Octagon 3 - 134 : Pendatang Baru

253 30 27
                                    

Bukan maksud dari Hongjoong.

Namun ketika dirinya sampai, bersama Seonghwa dan Juyeon, untuk menemui pihak-pihak yang baru tiba, berada di halaman bangunan utama, ia langsung menghindar. Hongjoong menghindar seketika saat Nagyung pertama kali melihatnya, dan berlari, untuk memeluknya.

Caranya menghindar Hongjoong lakukan selembut mungkin; tak ingin menyakitinya.

Hanya saja Hongjoong tak bisa memeluk Nagyung—sialan, Seonghwa membuat penisnya keras, dan walau sekarang sudah agak turun, tapi belum sepenuhnya. Bisa-bisa Nagyung trauma jika harus mendapatinya seperti ini.

Walau jelas, hal itu membuat yang lain bingung, pun Nagyung terluka sendiri.

Karena itu Hongjoong berdeham, menghadap Nagyung, untuk memberikannya senyuman lembut. "Bentar, Kak Rastaf ke Ayah dan Ibu dulu."

"Tapi..."

Seonghwa sadar, maka dari itu, ia mengedik pada Jongho untuk mendekat padanya.

Tetapi Jongho sebelumnya tahu, Nagyung masih belum terbiasa. Jadi Jongho juga ragu untuk mendekat.

Saat itu Hongjoong mengusap kepala Nagyung, sekilas, dan beralih pada kedua orang tuanya, yang tengah mengobrol dengan sang kakek, juga kedua orang tua Yunho. Hongjoong menarik napas, mencoba terbiasa, untuk setidaknya menyapa. "Yah, Bu..."

"Kamu ke sana dulu, dengan Cecilia." Jihyun meminta Hongjoong mundur, sambil memberikannya senyuman lembut. "Dan ajak juga Junhong."

Hongjoong melirik pada Junhong, yang tampaknya tertekan akan sesuatu, walau ia menyembunyikannya dengan kekehan saat menyapa. Ah, benar. Dari yang Hongjoong tebak, sepertinya Junhong telah diberitahu urusan mengenai keluarga mereka. Lagian, bagaimana pun juga, Junhong harus tahu, bukan?

Maka dari itu, Junhong sendiri memasukkan kedua tangannya di dalam saku, pamit kepada kedua orang tuanya dan kedua orang tua Hongjoong yang mempersilahkan, lalu mendekat pada Mingi terlebih dahulu.

Seluruhnya bingung, memperhatikan.

Selagi sang kakek tiba-tiba mengajak kedua pasang orang tua itu untuk ikut terlebih dahulu dengannya, menuju bagian dalam—mungkin untuk bicara lebih lanjut.

Saat itu, perhatian yang lain memang tertuju pada Junhong dan Mingi. 

Di sana, Junhong tiba-tiba mengulurkan tangannya pada Mingi, lalu tersenyum lurus, untuk mengatakan, "selamat, buat adik lo. Tanggal 10 kemarin, dia lawan gue lagi, dan timnya menang juara satu, buat season ini."

Mingi terkejut; antara senang dan sedih. Senang karena Keeho, adiknya, bisa menang. Juga sedih karena dua kali pertandingannya pun, Mingi tak bisa datang.

"The real MVP, beneran ngegendong timnya buat menang." Junhong melanjutkan, saat Mingi perlahan mulai membalas jabatannya. "Well, tim gue pengen rekrut dia, tapi kayaknya, adik lo bukan tipe penghianat, ya, walau dibayar mahal sekalipun?"

Dengan itu, Mingi tersenyum dan menjawabnya dengan percaya diri. "Adik gue orang paling setia. Walau tingkahnya agak absurd."

"Setuju." Junhong menjawab, lalu melihat ke arah seluruhnya. "Gue harap kedatangan gue gak ganggu apapun, ya, di sini? Kalau boleh jujur, gue juga gak mau, tapi ya, hh, anak tertua. Katanya nanti wajib nerusin bisnis, jadi, mau gimana lagi?"

Tebakan Hongjoong benar.

Junhong telah diberitahu, yang mana artinya, tentang Antara? Bisa-bisa ada pertemuan Antara lagi, yang terjadi saat mereka di sini.

Ada obrolan dari beberapa, yang tentu menerima kedatangan Junhong, juga Nagyung, toh, liburan ini bukan pilihan pribadi mereka. Jadi, tak ada hak untuk menolak sama sekali.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang