J-Dua

81K 5.4K 261
                                    

Happy reading dan tandai typo kalau ada

=====

Leya sudah terbangun, kali tempatnya bangun tempat asing lagi. Gadis itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, kenapa ia tertidur ditempat yang berbeda terus? Tiba-tiba matanya melotot, tanpa sadar tangan Leya menyentuh lehernya sendiri. Ia menghela nafas lega, setidaknya untuk sekarang kepalanya tidak lepas.

"Apa kau menginginkan saya melepaskan kepala bodoh itu?" Leya terperanjat kaget, ia tidak tahu kalau ada Jeff di dalam ruangan tersebut.

Bruk!

Leya langsung bersimpuh dibawah kaki Jeff, tidak apa-apa ia melakukan hal seperti itu. Asalkan nyawa Leya tidak melayang, setidaknya ia tidak membuat si second lead gila menebas lehernya. Leya masih ingin hidup lebih lama, gadis itu belum keliling dunia dan bertemu Anaconda di sungai Amazon. Nanti kalau ia bertemu Anaconda, Leya akan melempar Jeff kedalam mulut ular besar itu.

"Ampuni saya yang sedikit tidak mempunyai otak ini, wahai tuan Jeffran yang sangat budiman. Saya tadi tersesat dan tidak sengaja sampai ke tempat itu, tetapi saya tidak mendengar apa-apa kok. Suer deh!" Leya mengangkat dua jarinya, gadis itu mendongak dan menatap Jeff dengan mata bulatnya—berharap Jeff memberinya belas kasihan.

"Arghhh!"

Leya memejamkan matanya, gadis itu merasakan tarikan yang kuat pada rambutnya. Siapa lagi yang bisa melakukan hal seperti itu? Tentu saja si gila Jeff, Leya menahan ringisannya dan mencoba terlihat tidak kesakitan atau Jeff akan semakin gencar untuk membuat gadis itu semakin sakit.

Memang Jeff menyukai jeritan dari para korbannya, apalagi kalau si korban terlihat kesakitan. Dimana hal itu semakin membangkitkan sisi iblis dari cowok itu, sebisa mungkin Leya terlihat biasa saja. Meskipun ia merasakan beberapa helai rambutnya yang terputus.

"Apa kau tidak kesakitan, gadis bodoh?" Tanya Jeff yang sedikit kesal melihat sosok Leya yang tidak merintih kesakitan.

Padahal cowok itu ingin mendengar jeritan atau pun tangisan dari Leya, pasti sangat merdu. Namun gairahnya sudah hilang, karena Leya tidak menunjukkan kedua hal tersebut. Jeff melepaskan cengkeramannya, ia menyentuh dagu Leya dan memaksa gadis itu untuk menatap manik dinginnya.

"Saya tidak akan membunuhmu," kalimat itu membuat Leya sedikit menghembuskan nafas lega.

"Dengan syarat, kamu harus menjadi kekasih pura-pura saya!" Mata Leya melotot sempurna, gadis itu tidak salah dengar 'kan?

'Mendingan gue pacaran sama ayam, daripada sama iblis gila!' Pekik Leya didalam hati.

Demi apapun, kalimat yang dilontarkan Jeff membuat seluruh tubuh Leya merinding. Gadis itu tidak mau masuk ke kubangan iblis yang sangat kejam, namun ia juga tidak mau mati lagi. Leya belum foya-foya, belum pacaran, belum bertemu panda langsung, belum nikah dan belum anu. Masih banyak yang ingin Leya rasakan di dunia keduanya.

"Haha, lucu juga bercandanya," Leya tertawa garing, berharap Jeff menarik kembali kata-katanya tadi

"Akhh!" Leya langsung serangan jantung, karena Jeff tiba-tiba mencekiknya sangat kuat. Sungguh menyakitkan, gadis itu menatap wajah Jeff yang tengah menyeringai.

"Menjadi kekasih pura-pura atau mati!"

Rasanya Leya ingin menangis, namun ia tidak mau terlihat lemah dihadapan iblis itu. Yang ada nanti Leya langsung mati, karena memancing Jeff dengan tangisan.

Jeff || The Devil Second Lead (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang