"Tuan Agung sedang tak bisa ditemui."
Lucu.
Bagi Hongjoong itu sangat lucu.
Bertemu dengan sang kakek, kakek kandungnya sendiri, di pulau yang sama, akan sesulit ini? Hongjoong benar-benar tak habis pikir ketika mendengarnya. Tetapi Hongjoong tak akan melepas keterlambatannya di sini. Sehingga Hongjoong segera meminta Shownu untuk membuang sambungan darinya pada Woobin.
Satu yang Hongjoong tahu; Woobin nyatanya tengah sesibuk itu, sampai ketika berada di sini, fokusnya bukan tentang pesan yang ditinggalkannya.
Walau begitu, Hongjoong ingin sekali kejelasan tentang ini. Karena... bisa-bisanya...?
Shownu memang melakukannya, di ruangan yang sama ketika dirinya bisa bicara dengan Nagyung dan Ibunya sendiri, beberapa hari lalu.
Setelah Hongjoong menelaah, rupanya, telepon itu terhubung pada satu penghubung lainnya, yang akan menghubungkan ke pihak lain—sudah menjadi pihak ketiga—sebelum bisa sampai pada sambungan di luar.
Seketat itu.
Sayangnya, tak bisa didapatkan.
Shownu menaruh telepon kembali, tersenyum pada Hongjoong dan menjawab dengan sopan padanya. "Sedang tidak bisa dihubungi."
"Anjing..." Hongjoong mengumpat, sebelum menaruh satu benda yang telah didapatkannya dari jaket tersebut, yang seharusnya Hongjoong dapatkan sejak seminggu lalu. Hongjoong menaruhnya di atas meja, sebelum mengedik padanya. "Now, lend me a fucking laptop to read this shit out."
"Sayangnya, saya tidak bisa—"
"That's why!" Hongjoong mengerang kesal, meraih flashdisk, benda tersebut kembali, dan memasukkannya ke dalam saku celananya. "Itu mengapa saya ini butuh Kakek, butuh Paman, untuk—tsk. Sampai kapan kalian mau menyabotase tempat ini dari dunia luar?"
Dengan tenang, Shownu menjawab. "Kami bekerja untuk menjaga keselamatan keluarga Prananto dan orang-orang yang diminta juga oleh pihak berkaitan."
"Tapi saya harus tau keadaan di luar sana..." Hongjoong menahan erangannya untuk kali ini, tetapi membuatnya mengacak rambutnya kesal. "Satu minggu. Yang terlewat? Entah. Persetan kalian bilang Ayah atau Paman yang membereskan di sana, tapi faktanya, yang harus membayar di depan lingkaran dalam itu bukan mereka. But me!"
"Saya paham dengan itu—"
Hongjoong tak mau mendengar—tiba-tiba seperti tenggelam lagi, sesak, dan tak bisa bernapas. Tapi dipaksa untuk baik-baik saja di tempat ini. Sehingga Hongjoong saat itu memilih, untuk meninggalkan Shownu, keluar dari tempat tersebut, pun keluar dari bangunannya.
Setiap kali, setiap kali Hongjoong tengah merasa tenang, dirinya diingatkan kembali oleh semesta bahwa realita hidupnya tak semenyenangkan itu. Terpikirkan kembali akan keadaan di ibukota, namun ternyata, berhubungan dengan keluarganya sendiri pun tak semudah itu.
Ini sangat memuakkan baginya.
Karena itu, Hongjoong berusaha mengatur emosinya, dengan menarik napas seiringan dengan langkahnya yang semula sangat marah dan tergesa mulai melambat.
Hongjoong melihat ternyata seluruhnya tengah berkumpul di common area.
Ketika Hongjoong bergabung, yang bereaksi sangat ketara adalah Seonghwa. Selagi San dan Wooyoung yang sebelumnya berada di tempat yang sama, hanya melirik dalam diam, sebelum kembali mengobrol dengan yang lain.
Hongjoong berhenti di muka, Seonghwa segera menghampiri dengan khawatir.
Karenanya, Hongjoong hanya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
FanficTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023