11. Bingung.

260 16 3
                                    

•••

Dari sekian banyaknya hal yang James benci di dunia ini, menjemput Eden sepulang sekolah adalah salah satunya.

Kayak, kenapa pak supir yang dipekerjakan malah jadi supir pribadinya Jaka? Kenapa pak supir gak jemput Eden sebahis mengantar Jaka saja? Atau kenapa gak nambah supir lagi sekalian?

James sudah tanya seperti itu pada Rosa, tapi Rosa mengatakam kalau mencari supir seperti supir yang sudah bekerja bersama mereka bertahun-tahun itu susah. Rosa habbit, gak mudah percaya sama orang.

Akhirnya deh, James terpaksa berkendara dari kampus ke sekolah Eden untuk menjemput adik kecilnya tersebut. Tapi kalau di pikir-pikir, kan dirumah ada Jeno...

"Anjir. Kena tipu gue." James menyerapah. Menyadari kalau sekarang bukan hanya ada Jake dan dirinya dirumah, sudah ada Jeno.

Tapi tidak apa-apalah, James akan menjemput Eden kali ini kemudian dia akan membawa Eden ke kampus sebab  James masih memiliki satu mata kuliah lagi.

Terserah Rosa mau bilang apa, kalau Rosa protes paling James cuma bilang... Makanya jangan nyuruh aku jemput Eden. Anak durhaka.

Setelah hampir setengah jam menunggu, akhirnya bel sekolah berbunyi. James berdiri dari posisinya yang bersandar di depan mobil, bersiap menunggu gelombang anak-anak TK yang keluar dari gerbang dan mencari keberadaan Eden diantara mereka.

Beberapa menit setelahnya, gerbang terbuka dan anak-anak tersebut mulai berhamburan keluar. Para orang tua dan kerabat yang juga menunggu anak mereka--seperti James--sudah bersiap, bahkan ada yang sudah bertemu dan kembali ke rumah.

Sementara James, masih mencari keberadaan Eden.

"Nih bocah kemana sih? Biasanya kata Mami, dia yang paling gercep keluarnya."

James tidak sabar sebab ia sedang terburu-buru, kelasnya akan dimulai satu jam lagi dan Eden belum juga keluar. Akhirnya dia melangkah, memutuskan untuk menghampiri Eden ke kelas, namun baru saja ia mengambil 3 langkah terlihat Eden keluar dengan 2 bocah laki-laki di masing-masing sebelah kiri dan kanannya sementara ada satu bocah laki-laki lagi yang berdiri di belakangnya.

James melongo sebentar, kok dia merasa seperti Eden hendak dicuri darinya, yah?

Itu cuma pandangan James saja, yang sebagai kakak laki-laki yang langsung menghidupkan alarm bahaya di atas kepala ketika melihat adik perempuannya dikelilingi oleh laki-laki ralat bocah laki-laki, padahal anak-anak itu hanya berjalan bersama.

"Kakak!" Eden berseru bahagia melihat James, dia berlari kecil menuju kakak ketiganya.

Sementara ketiga bocah laki-laki tadi ikut berlari bersama Eden, memastikan Eden sampai dengan selamat kepada James.

"Kakak nunggu Eden yah?"

"Iya." James menjawab Eden namun matanya menyipit tajam pada tiga bocah laki-laki yang ada di belakang Eden.

Eden yang mengikuti arah pandang sang kakakpun langsung mengeluarkan kalimat. "Kakak, ini teman-teman Eden. Mereka-"

"Udah, gue lagi buru-buru." James langsung menggendong Eden. "Heh, bocil." James menatap ketiganya dengan galak, membuat dua diantaranya menciut sementara satu dari mereka menatap langsung ke mata James.

"Nama lo semua siapa?"

"A-aku Ryan kak." bocah dengan wajah paling lucu yang pertama menjawab, dengan nada suara yang segan bin gemetar.

"Aku Isa." jawab yang kedua tanpa melihat kearah James, menunduk.

James mengangguk mendengarnya, ia kemudian melihat ke arah bocah yang terakhir yang tak kunjung menjawab.

Diary Keluarga BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang