menatap Reva dengan berkaca-kaca.
"Iya sayang, katanya iya," ujarnya sambil tersenyum.
El langsung saja memeluk Reva dengan tangis haru, ia memeluk Reva erat sambil mengucapkan syukur meski ia merasa bingung apa yang pernah dia lakukan, kebaikan apa yang pernah dia perbuat hingga restu itu diberikan padanya.
Reva hanya terkekeh ringan sambil menepuk-nepuk punggung El sambil sesekali meledek El.
Keduanya kini mulai lebih santai dari sebelumnya dalam menjalani hubungan, sekalipun terkadang bunda selalu mengambil tindakan sendiri untuk memarahi maupun melukai fisik Reva.
Reva selalu meyakinkan El bahwa dia akan baik-baik saja, El pun menguatkan kekasihnya itu dan mencoba membawa Reva berlibur atau sekedar jalan-jalan untuk menenangkan hati dan pikirannya.
Hingga mereka kini lulus dan masuk ke universitas yang sama, mereka mengambil kejuruan yang sama karena tujuannya yang sedikit berbeda namun ada kesamaan.
Tahun berganti tahun hingga keduanya telah menginjak semester 5. Semua berjalan cukup lancar dengan sedikit di bumbui pertikaian kecil di antara mereka.
Hingga datang lah masalah yang cukup menyebalkan dan menguras kesabaran El, dimana mantan Reva kembali hadir mencoba merebut Reva darinya.
"Apa bagusnya sih dia, masih bagusan gua," ujar mantan kimaknya itu. (Maaf beneran emosi)
"Anjing kali kau, bagusan dia. Baik iya, royal iya, ganteng iya, apapun dia kasih buat ku, waktu gua ga kekurangan, perhatian ku dapat. Kau? Apaan? Bisanya nyakitin aja, kau cuma bikin gua felling lonely aja. Jangan banyak cakap la kau," teriak Reva marah.
"Kau kalo ga mau balik sama ku, ku laporin kau ke dosen ke kampus kau biar mampus kau berdua," ancamnya.
"Anjing kali kau ni Lex!, ga ada laki-lakinya kelakuan kau kurasa!"
Dengan terpaksa Reva mencoba merayu Alex agar melunak dan tidak berbuat yang macam-macam. El mengetahui ini semua langsung dari Reva, ia mencoba tenang sekalipun emosinya sudah di ujung kepalanya.
Setiap harinya waktu mereka selalu di ganggu bajingan satu itu, hingga kesabaran El menipis lebih tipis daripada tisu.
"Cukup, udah cukup kamu ladenin dia. Biar aja dia, ga jelas pun anaknya. Di buatnya kamu stres, ga ada bagus-bagusnya dia. Buang waktu aja, bikin aku emosi aja tiap hari," ujar El yang sangat kesal.
"Iya sayang, maaf," ujar Reva.
Setelah itu, Reva sama sekali tidak merespon ajakan mantannya namun semakin hari semakin kaya tai kelakuannya. Hingga membuat drama seakan dia akan mati, padahal selama dia tidak bisa di hubungi. Dia sedang bersama adik juga pasangan masing-masing.
Hingga dimana Reva benar-benar muak dan tidak merespon dia sama sekali, dan mengabaikan segala apapun tentangnya.
Minggu-minggu pun berlalu, hingga suatu hari ketika Reva dan El sedang berjalan bersama sambil berbincang.
Datang Alex langsung menonjok wajah El sambil berteriak.
"ANJING LU, LU REBUT PACAR GUA. DASAR LU LESBI ANJING," teriaknya.
Orang di sekitar pun mulai berbisik-bisik. Membicarakan mereka yang sedang jadi pusat perhatian.
"Pppfffttttt, BUAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA. rebut? Ga ngaca? Bukannya lu yang bikin dia ke RS ya? Bukannya lu yang nyelingkuhin dia cek in sama cewe waktu dia sakit? Bukannya lu yang suka ngehina dia juga? Bukannya lu juga yang bikin kalian putus? Pacar lu? Ga malu? Sejak kemarin dia baikin lu cuma sekedar nyenengin mata lu, padahal. Sejak awal dia bukan milik lu, dia hanya milik gua. Hanya milik MIKAELA JOE ZHIPORA. lesbi? Iya, kenapa rupanya? Lu kira gua takut? Lu liat muka Reva takut? Atau muka gua takut? Hahahaha ga bro, kepedean hidup lu. Lagian siapa yang berani buli anak pemilik kampus juga calon menantunya?" Ujar El sambil memandang Alex rendah.
Semua orang terkejut segera berbisik-bisik kembali, setelah mengetahui kenyataan dia adalah anak pemilik kampus ini.
"Ada yang berani bully, ngomongin, atau ngehina gua sama pacar gua? Dan dosen maupun yayasan yang lagi Hadir, berani do saya dengan pacar saya? Memang di sini tidak ada 'aturan tidak tertulis' mengenai hubungan seperti saya. Tidak seperti SMA saya sebelumnya. Tapi ingat, siapapun yang mengganggu pacar saya. Siap-siap angkat kaki dari pekerjaan dan hapus cita-cita jadi sarjana dari sini," ujar El tegas.
Mereka pun diam seribu bahasa, dan memilih pergi menghindari bencana yang merusak masa depannya.
Alex hanya mengepalkan tangannya sambil menatap nyalang, El yang muak dan emosi pun semakin tersulut mengingat dia adalah orang yang membuat sakit berkepanjangan pada Reva.
El menghampiri Alex lalu menghajarnya dan menginjak kencang perut Alex hingga Alex merangkak sambil memohon ampun.
Reva beberapa kali gagal menarik dan menenangkan El hingga akhirnya ia menangis ketakutan akan tindakan El.
El kemudian berhenti dan mulai memeluk Reva yang gemetaran, sambil menenangkan Reva.
Hari pun berakhir dengan Alex yang terkapar dan dilarikan ke rumah sakit.
Orang tua Alex mencoba melaporkan El ke polisi namun karena adanya rekaman cctv yang menunjukan Alex yang mulai menyerang juga menyerang El. El dapat membela dirinya dengan tindakan 'membela diri' dari tindakan Alex sebelumnya.
Setelah semuanya berakhir, ayah El tidak terima akan perilaku Alex pun memecat kedua orang tua Alex dari anak perusahaannya dan mem-blacklist ketiganya dari seluruh anak perusahannya.
___________________________________________
Thanks for readingMau ingetin aja, di sini lebih banyak Fiksi belaka tapi ada sedikit pengalaman pribadi, makasih.